Di tepian sungai Surabaya, beredar cerita menakutkan tentang makhluk mengerikan yang kerap muncul saat malam tiba. Warga setempat mengenal sosok ini sebagai Welthok, dan mereka menganggap ceritanya lebih dari sekadar dongeng pengantar tidur. Mereka percaya Welthok adalah sosok hantu dengan ciri-ciri kepala yang tak bertempurung dan bara api yang menyala di atasnya. Meskipun kelihatannya mustahil, masyarakat setempat mengakar dan mewariskan kisah ini dari generasi ke generasi.
Asal Usul Legenda Welthok
Menurut legenda, Welthok bukanlah makhluk yang lahir dari kehampaan. Banyak yang percaya ia dulunya adalah seorang pria yang tewas mengenaskan di tepi sungai akibat kecelakaan misterius. Pria tersebut, yang identitasnya tidak pernah terungkap, dilaporkan sedang menangkap udang saat benda keras menghantam kepalanya, menghancurkan tempurungnya hingga fatal. Tragisnya, tidak ada yang datang untuk menolongnya, sehingga ia meninggal dalam kesunyian di bawah sinar bulan yang redup.
Namun, di sinilah kisah semakin menyeramkan. Setelah kematian itu, arwah pria tersebut tidak menemukan kedamaian. Dipenuhi rasa dendam dan sakit yang mendalam, tubuhnya mulai berubah menjadi makhluk menyeramkan. Kepala yang terbuka memperlihatkan bara api yang menyala di atasnya, sebuah pertanda kemarahan dan kesakitan yang tak pernah padam. Hal inilah yang kemudian membuat warga mulai menyebutnya sebagai Welthok.
Kebiasaan Misterius Welthok
Yang membuat Welthok semakin menakutkan bukan hanya penampilannya, tetapi juga kebiasaannya yang aneh. Dikatakan bahwa ia sering muncul saat malam hari, terutama ketika bulan tertutup awan, menciptakan suasana yang gelap dan mencekam. Welthok berkeliaran di sepanjang tepi sungai, seakan mencari sesuatu. Dalam hal ini, yang ia cari bukanlah mangsa manusia, melainkan udang-udang kecil.
Setiap kali ia menemukan udang, Welthok membakarnya di atas bara api yang menyala di kepalanya sebelum melahapnya dengan rakus. Suara mendesis saat udang terbakar menambah suasana seram, dan beberapa orang mengaku mendengar suara ini menyerupai bisikan. Transisi dari suasana tenang di tepi sungai ke munculnya suara mendesis yang samar menciptakan ketegangan yang menghantui mereka yang berada di sekitar lokasi.
Teror yang Diciptakan Welthok
Bukan tanpa alasan masyarakat begitu waspada terhadap kisah ini. Legenda tentang Welthok diperkuat dengan sejumlah peristiwa nyata yang dialami oleh warga sekitar. Kejadian-kejadian ini, meskipun tidak selalu fatal, berhasil menciptakan rasa takut di benak masyarakat. Beberapa orang mengaku mendengar suara-suara misterius yang memanggil nama mereka, seakan mengundang mereka untuk mendekati sungai.
Dalam salah satu cerita yang paling terkenal, seorang pemuda bernama Anton berani menantang kepercayaan lama ini. Anton merasa penasaran dan berusaha membuktikan bahwa cerita Welthok hanyalah takhayul. Suatu malam, ia pergi ke sungai untuk menangkap udang, berharap dapat meruntuhkan mitos tersebut. Namun, saat ia sibuk mencari udang, terdengar suara berbisik dari balik kabut. Anton tetap melanjutkan kegiatannya, sampai ia melihat sosok gelap dengan bara api menyala mendekat perlahan. Ketika penduduk menemukannya keesokan hari, Anton hanya bisa terdiam dengan tatapan kosong dan tubuh yang gemetar ketakutan. Sejak peristiwa itu, ia tidak pernah lagi menyebutkan tentang malam yang mengubah hidupnya.
Antara Mitos dan Realita
Di satu sisi, kisah Welthok mungkin terdengar seperti cerita rakyat yang tidak berdasar. Namun, di sisi lain, banyak warga yang meyakini kebenaran legenda ini. Orang tua sering kali memperingatkan anak-anak mereka untuk menjauh dari sungai di malam hari. Terutama jika mereka mendengar suara aneh atau melihat cahaya kecil yang seolah-olah melayang di permukaan air. Bagi sebagian orang, kehadiran Welthok dianggap sebagai peringatan untuk menghormati alam dan menjaga keserakahan agar tidak merusak keharmonisan.
Bagi mereka yang pernah menyaksikan fenomena aneh ini, tidak ada keraguan bahwa Welthok adalah kenyataan. Salah seorang saksi mata bahkan menggambarkan bagaimana ia melihat sosok tersebut muncul dalam keheningan malam, bergerak perlahan seolah mencari sesuatu. “Bara apinya memang tidak terang, tetapi cukup membuat bulu kuduk meremang saat melihatnya,” ujar saksi itu.
Akhir Kata
Legenda Welthok terus hidup di tengah masyarakat Surabaya. Sosok ini tidak hanya menjadi dongeng yang menghibur, melainkan juga pengingat akan bahaya yang tersembunyi di dalam kegelapan. Bagi warga setempat, Welthok bukanlah sekadar mitos, tetapi wujud nyata dari arwah yang tak tenang, mengintai di tepi sungai, mencari mangsa untuk melampiaskan dendamnya.
Jadi, jika suatu hari Anda berada di tepi sungai Surabaya dan mendengar bisikan halus atau melihat bara api kecil yang bergerak di antara kabut, mungkin itu adalah tanda bahwa Welthok sedang mencari udang—atau, lebih buruk lagi, mencari Anda.
Tinggalkan Balasan