Misteri Nusantara- Suatu malam yang gelap, Ardi, seorang pemuda yang baru saja pulang dari kerja lembur, mengemudi melewati jalan raya yang sepi. Hujan turun dengan deras, membuat visibilitas sangat buruk. Tiba-tiba, Ardi melihat sebuah ambulance berhenti di pinggir jalan. Penasaran, ia mendekat. Ambulance itu tampak usang, dengan lampu darurat yang masih menyala. Tidak ada tanda-tanda kecelakaan atau orang yang membutuhkan bantuan, namun sesuatu yang ganjil mengusik perasaannya.
Dari dalam ambulance, seorang wanita cantik dengan wajah pucat keluar dan berjalan menghampiri Ardi. “Tolong saya, ada yang terluka di dalam,” katanya dengan suara lembut. Wanita itu tampak sangat terdesak, dan tanpa berpikir panjang, Ardi memutuskan untuk membantu.
Kehadiran yang Mencekam
Begitu Ardi masuk ke dalam ambulance, ia merasa ada yang aneh. Ambulance itu terasa sangat dingin, meskipun cuaca di luar sangat lembab. Di dalam, hanya ada satu orang—wanita yang baru saja ia temui—yang duduk di kursi depan, memegang sebuah tas medis.
“Di mana pasiennya?” tanya Ardi, berusaha mencari penjelasan.
Wanita itu hanya tersenyum samar, lalu menjawab, “Pasiennya ada di belakang. Dia terluka parah, kami harus segera membawanya ke rumah sakit.”
Namun, ketika Ardi berbalik untuk melihat, ia tidak menemukan siapa pun di kursi belakang. Hanya ada ruang kosong yang luas. Kebingungan mulai merasuki pikirannya. “Kamu pasti salah lihat,” ujar Ardi dengan cemas.
Wanita itu tidak menjawab, hanya terus menatapnya dengan pandangan kosong yang membuat Ardi merasa tidak nyaman.
Suara-suara Misterius
Ambulance mulai bergerak, dan Ardi merasa semakin terperangkap. Di luar jendela, hanya kegelapan yang terlihat, seolah-olah mereka melaju di tengah ruang hampa. Suasana di dalam ambulance semakin sunyi, kecuali suara mesin yang berderu dan detakan detak jantung Ardi yang semakin cepat. Tanpa bisa menahan rasa takutnya, ia bertanya lagi, “Kenapa kita tidak sampai-sampai ke rumah sakit? Apa yang sebenarnya terjadi?”
Wanita itu tetap diam, hanya menatap lurus ke depan dengan ekspresi kosong. Kemudian, Ardi mendengar suara bisikan halus dari balik kursi belakang, seperti suara orang menangis, memanggil-manggilnya. Ketika ia menoleh, ia hanya bisa melihat bayangan samar yang bergerak di luar jendela.
Hatinya semakin cemas. “Apa ini semua? Apa yang sedang terjadi?” pikirnya. Tiba-tiba, suara itu terdengar lebih keras, seperti jeritan yang semakin dekat. Ardi merasakan seolah-olah ada sesuatu yang mengawasi mereka dari balik dinding ambulance.
Terungkapnya Kebenaran
Tiba-tiba, ambulance berhenti dengan keras. Ardi terkejut dan menoleh ke depan. Wanita itu menatapnya dengan tatapan kosong yang semakin mengerikan. “Kamu sudah tahu,” katanya pelan, suaranya serak dan aneh. “Ini bukan perjalanan ke rumah sakit.”
Dengan perasaan takut yang mencekam, Ardi melihat ke luar. Di balik jendela, ia melihat sekelompok sosok dengan wajah pucat dan mata yang kosong, seperti arwah yang terperangkap. Mereka berkerumun di sekitar ambulance, menatapnya dengan pandangan kosong yang penuh kesedihan dan penderitaan.
Tiba-tiba, wanita itu berubah menjadi sosok yang berbeda. Wajah cantiknya mulai berubah, kulitnya tampak mengelupas, dan tubuhnya tampak semakin kurus. Ardi tidak bisa berbuat apa-apa, tubuhnya terasa kaku, seolah-olah ia sedang terperangkap dalam mimpi buruk yang nyata.
Tak Bisa Lari
Wanita itu kemudian berbicara lagi dengan suara yang lebih dalam dan menakutkan, “Kami semua sudah mati. Kamu telah berada di antara kami sejak awal, hanya saja kamu tidak sadar.”
Ardi merasa dunia sekitarnya berputar. Tiba-tiba, ia merasa tubuhnya mulai menghilang, seperti terhisap ke dalam kekosongan yang tak terhingga. Ia mencoba berteriak, namun suara itu tertahan di tenggorokannya. Tidak ada jalan keluar, dan ia mulai menyadari bahwa ia telah terperangkap di dunia antara hidup dan mati, berada dalam ambulance yang tidak pernah berhenti berjalan menuju kematian.
Ketakutan mulai merasuk ke dalam dirinya, saat Ardi menyadari bahwa semuanya—dari pertemuannya dengan wanita itu hingga perjalanan dalam ambulance ini—bukanlah kebetulan. Dia terjebak dalam siklus yang tak akan pernah berakhir, tak mampu kembali ke dunia yang ia kenal.
Kembali ke Titik Awal
Ardi terbangun di dalam ambulance itu lagi, seolah tidak ada waktu yang berlalu. Ia masih terjebak dalam siklus yang tidak pernah berakhir. Wanita cantik itu kini muncul lagi, tersenyum dingin di depannya. Semua yang terjadi sebelumnya tampaknya terulang kembali, dan Ardi menyadari bahwa ia tidak akan pernah bisa keluar dari dunia ini.
Dengan jeritan terakhir, ambulance melaju lagi, membawa jiwa-jiwa terperangkap yang tak bisa kembali. Sosok wanita itu kini tersenyum lebih lebar, matanya yang kosong memandangnya penuh kesedihan. “Selamat datang di dunia kami, Ardi,” bisiknya pelan, sebelum semuanya kembali gelap.
Akhir yang Menghantui
Ambulance itu terus melaju, membawa Ardi yang kini menjadi salah satu penghuni baru di dalamnya, untuk selamanya.
Tinggalkan Balasan