Di pinggir desa, terdapat sebuah rumah tua yang sudah lama ditinggalkan. Banyak orang menghindarinya, menganggap rumah itu angker. Beberapa penduduk desa bercerita bahwa rumah tersebut dulunya milik seorang dukun yang sangat dihormati. Namun, sejak kepergiannya, rumah itu menyimpan banyak misteri yang tak terungkap.

Suatu hari, Rian dan teman-temannya memutuskan untuk membuktikan keberanian mereka dengan mengunjungi rumah tersebut. Mereka ingin tahu apakah cerita-cerita yang beredar benar adanya atau hanya isapan jempol belaka.

2. Jejak Masa Lalu

Saat mereka memasuki rumah, suasana sangat sunyi dan gelap. Debu tebal menutupi furnitur, dan bau lembap memenuhi udara. Di ruang utama, mereka menemukan banyak simbol aneh yang terukir di dinding. Rian merasa ada sesuatu yang tidak beres, tetapi mereka melanjutkan penjelajahan mereka.

Ketika mereka memasuki ruang bawah tanah, suasana semakin mencekam. Di sudut ruangan, ada altar batu yang dipenuhi dengan lilin yang sudah lama padam, serta benda-benda tak dikenal. Tiba-tiba, salah satu dari mereka, Dika, merasakan sesuatu yang aneh—seperti ada yang mengawasi mereka. Suara bisikan halus terdengar, semakin keras, seolah berasal dari dinding itu sendiri.

3. Pemujaan yang Terungkap

Saat Rian mendekati altar, dia menemukan sebuah buku tua yang tertinggal di sana. Buku itu berisi tulisan yang tampaknya adalah petunjuk untuk ritual pemujaan. Mereka mulai menyadari bahwa rumah ini dulunya digunakan untuk memuja makhluk jahat. Setiap halaman buku itu memuat mantra yang semakin gelap dan menakutkan.

Tiba-tiba, lampu senter mereka berkedip-kedip, dan suasana menjadi semakin berat. Dika yang memegang buku itu terjatuh, dan sesuatu yang tak terlihat mendorong tubuhnya dengan keras. Saat ia bangkit, wajahnya pucat dan matanya kosong. “Mereka datang,” katanya dengan suara yang bukan miliknya.

4. Penampakan yang Menghantui

Rian dan teman-temannya mulai merasakan kehadiran yang kuat di sekitar mereka. Dari bayangan di sudut-sudut ruangan, terdengar suara tawa yang tidak wajar. Lantai tiba-tiba bergetar, dan dinding-dinding seakan berbisik, menyebutkan nama-nama yang tidak mereka kenal.

Tiba-tiba, muncul sosok manusia dengan wajah yang rusak dan tubuh yang terbalut kain hitam. Wajahnya tak bisa dilihat, namun matanya bersinar merah. Sosok itu mendekat, semakin dekat, hingga mereka bisa merasakan hawa dingin yang menusuk.

5. Penyelamatan yang Terlambat

Ketika Rian mencoba untuk menarik Dika keluar, mereka merasa seolah-olah ada kekuatan tak terlihat yang menahan mereka. Setiap langkah mereka terasa berat, dan suasana semakin menakutkan. Di luar, hujan deras mulai turun, mengiringi teriakan panik mereka. Tak ada jalan keluar.

Saat mereka akhirnya berhasil keluar dari rumah itu, mereka melihat sebuah cahaya menyala dari jendela rumah. Namun, ketika mereka menoleh, rumah itu kembali menjadi gelap dan sunyi. Mereka menyadari bahwa mereka tidak hanya melarikan diri dari rumah, tetapi juga dari sesuatu yang lebih besar dari sekadar hantu.

6. Jejak yang Tak Terhapus

Sejak kejadian itu, Rian dan teman-temannya tidak pernah bisa melupakan apa yang mereka lihat di rumah itu. Mereka mencoba melupakan kejadian itu, namun setiap malam, Rian merasakan sesuatu yang mengikuti. Bayangan hitam selalu terlihat di sudut matanya, dan suara bisikan terdengar jelas di telinganya. Rumah tempat pemujaan setan itu tidak akan pernah benar-benar meninggalkan mereka.

Rumah Tempat Pemujaan Setan adalah kisah yang mengingatkan kita bahwa tidak semua tempat yang terlupakan benar-benar kosong. Ada kekuatan yang tersembunyi, menunggu untuk dipanggil kembali.