Rumah Kontrakan BaruKu

Misteri Nusantara – Rumah Kontrakan BaruKu Ketika aku berusia 14 tahun, keluargaku pindah ke sebuah rumah kontrakan baru di pinggiran Desa Sukamukti. Rumah itu luas, dengan halaman yang lebar. Di sebelah kiri halaman, terdapat tiga pohon kelapa dan dua pohon mangga. Tepat di depan ruang tamu, ada sebuah ayunan kayu yang sudah tua. Sementara itu, halaman kanan rumah ditumbuhi bunga-bunga berwarna cerah, dipisahkan oleh jalan kecil yang disemen seadanya.

Rumah Kontrakan BaruKu
Rumah Kontrakan BaruKu

Sayangnya, rumah itu tampak kotor, kusam, dan penuh debu karena sudah lima bulan kosong. Rumah ini lama disewakan, tetapi tidak ada yang mau tinggal di sana. Karena kami harus segera menemukan tempat tinggal, ayahku memutuskan untuk menyewa rumah itu tanpa banyak pertimbangan. Harga sewanya sangat murah, tidak sebanding dengan ukuran rumahnya yang besar.

Hari Pertama di Rumah Baru

Setelah menandatangani perjanjian sewa, kami membersihkan rumah bersama-sama. Debu tebal menutupi setiap sudut, membuat kami harus bekerja ekstra keras. Ayah membagi tugas: ibu membersihkan dapur, aku dan adikku mengurus kamar tidur, sedangkan ayah mengepel lantai ruang tamu.

“Tolong sapunya lebih keras, Rani. Debunya masih nempel,” kata ayah sambil membersihkan jendela.

“Iya, Yah. Tapi capek banget, debunya kayak nggak habis-habis,” jawabku dengan kesal.

Setelah hampir seharian bekerja, rumah itu akhirnya terlihat bersih dan nyaman. Kami masing-masing memilih kamar. Aku mendapatkan kamar yang cukup luas, lengkap dengan lemari kecil dua pintu, tempat tidur kayu, dan sebuah meja belajar.

Malam Pertama yang Mencekam

Malamnya, setelah sholat Isya dan menonton TV, aku masuk ke kamar untuk tidur. Kebiasaanku saat tidur adalah membiarkan rambut tergerai. Namun, saat malam itu, sesuatu yang aneh terjadi.

Aku merasa ada yang memainkan rambutku. Awalnya, aku mengibaskan tangan ke udara, mengira itu hanya perasaanku. Namun, sensasi itu terus berulang, membuatku setengah sadar. Ketika aku membuka mata, aku terkejut melihat seorang anak kecil mengenakan pakaian tradisional Jawa sedang duduk di tepi tempat tidurku sambil memainkan rambutku.

“Siapa kamu?!” tanyaku gemetar.

Anak itu tidak menjawab. Ia hanya menatapku dengan senyuman kecil yang mengerikan, lalu berlari keluar dari kamarku. Aku segera bangkit dan mengejarnya. Namun, ketika tiba di ruang tengah, lampunya mati total, dan aku kehilangan jejaknya. Aku memutuskan kembali ke kamar dengan tubuh gemetar.

Kejadian Aneh di Kamar

Setelah kembali ke kamar, udara tiba-tiba terasa sangat panas. Aku menyalakan kipas angin, tetapi rasa takut terus menghantuiku. Aku yakin rumah ini tidak biasa. Ketika aku mencoba menenangkan diri, jendela kamarku mendadak terbuka dengan keras. Angin dingin menyeruak masuk, membuat bulu kudukku berdiri.

Klik Disini, Daftar Platform Game Online Lengkap Aman dan Terpercaya Sejak 2014
Klik Disini, Daftar Platform Game Online Lengkap Aman dan Terpercaya Sejak 2014

Tak lama, pintu kamar yang sebelumnya terkunci juga terbuka perlahan. Aku terkejut ketika melihat sosok wanita tanpa busana masuk ke kamarku. Tubuhnya memancarkan cahaya terang, diikuti oleh anak kecil yang tadi memainkan rambutku.

“Pergi! Jangan ganggu aku!” teriakku dengan suara yang hampir tak keluar.

Wanita itu mendekat, tatapannya tajam seperti ingin menelan tubuhku. Aku mencoba bergerak, tetapi tubuhku terasa kaku. Aku hanya bisa berdoa dalam hati, berharap ada yang datang menolongku.

Pertolongan yang Tak Terduga

Ketika wanita itu hampir menyentuh tubuhku, aku mendengar suara ketukan keras di pintu kamarku.

“Rani! Rani! Buka pintunya!” teriak ayahku dari luar.

Aku ingin berteriak, tetapi suaraku tetap hilang. Ketukan itu semakin keras, hingga akhirnya ayah menggunakan kunci cadangan untuk membuka pintu. Saat pintu terbuka, dua makhluk menyeramkan itu menghilang begitu saja.

Ayah langsung memelukku. “Kamu kenapa? Kamu baik-baik saja?” tanyanya cemas.

Aku hanya bisa menangis dan menunjuk ke arah jendela. Ayah melihat sekeliling kamar, tetapi tidak menemukan apa-apa.

Akhir yang Menyisakan Trauma

Malam itu, aku dipindahkan ke rumah nenek. Selama tiga hari aku tidak bisa berbicara karena trauma yang mendalam. Ayah memanggil guru ngaji untuk membantuku. Setelah didoakan dan diberi air ruqyah, aku mulai merasa tenang kembali.

“Nak, kamu nggak usah balik ke rumah itu lagi,” kata nenekku sambil mengelus kepalaku.

Sejak saat itu, aku bersumpah tidak akan pernah kembali ke rumah kontrakan tersebut. Pengalaman itu menjadi mimpi buruk yang terus menghantuiku hingga kini. Demikianlah Misteri Nusantara – Rumah Kontrakan BaruKu.

   === PREDIKSI SINGAPORE HARI INI ===

Klik Disini, Daftar Platform Singapore Aman dan Terpercaya Sejak 2014


Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *