Rumah Bekas Pembantaian

Misteri Nusantara – Rumah Bekas Pembantaian Saat aku terpilih menjadi ketua angkatan di jurusanku, kami memutuskan untuk mengadakan acara malam keakraban. Semua panitia senior harus hadir, dan aku bertanggung jawab penuh untuk memastikan acara tersebut berjalan lancar. Acara itu akan diadakan di sebuah rumah sewa yang cukup jauh dari kampus.

Pada malam hari yang mendung itu, hujan turun dengan sangat deras. Aku sempat berpikir untuk batal berangkat, karena kondisi cuaca yang buruk. Aku menatap jam tanganku. “Sudah pukul tujuh malam,” keluhku.

Rumah Bekas Pembantaian
Rumah Bekas Pembantaian

Ozi, temanku yang menginap di kostanku, juga tampak gelisah. Kami berdua harus pergi, apalagi aku sebagai ketua angkatan. Jika aku tidak datang, bagaimana bisa panitia senior percaya padaku? Kami memutuskan untuk nekat menembus hujan menggunakan motor bertiga: aku, Ozi, dan Iman. Pelindung kami hanya jaket tebal, namun kami tetap optimis karena jarak tempuhnya hanya sepuluh menit.

Perjalanan yang Mencekam

Kami melaju dalam hujan lebat, melewati jalanan sempit yang hanya memiliki sedikit penerangan. Jalan itu dipenuhi pohon-pohon jambu yang tampak gelap dan menyeramkan di tengah hujan yang deras. “Aduh, aku ingin cepat sampai di lokasi,” bisikku dalam hati.

Akhirnya, kami mulai melihat rumah-rumah lagi. Kami mendekati lokasi tujuan. Di sebelah kiri, terlihat rumah yang banyak motor terparkir di halaman depan. Di depan rumah itu berkibar bendera jurusan kami. Aku merasa lega dan langsung memarkir motor. Teman-temanku masuk terlebih dahulu, sementara aku masih sibuk melepas sepatu yang basah kuyup agar tidak mengotori rumah.

Suara yang Aneh

Ketika aku sedang melepas sepatu, dua adik kelasku keluar dari rumah dengan wajah kusut dan terlihat tidak nyaman. “Sumpah, kepala aku panas banget!” keluh salah satu dari mereka. Aku pun bertanya, “Ada apa, sih?”

Mereka hanya saling memandang dengan kebingungan, lalu menggelengkan kepala. Aku merasa aneh, tapi aku memilih untuk masuk saja dan tidak terlalu memikirkannya.

Begitu masuk ke dalam rumah, aku mulai merasakan sesuatu yang tidak beres. Udara di dalam terasa pengap dan sesak. Rasanya bukan karena udara tipis, tapi semacam perasaan yang berat, penuh kesedihan dan sakit. Meski begitu, aku mencoba mengabaikannya.

Suara Tawa yang Mengganggu

Di dalam rumah, aku melihat dua pintu setelah ruang tamu. Satu pintu tertutup, sementara pintu lainnya terbuka. Dari balik pintu yang tertutup, aku mendengar suara tawa yang sangat familiar. Itu adalah tawa Faisal, teman sekelasku yang sangat khas.

Aku mendekat dan mengetuk pintu itu. “Tok… Tok… ”

Dari dalam terdengar jawaban, “Siapa? Masuk aja!”

Aku membuka pintu dengan harapan untuk bertemu Faisal. Namun, ruangannya kosong! Tidak ada siapa-siapa di dalamnya! Padahal jelas sekali tadi aku mendengar suara tawa Faisal. Perasaanku langsung tak enak. Aku meninggalkan ruangan itu dengan perasaan was-was dan berjalan menuju ruang tengah.

Penampilan yang Tidak Lengkap

Di ruang tengah, banyak teman-teman jurusanku sudah berkumpul. Acara tampaknya sudah dimulai, karena beberapa dari mereka sedang menonton penampilan akustik. Aku langsung menyapa mereka dan meminta maaf karena datang terlambat.

Saat itu, aku baru sadar bahwa Faisal tidak ada di sana. Penasaran, aku bertanya kepada Herman, “Faisal nggak datang, ya?”

Herman menjawab dengan santai, “Kayaknya dia nggak bisa datang deh. Tadi telepon, katanya kejebak hujan.”

Jawaban itu membuatku terkejut. “Apa? Faisal nggak datang karena terjebak hujan? Lalu siapa yang tadi aku dengar tertawa di ruangan kosong itu?” pikirku dalam hati.

Klik Disini, Daftar Platform Game Online Aman dan Terpercaya Sejak 2014
Klik Disini, Daftar Platform Game Online Aman dan Terpercaya Sejak 2014

Aku mencoba untuk menenangkan diri. “Mungkin tadi aku salah dengar,” aku mencoba meyakinkan diri sendiri.

Kamar Mandi yang Mencekam

Seiring berjalannya waktu, aku mulai merasa kedinginan karena bajuku masih basah. Aku juga ingin buang air kecil, jadi aku memutuskan untuk mencari kamar mandi. Setelah melihat sekeliling, aku menemukan kamar mandi yang berada di sebuah ruangan terpisah.

Begitu masuk ke dalam kamar mandi, aku merasa sedikit lega. Kamar mandi itu tampak normal, cukup besar dengan bathtub, kloset, dan shower. Air mengalir deras dari shower yang mengisi bathtub. Namun, ada sesuatu yang aneh. Bulu kudukku merinding.

Saat hendak keluar dari kamar mandi, aku melihat sesuatu dengan ekor mataku. Di dalam bathtub, ada sesuatu yang terbaring, tertutup kain putih lusuh! Aku tertegun, dan memberanikan diri untuk melihat lebih dekat. Namun, begitu aku melihat lebih jelas, ternyata tidak ada apa-apa di sana. Perasaanku sedikit lega, meskipun aku merasa aneh dan cemas.

Tanpa pikir panjang, aku buru-buru keluar dari kamar mandi dan kembali ke ruang tengah.

Malam yang Tak Terlupakan

Beberapa jam kemudian, acara pun selesai. Namun, kejadian-kejadian aneh masih terbayang di pikiranku. Semua orang sibuk dengan kegiatannya masing-masing, sementara aku memutuskan untuk mencari udara segar dan berjalan menuju kolam yang terletak di halaman belakang.

Dari jauh, aku melihat sebatang pohon di pinggir kolam. Tanpa sadar, mataku terus terarah pada pohon itu. ASTAGA…! Badanku mendadak kaku, dan tubuhku mulai bergetar. Aku melihat sesuatu yang putih berdiri di bawah pohon itu. Itu… itu… pocong!

Tiba-tiba, aku teringat sosok yang terbalut kain putih lusuh di kamar mandi tadi. Dengan gemetar, aku kembali ke ruang tengah dan langsung bergabung dengan teman-teman yang sudah tertidur. Aku berbaring meringkuk, berusaha mengabaikan ketakutanku.

Misteri Rumah yang Mencekam

Keesokan paginya, aku menceritakan kejadian aneh itu kepada temanku, Haris. Dengan wajah serius, Haris mendengarkan ceritaku dan akhirnya bercerita tentang sejarah rumah tersebut. Ternyata, beberapa tahun lalu, keluarga penghuni rumah itu dibantai oleh perampok yang tidak dikenal. Keluarga yang tewas tersebut konon masih menghantui rumah itu, terutama di malam hari.

Cerita itu membuatku merinding. Ternyata, malam itu aku bukan hanya berhadapan dengan perasaan takut, tapi juga dengan roh-roh yang belum tenang. Aku berharap tidak akan ada kejadian aneh lagi di masa depan, namun sepertinya rumah itu menyimpan banyak misteri yang tidak mudah untuk diungkapkan. Demikianlah Misteri Nusantara –  Rumah Bekas Pembantaian.

===  PREDIKSI SINGAPORE HARI INI  ===

Klik Disini, Daftar Platform Singapore Aman dan Terpercaya Sejak 2014


Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *