Misteri Nusantara- Malam itu, Rina baru saja pindah ke rumah peninggalan neneknya. Rumah tua yang terletak di ujung desa itu sudah lama tidak dihuni, dan Rina merasa sedikit cemas. Namun, karena merasa ingin mengenang masa kecilnya, ia memutuskan untuk tinggal di sana.
Setelah mengatur beberapa barang, Rina duduk di ruang tamu dan mencoba menikmati ketenangan malam. Namun, tak lama setelah itu, ia mendengar suara langkah kaki dari atas. Awalnya, ia mengira suara itu datang dari rumah sebelah, tetapi setelah memastikan tidak ada siapa-siapa, rasa penasaran mulai tumbuh. Suara itu jelas berasal dari loteng.
Dengan hati yang berdebar, Rina memutuskan untuk memeriksa. Tangga menuju loteng terasa berat saat diinjak, dan udara dingin langsung menyapanya. Begitu sampai di atas, ia melihat sebuah pintu kayu yang tertutup rapat, meski tidak ada kunci yang menghalanginya.
Bayangan di Pintu Loteng
Rina membuka pintu itu perlahan. Ketika pintu terbuka, sebuah bayangan gelap muncul sekejap di sudut ruangan. Rina terkejut, dan langkahnya terhenti. Namun, tidak ada apa-apa di sana. Semua barang lama dan debu menutupi lantai, memberi kesan bahwa tidak ada yang pernah menginjakkan kaki di sana selama bertahun-tahun.
Namun, suara langkah kaki itu kembali terdengar. Kali ini lebih jelas dan lebih dekat. Rina merasa tubuhnya kaku. Ia menoleh ke belakang, dan dengan perlahan, matanya tertuju pada sebuah kursi tua di sudut ruangan. Di kursi itu, ada sebuah boneka yang sudah usang, dengan mata kosong yang mengerikan.
Boneka yang Menyapa
Rina mendekat ke kursi itu, meskipun rasa takut semakin mencekam. Begitu ia berdiri di depan boneka, ia merasa sesuatu yang aneh—sebuah angin dingin menyapu wajahnya. Tiba-tiba, boneka itu bergerak. Tidak banyak, hanya sedikit, tapi cukup untuk membuat jantung Rina berdegup kencang.
Boneka itu terjatuh dari kursi, dan tanpa sadar, Rina mengambilnya. Begitu ia memegang boneka itu, suara bisikan pelan terdengar di telinganya, “Kembalikan aku.”
Ketakutan yang luar biasa menyerang Rina. Ia melemparkan boneka itu ke lantai dan berlari keluar dari loteng. Langkahnya cepat dan gemetar, dan pintu loteng yang tadinya terbuka perlahan menutup kembali dengan sendirinya, seolah ada sesuatu yang menahannya untuk kembali.
Kembali ke Ruang Tamu
Rina kembali ke ruang tamu, mencoba menenangkan dirinya. Namun, saat ia duduk di kursi, matanya tertuju pada sebuah benda yang tergeletak di lantai. Itu adalah boneka yang baru saja ia buang di loteng.
Dengan ngeri, Rina menyadari bahwa apa yang ia lihat bukan hanya boneka tua, tetapi sesuatu yang lebih menakutkan—sesuatu yang tak ingin dilepaskan dari rumah itu.
Tinggalkan Balasan