Misteri Nusantara – Petaka Mengerikan Keluarga Bahagia Sebuah keluarga keturunan Tionghoa yang dikenal ramah menempati rumah mewah di bilangan Jakarta Barat.

Keluarga itu terdiri atas seorang ayah yang merupakan pengusaha sukses, istrinya, dua anak kecil berusia tujuh dan lima tahun, serta seorang adik sang ibu yang sedang hamil besar …

Mereka hidup damai, sering bersosialisasi dengan warga sekitar. Sang ibu dan anak-anaknya bahkan kerap bergabung dengan tetangga untuk bermain dan berbincang di sore hari.

“Kami akan pindah minggu depan,” ujar sang ayah kepada seorang tetangga. “Rumah ini akan ditempati adik saya dari Palembang.”

Mereka akan memberikan rumah penuh kenangan itu kepada adik laki-laki sang ayah, yang segera pindah bersama keluarganya. Tak ada yang menyangka, rumah itu akan menjadi saksi sebuah tragedi mengerikan.

Kedatangan Tamu dan Malam Tenang yang Menipu

Hari itu, adik sang ayah tiba dari Palembang bersama istri dan kedua anak perempuannya. Suasana rumah penuh keceriaan. Mereka membawa hadiah kecil untuk keluarga pemilik rumah, termasuk makanan khas Palembang.

Malam tiba. Setelah makan nasi goreng bersama, semua penghuni rumah beristirahat. Sang ibu memastikan semua pintu, jendela, dan pagar terkunci rapat dengan gembok. Di lantai bawah, keluarga utama tidur di kamar masing-masing. Sementara itu, tamu-tamu mereka tidur di lantai atas.

Sebelum tidur, adik sang ibu yang hamil merasa gelisah. “Kenapa perutku terasa berat sekali malam ini?” keluhnya kepada sang ibu. Namun, mereka menganggapnya hanya kelelahan.

Kobaran Api di Tengah Malam

Sekitar pukul tiga pagi, sang ayah keluar membeli rokok di warung dekat rumah. Ia sempat berbincang dengan hansip sebelum kembali dan mengunci pintu dengan hati-hati.

Satu jam kemudian, percikan api tiba-tiba muncul di garasi rumah. Api itu cepat menyambar kaleng-kaleng cat yang disimpan di sana, lalu meledak. Dalam hitungan menit, kobaran api menjalar ke bagian depan rumah, merembet ke lantai atas. Anehnya, api tidak menyebar ke rumah kayu di sekitar meskipun angin pagi cukup kencang.

Warga sekitar yang melihat api mulai panik. “Cepat ambil ember air! Lemparkan batu ke jendela!” teriak salah seorang warga. Batu-batu menghantam kaca rumah itu, namun kaca anti peluru tetap tak pecah.

Di dalam rumah, suara jeritan terdengar. “Kuncinya di mana?!” teriak sang ayah, mencoba membuka pintu utama. Kepanikan melanda seluruh penghuni rumah. Sang ibu menggenggam kedua anaknya yang menangis ketakutan.

Kematian Tragis di Balik Dinding yang Kokoh

Api semakin membesar. Warga hanya bisa menyaksikan dengan putus asa. Pemadam kebakaran baru tiba setelah setengah jam, ketika api telah melahap seluruh rumah. Pemadam kebakaran berhasil memadamkan api, namun pemandangan mengerikan langsung tersaji.

Di lantai bawah, petugas menemukan sang ayah, ibu, dan kedua anak mereka hangus terbakar. Mereka berpelukan di kamar mandi yang ironisnya tidak menyelamatkan mereka dari api. Petugas menemukan tubuh tamu-tamu mereka berpelukan di loteng tempat mencuci baju di lantai atas. Yang paling memilukan adalah tubuh wanita hamil yang terlihat memeluk perutnya seolah berusaha melindungi bayinya.

“Ini tidak masuk akal,” gumam seorang petugas pemadam. “Kenapa api tidak menjalar ke rumah-rumah kayu di sekitar?”

Teror Arwah Keluarga yang Terpanggang

Setelah kejadian itu, rumah tersebut berubah menjadi tempat angker. Warga sekitar sering melihat bayangan dua anak kecil bermain di halaman rumah, lengkap dengan suara tawa yang menggema di malam hari. Wanita hamil yang tewas dalam tragedi itu juga kerap menampakkan diri, dengan wajah penuh amarah.

“Dia ada di dapur tadi malam,” bisik salah seorang tetangga kepada suaminya. “Dia hanya berdiri, menatapku sambil mengusap perutnya.”

Banyak warga mengaku pernah kerasukan, tiba-tiba berbicara dengan suara yang berbeda. “Kami mati dalam api! Selamatkan kami!” jerit suara dari mulut salah seorang warga yang dirasuki.