Misteri Nusantara – Perjalanan Menakutkan Suatu sore, aku naik kereta menuju sebuah destinasi yang cukup jauh. Entah apa nama tujuan yang akan aku singgahi, aku mengikuti jalur rel tanpa ditemani siapa pun. Di dalam gerbong yang sepi, hanya ada aku, seorang pria yang sedang tidur, dan seorang pria lain yang wajahnya mirip dengan almarhum Kakekku. Suasana di dalam kereta tersebut sangat mencekam. Hanya terdengar suara gesekan roda dan rel sepanjang perjalanan, tanpa ada suara lain yang menyentuh telingaku.

Pria yang mirip almarhum Kakekku itu duduk di pojok dekat pintu penghubung gerbong. Selama duduk, ia selalu mengawasi gerak-gerik tubuhku dan sesekali memanggilku untuk duduk di sebelahnya. “Ayo, duduk di sini, Nak,” katanya dengan suara berat. Aku merasa aneh, tetapi tidak tahu harus berbuat apa.
Sedangkan pria lainnya tengah tidur tengkurap, memakan banyak tempat duduk yang seharusnya bisa digunakan orang lain. Aku tidak tahu harus bagaimana, hanya bisa mengabaikan mereka dan mencoba untuk tetap tenang.
Stasiun yang Mengerikan
Setelah kereta berhenti di sebuah stasiun hutan yang sepi, aku turun sambil membawa roti tawar yang selalu aku genggam selama perjalanan. Entah apa yang aku tuju dalam perjalanan ini. Setelah melangkahkan kaki turun dari kereta, kereta itu kembali berjalan dan meninggalkanku sendiri di tempat itu.
Bingung? Ya, aku tidak tahu harus kemana untuk pergi atau beristirahat. Senja perlahan berubah menjadi malam. Di tengah gelapnya suasana maghrib, aku yang sedang sendiri segera mengambil tindakan untuk mencari tempat penginapan yang mungkin ada di dalam hutan. Sangat menyeramkan!
Langkah-langkah di Hutan Gelap
Dengan bermodalkan senter dan jalan setapak yang sepi, aku terus berjalan. Sesekali aku makan roti tawar untuk menjaga perutku tetap terisi. Tidak lama kemudian, aku menemui sebuah simpangan pertigaan. Betapa kagetnya aku ketika menemui dua orang pria berpakaian tentara zaman dulu, dengan seragam hijau polos dan sedikit atribut perang yang terpasang di pakaian mereka.
Salah satu dari mereka hanya diam, menatapku, sementara yang lainnya memberi isyarat untuk berjalan ke arah kanan. “Ke kanan,” katanya dengan gerakan tangan yang jelas, tanpa mengucapkan sepatah kata pun.
Aku merasa bingung dan ketakutan luar biasa. Segera aku berpamitan kepada mereka dan berlari menuju arah yang ditunjukkan. Aku tidak tahu apa maksud mereka, tetapi aku berharap itu adalah petunjuk baik.
Desa yang Tertinggal Waktu
Aku terus berjalan, berusaha tetap tenang meskipun ketakutan mulai menguasai diriku. Sesekali aku menengok ke belakang, tetapi kedua prajurit itu sudah hilang. Setelah berjalan lebih lama, akhirnya aku menemukan sebuah desa dengan suasana yang sangat aneh. Bangunannya terbuat dari bilik bambu dan kayu, beratapkan alang-alang, seperti bangunan zaman dulu.
Desa ini tampak sepi. Tidak ada seorang pun di jalanan, meskipun lampu-lampu minyak dan obor menyala di setiap sudut. Seakan desa ini baru saja ditinggalkan oleh penghuninya. Aku mulai merasakan ketegangan yang semakin meningkat. Aku bertanya-tanya, siapa yang menyalakan obor-obor ini? Dan mengapa desa ini terasa begitu kosong?
Mencari Jawaban dalam Kegelapan
Dengan perasaan bingung dan takut, aku terus berjalan menyusuri jalan setapak desa. Aku mencari seseorang yang mungkin bisa menjelaskan apa yang sebenarnya terjadi, tetapi hasilnya nihil. Tidak ada siapa pun yang aku temui, tidak ada suara apa pun yang terdengar selain langkah kakiku. “Kenapa tidak ada orang di sini?” tanyaku pada diri sendiri.
Aku mulai panik dan memutuskan untuk mencari tempat yang lebih tenang. Di dekat sebuah tebing, aku melihat sebuah lubang yang memancarkan air jernih. Aku segera berwudhu dan melakukan shalat maghrib-isya jama’ munfarid, berharap agar pikiranku menjadi tenang.
Berdoa di Tengah Kegelapan
Usai shalat, aku bermunajat kepada Allah, memohon keselamatan dan petunjuk agar bisa keluar dari hutan ini. Setelah merasa cukup, aku tertidur dengan lelap, lelah karena perjalanan panjang yang penuh ketegangan. Namun, tidurku tidak berlangsung lama.

Mimpi yang Mencekam
Tiba-tiba, aku terbangun di kursi tamu rumah pamanku. Aku terkejut, merasa kebingungan. Pamanku mengingatkanku untuk mencuci muka dan mempersiapkan makan siang. Aku baru menyadari, semua yang terjadi tadi hanyalah mimpi. Sebuah mimpi yang terasa begitu nyata, seolah aku benar-benar berada di tempat itu.
Aku menyadari satu hal, bahwa segala sesuatu itu milik Allah, dan hanya dengan mengingat-Nya, hati kita menjadi tenang. Dalam kesunyian malam, aku merenung, dan menyadari pentingnya berdoa sebelum tidur, agar mimpi buruk tidak datang menghantui.
Penutupan
Kehidupan ini penuh dengan misteri dan kejutan. Apa yang terjadi padaku di kereta dan hutan itu, mungkin hanya sebuah ujian dari-Nya. Namun, satu hal yang pasti, setiap langkah dan doa kita akan selalu mendapat petunjuk, asalkan kita terus mengingat-Nya. Demikianlah Misteri Nusantara – Perjalanan Menakutkan.
=== PREDIKSI HONGKONG HARI INI ===
ISOTOTO : Platform Hongkong Aman dan Terpercaya Sejak 2014
Klik Disini, Daftar Sekarang.
Tinggalkan Balasan