Misteri Nusantara- Pada suatu sore yang mendung, Ardi dan teman-temannya—Dira dan Rian—memutuskan untuk menjelajahi Hutan Larangan, sebuah hutan yang terletak di pinggiran desa. Hutan ini sudah lama dikenal dengan cerita-cerita aneh yang sering didengar penduduk setempat. Namun, karena penasaran, mereka bertekad untuk membuktikan bahwa semua itu hanya mitos belaka.
Hutan itu tampak sepi, jauh dari hiruk pikuk kehidupan kota. Namun, seiring dengan berjalannya waktu, semakin dalam mereka masuk ke dalam hutan, semakin terasa ada yang tidak beres. Suasana di sana terasa berat, udara dingin yang menyengat tubuh mereka membuat langkah mereka terasa lebih berat. “Kenapa ya rasanya makin gelap aja?” kata Dira, suara herannya menggema di antara pepohonan.
“Jangan percaya cerita-cerita orang, Dira. Kita cuma lagi berada di tempat yang jauh dari peradaban,” jawab Ardi dengan mencoba terdengar tenang, meskipun sedikit khawatir. Rian yang berada di belakang mereka, hanya terdiam, matanya terus memandangi pepohonan yang semakin rapat.
Suara Aneh di Tengah Hutan
Saat matahari mulai terbenam, mereka tiba di sebuah clearing kecil. Tiba-tiba, mereka mendengar suara langkah kaki yang samar-samar datang dari belakang mereka. “Siapa itu?” tanya Rian dengan nada cemas. Mereka berbalik, tetapi hanya ada kesunyian yang dalam. Tidak ada seorang pun di sana. Mereka saling pandang, merasa aneh, namun memilih untuk tetap tenang.
Beberapa langkah lebih lanjut, suara itu terdengar lagi—kali ini lebih jelas. Bukan langkah kaki biasa, melainkan suara seperti seseorang yang menyeret kaki di tanah. Ardi mulai merasa ada yang tidak beres, namun ia mencoba untuk mengabaikannya. “Itu cuma suara angin,” katanya, berusaha meyakinkan diri.
Namun, tidak ada angin di sana. Suara itu semakin keras, seolah mengikuti mereka, membuat ketegangan memuncak.
Pertemuan dengan Sosok yang Tak Terlihat
Saat mereka melangkah lebih jauh, tiba-tiba seluruh suasana hutan berubah. Tidak ada suara binatang, tidak ada desiran angin—hanya keheningan yang menakutkan. Tiba-tiba, Dira berhenti. “Lihat itu!” serunya, menunjuk ke sebuah pohon besar di depan mereka. Di sana, ada sebuah bayangan hitam yang bergerak pelan, seakan melayang di udara.
Rian yang sudah sangat cemas, mulai menggigil. “Kita harus keluar dari sini,” desaknya, namun langkah mereka seolah terhenti, tubuh mereka terasa kaku. Bayangan itu semakin jelas, seperti sosok manusia, tetapi wajahnya gelap, tanpa bentuk. “Apa itu?!” teriak Dira, ketakutan.
Tanpa sempat menjawab, sosok itu bergerak cepat menuju mereka. Rian berlari terlebih dahulu, diikuti oleh Ardi dan Dira. Hutan yang sebelumnya terasa tenang, kini berubah menjadi labirin yang menakutkan. Mereka berlari tanpa arah, namun seolah ada sesuatu yang terus mengejar mereka.
Melarikan Diri dari Kegelapan
Setelah berlari cukup lama, mereka akhirnya menemukan jalan keluar dari hutan. Begitu tiba di jalan raya, mereka berhenti dan menoleh ke belakang. Hutan itu tampak normal, sepi, dan gelap seperti biasanya. Namun, perasaan mereka tidak bisa tenang. Mereka merasa ada yang mengintai, sesuatu yang terus mengikuti mereka, meski mereka sudah meninggalkan hutan itu jauh di belakang.
Sejak malam itu, Ardi dan teman-temannya tidak pernah kembali ke Hutan Larangan. Mereka tahu ada sesuatu yang tak bisa dijelaskan di sana, dan meskipun mereka berusaha melupakan kejadian itu, setiap kali melewati hutan itu, perasaan dingin yang sama kembali menghantui mereka.
Tinggalkan Balasan