Kehamilan yang Dinanti
Misteri Kehamilan : Bayi yang Kembali setelah Sepuluh Tahun / Kisah mistis ini adalah kisah nyata tentang seorang ibu rumah tangga, Nengsih, yang sedang mengandung bayinya yang berusia sembilan bulan. Suatu malam yang tenang, ketika bintang-bintang bersinar di langit, Hendra, suami Nengsih, memandangi istrinya dengan penuh cinta. Saat kelahiran sang jabang bayi tiba, tiba-tiba bayinya menghilang, seolah-olah makhluk gaib mengambilnya. Anehnya, bayi yang menghilang tersebut kembali ke rahim ibunya sepuluh tahun kemudian. Mustahil dan tak masuk di akal memang, tetapi kisah ini benar-benar terjadi di daerah Bekasi, Jawa Barat. Media massa tidak pernah memberitakan cerita ini; hanya kerabat dan sahabat dekat yang mengetahuinya, termasuk salah satu keluarga penulis.
Cita-Cita Keluarga Bahagia
Hendra, pria yang merindukan kehadiran seorang anak, akhirnya mencapai cita-citanya ketika istrinya, Nengsih, hamil. “Jaga kandunganmu, Mah! Jangan kerja yang berat-berat. Biarkan Bibi Arum mengerjakan semua pekerjaan rumah. Apalagi mengingat usia kandunganmu yang mendekati sembilan bulan,” pesan Hendra penuh kasih sayang. “Tentu, saranmu pasti kuperhatikan, Mas!” jawab Nengsih dengan kemanjaan.
Namun, wajah Nengsih berubah muram, dan Hendra merasakan ada sesuatu yang mengganggu pikirannya. “Ada apa, Mah? Sepertinya kau menyembunyikan sesuatu. Katakan saja. Aku tak akan marah,” bujuk Hendra dengan lembut. Dengan suara bergetar, Nengsih mengungkapkan mimpinya yang aneh tentang seorang kakek berjenggot dan berjubah putih. Dalam mimpinya, kakek itu menyatakan bahwa dia akan mengambil anak mereka untuk sementara waktu. Nengsih merasa ketakutan, dan Hendra berusaha menenangkannya.
Mimpi yang Menghantui
“Nengsih, isteriku! Mimpi itu hanyalah bunga tidur. Tak usah kau pikirkan, sebab mana mungkin mimpi bisa menjadi kenyataan. Jaga baik-baik bayi dalam kandunganmu!” Hendra mencoba menenangkan, sambil mengusap perut Nengsih yang mulai membesar. Meskipun Nengsih merasa ragu, dia akhirnya mengikuti anjuran suaminya untuk tidur, berharap mimpi buruk itu tidak akan terulang.
Keesokan paginya, Nengsih terbangun dengan perasaan aneh. Ketika dia melihat perutnya, dia terkejut setengah mati. “Ah, tidak… tidak mungkin!” teriaknya, suaranya menggema di dalam rumah. Hendra yang mendengar jeritan isterinya langsung bangun dan berlari ke kamarnya. “Mas, perutku tiba-tiba mengecil. Anak kita… anak kita menghilang!” Nengsih menjelaskan sambil menangis, wajahnya dipenuhi rasa panik.
Kejadian Aneh
Hendra terbelalak heran melihat apa yang terjadi dengan isterinya. “Mengapa ini terjadi, Nengsih?” tanyanya dengan nada cemas. Nengsih menyebut kakek berjenggot dari mimpinya dan meragukan kebenarannya. Hendra akhirnya percaya bahwa kakek itu mungkin telah mengambil anak mereka. Keputusan untuk mencari tahu menjadi langkah selanjutnya.
Mereka pun memberitahu keluarga dan mendatangi Kyai Abas, seorang ulama setempat yang dikenal memiliki kemampuan spiritual. Kyai tersebut menggunakan teropong batin untuk mencari tahu lebih dalam. Dengan suara tenang, Kyai Abas menginformasikan bahwa anak mereka diambil secara gaib oleh makhluk dari gunung di Cirebon. Ia menasehati agar tidak khawatir karena makhluk tersebut berasal dari golongan yang baik. Meskipun penjelasan Kyai Abas memberikan sedikit ketenangan, keraguan tetap menggelayuti hati Nengsih.
Sepuluh Tahun Kemudian
Sepuluh tahun berlalu dengan cepat. Hendra meminta Nengsih membuatkan kopi untuknya sambil memikirkan masa-masa sulit yang telah mereka lalui. “Sudah dua bulan ini aku tak datang bulan, Mas!” Nengsih memberitahu suaminya dengan nada ceria namun penuh harapan. Hendra merasa sangat gembira, menganggap ini sebagai karunia Tuhan setelah sepuluh tahun menunggu dan berharap.
Namun, bayangan kakek berjenggot itu kembali menghantuinya. Dalam mimpinya, kakek tersebut menyatakan bahwa anak yang dia kandung saat ini adalah anak yang diambil sepuluh tahun lalu. Kakek itu menjelaskan bahwa anak tersebut dididik di gunung di Cirebon dan kini siap untuk kembali. Kakek itu mengingatkan Nengsih bahwa waktu mereka tidak akan lama lagi.
Kelahiran yang Membawa Berkah
Hendra berusaha mengabaikan kegusarannya dan menyatakan dengan penuh keyakinan, “Apapun yang terjadi, kita harus bersyukur dan merawat anak kita dengan baik agar menjadi anak yang shaleh!” Dengan semangat itu, mereka menantikan kelahiran yang dijanjikan. Sembilan bulan kemudian, mereka menyambut kelahiran anak mereka, yang mereka beri nama Sukmajaya.
Kehidupan mereka pun berubah drastis. Sejak kelahiran Sukmajaya, nasib mereka membaik. Anak itu membawa keberuntungan dan berkah bagi orang tuanya. Dalam setiap langkah, Sukmajaya menunjukkan bakat dan kecerdasan yang mengagumkan.
Nengsih, yang sebelumnya selalu khawatir, kini melihat masa depan cerah di depan mereka. Dia mengajak Hendra untuk merayakan kelahiran Sukmajaya dengan doa dan syukur. “Kita harus mengundang keluarga dan sahabat untuk bersyukur bersama,” usul Nengsih. Hendra setuju, dan mereka merencanakan sebuah acara kecil di rumah untuk merayakan kebahagiaan baru mereka.
Saat acara berlangsung, kerabat dan sahabat dekat berkumpul. Mereka semua terpesona oleh Sukmajaya yang tampak penuh energi. Nengsih dan Hendra bercerita tentang perjalanan mereka selama sepuluh tahun terakhir, dan semua orang mendengarkan dengan penuh perhatian. “Kisah kami adalah bukti bahwa keajaiban Tuhan itu nyata,” kata Hendra sambil tersenyum.
Keluarga mereka menjadi lebih erat setelah peristiwa luar biasa itu. Hendra dan Nengsih berkomitmen untuk mendidik Sukmajaya dengan baik, berharap agar anak itu tumbuh menjadi sosok yang bermanfaat bagi masyarakat. Mereka percaya, meskipun ada pengalaman mistis yang aneh, cinta dan kasih sayang akan selalu menjadi fondasi utama dalam keluarga mereka.
Tinggalkan Balasan