Di Malam yang Kelam

Misteri Hantu Pembeli Nasi Goreng Di sebuah malam yang kelam di Cirebon, seorang penjual nasi goreng bernama Rudi yang berasal dari Sumenep, Madura, Jawa Timur, berlari ketakutan menyeret gerobaknya sejauh 100 meter. Kejadian aneh ini bermula dari dua lembar daun sirih yang membuatnya terperangkap dalam ketakutan. Hah? Kok bisa?

Pertemuan yang Mencurigakan

Cerita ini dimulai pada suatu malam Senin yang gelap, ketika Rudi berkeliling di kawasan Jalan Melati, Perumahan Harapan Indah, yang berbatasan dengan Jalan Cendana. Malam itu, suasana sangat sunyi, dan hanya suara angin yang terdengar. Sekitar pukul 23.00, tiba-tiba seorang pembeli memanggil Rudi dari ujung jalan. “Saya senang karena jarang ada pembeli di malam seperti ini,” ujar Rudi kepada Dika, seorang jurnalis yang tinggal di sekitar situ. Rudi tahu betul bahwa rumah di ujung Jalan Melati itu sudah lama kosong dan tak berpenghuni.

Misteri Hantu Pembeli Nasi Goreng
Misteri Hantu Pembeli Nasi Goreng

Pada awalnya, Rudi merasa ada yang janggal, namun kehadiran seorang perempuan cantik di depannya membuatnya lupa akan kecurigaannya. Perempuan tersebut mengenakan piyama putih dan tampak begitu ramah. “Saya ingin pesan nasi goreng, tolong buatkan,” ucapnya dengan suara halus. Rudi pun langsung menyiapkan pesanan itu. Setelahnya, perempuan itu menyerahkan uang sebesar Rp 12.000, katanya.

Kegelapan yang Menghantui

Keduanya terlibat dalam obrolan yang hangat, saling bertanya tentang asal-usul masing-masing. Rudi penasaran dan bertanya, “Sejak kapan Anda tinggal di rumah itu?” Perempuan cantik itu menjawab, “Belum lama, saya baru pindah.” Namun, saat perempuan itu pamit untuk menyalakan lampu rumahnya, Rudi merasa ada yang aneh. Ia terus meracik nasi goreng, tetapi setelah beberapa menit menunggu, si pembeli tak kunjung kembali dan rumah tetap gelap.

ISOTOTO : Platform Game Online Terpercaya di Indonesia
ISOTOTO : Platform Game Online Terpercaya di Indonesia

Rasa takut mulai menyelimuti Rudi. Ia merasa ada yang tidak beres dan buru-buru memutuskan untuk pergi. Dalam perjalanan pulang, ia teringat bahwa dua lembar uang yang diterimanya tiba-tiba berubah menjadi daun sirih. Ketika ia menoleh ke belakang, sosok perempuan itu sudah menghilang. Rudi berlari sekuat tenaga, meninggalkan gerobaknya di tengah jalan.

Mimpi yang Menyeramkan

Selama lebih dari sepekan, Rudi tidak berani melintas di Jalan Melati. Ia merasa terjebak dalam ketakutan yang mendalam. Namun, suatu malam, ia bermimpi. Dalam mimpinya, perempuan cantik itu muncul dan memohon agar Rudi kembali berjualan di sana. “Tolong, saya hanya ingin nasi goreng,” katanya dengan suara yang menggema di telinga Rudi.

Akhirnya, Rudi setengah terpaksa kembali ke kawasan itu. Ia merasa ada yang menariknya untuk kembali, meskipun rasa takut masih menghantuinya. “Aiii… hati-hati hantu yang menyamar jadi pembeli,” pikirnya.

Kisah yang Menjadi Legenda

Di sekitar rumah Rudi, ada seorang pedagang nasi goreng lain yang juga mengalami kejadian serupa. Suatu malam, sekitar pukul 23.30, pedagang itu melayani seorang pembeli misterius. Ketika nasi goreng hampir matang, ia menoleh untuk menanyakan apakah si pembeli ingin menambah acar. Namun, saat ia berbalik…si pembeli itu tidak memiliki kepala!

Pedagang itu langsung melarikan diri, meninggalkan gerobaknya dan semua peralatannya. Kejadian itu membuat Rudi semakin merinding. Ia tidak bisa membayangkan bagaimana rasanya menghadapi sosok yang tidak memiliki kepala.

Malam demi malam berlalu, Rudi terus berjualan dengan rasa was-was. Suatu malam, saat ia sedang meracik nasi goreng, tiba-tiba angin kencang berhembus dan lampu jalan berkedip-kedip. Rudi merasa ada yang mengawasinya. Ia menoleh ke belakang dan melihat bayangan sosok perempuan yang sama, berdiri di ujung jalan.

“Rudi, tolong buatkan saya nasi goreng,” suara lembut itu kembali terdengar. Rudi merasa jantungnya berdegup kencang. Ia berusaha untuk tidak panik dan melanjutkan pekerjaannya. Namun, saat ia menoleh lagi, sosok itu sudah tidak ada.

Akhir yang Mencekam

Saat nasi gorengnya sudah matang, Rudi memanggil, “Silakan, nasi gorengnya sudah siap!” Namun, tak ada suara yang menjawab. Ia merasakan seolah-olah ada yang mengawasi dari kegelapan. Rudi berusaha untuk tetap tenang, tetapi rasa takut mulai menguasainya.

Tiba-tiba, suara tawa yang menyeramkan terdengar dari arah belakang. Rudi menoleh dan melihat sosok perempuan itu muncul kembali, kali ini dengan wajah yang tampak lebih pucat dan mata yang kosong. “Mengapa kamu tidak ingin memberiku nasi goreng?” tanyanya dengan nada yang menggetarkan.

Rudi merasakan kakinya lemas, namun ia berusaha keras untuk tetap tegak. “Saya… saya sudah membuatnya,” ucapnya dengan suara gemetar. “Tapi… tapi kamu tidak kembali.”

Menghadapi Kegelapan

Perempuan itu mendekat, dan Rudi bisa merasakan hawa dingin yang menyelimuti sekelilingnya. “Saya tidak bisa pergi tanpa nasi goreng,” katanya sambil tersenyum, tetapi senyumnya terlihat menyeramkan. Rudi berusaha untuk tidak panik dan segera menyodorkan nasi goreng yang sudah disiapkannya.

Saat nasi goreng itu berada di tangan perempuan, tiba-tiba ia menghilang dalam sekejap, dan Rudi merasa seolah-olah ada sesuatu yang menariknya ke dalam kegelapan. Ia berlari sekuat tenaga, meninggalkan gerobaknya dan semua peralatannya.

Setelah kejadian itu, Rudi tidak pernah kembali ke Jalan Melati. Ia memilih untuk berjualan di tempat lain, jauh dari kenangan menyeramkan itu. Namun, setiap malam, ia masih terbangun dari mimpi buruk yang sama, di mana sosok perempuan itu selalu muncul, meminta nasi gorengnya.

Kisah Rudi menjadi legenda di kalangan pedagang nasi goreng di Cirebon. Mereka saling berbagi cerita tentang hantu yang menyamar sebagai pembeli, dan bagaimana ketakutan bisa mengubah hidup seseorang. Rudi pun menyadari bahwa terkadang, hal-hal yang tampak biasa bisa menyimpan misteri yang menakutkan.

Akhirnya, ia memutuskan untuk menulis pengalamannya dalam sebuah buku, berharap bisa memperingatkan orang lain agar berhati-hati saat berjualan di malam hari. “Hati-hati dengan hantu yang menyamar jadi pembeli,” tulisnya di halaman terakhir.

Cerita Rudi menjadi inspirasi bagi banyak orang, dan meskipun ia tidak lagi berjualan nasi goreng, kisahnya akan selalu dikenang sebagai peringatan akan kegelapan yang bisa datang kapan saja, bahkan di tempat yang paling tidak terduga.


Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *