Misteri Nusantara – Memanggil Kuntilanak Kisah-kisah mistis tentang cara memanggil kuntilanak telah lama menjadi bagian dari folklore Jawa. Berbeda dengan ritual memanggil jelangkung yang bisa dilakukan siapa saja, memanggil kuntilanak memerlukan orang dengan kemampuan khusus. Kekuatan ini tidak bisa dipelajari secara sembarangan. Banyak yang percaya bahwa nenek moyang mewariskan kemampuan tersebut, sementara mitos lain menyebutkan bahwa anugerah itu muncul secara acak tanpa alasan jelas.

Ritual Memanggil Kuntilanak
Metode memanggil kuntilanak melibatkan pelantunan tembang Jawa kuno. Lagu ini memiliki nada dan lirik tertentu yang membuka portal bagi makhluk halus tersebut. Namun demikian, efek dari tembang ini sangat mengerikan dan membawa konsekuensi yang sulit dibayangkan.
Di sebuah desa terpencil di Jawa Timur, seorang pria bernama Ratno menantang temannya, Anton, untuk memanggil kuntilanak. Mereka duduk di bawah pohon beringin tua yang terkenal angker, sementara suasana malam dipenuhi lolongan anjing dari kejauhan, menambah kesan menyeramkan.
“Nyanyikan lagu itu, kalau kamu berani,” ujar Ratno sambil menahan napas. Anton, pada awalnya, hanya tertawa kecil dengan canggung. Namun setelah beberapa saat, ia mulai melagukan tembang dengan suara gemetar.
Bait pertama selesai, dan tiba-tiba tubuhnya mulai bergetar hebat. Darah mengalir perlahan dari hidungnya, menetes ke tanah dengan suara pelan yang nyaris tak terdengar. Ratno, yang menyaksikan kejadian itu, mulai merasa takut.
“Anton, hentikan! Jangan teruskan!” teriak Ratno dengan panik. Sayangnya, usahanya sudah terlambat.
Anton memuntahkan sesuatu yang menjijikkan — belatung hidup yang menggeliat keluar dari mulutnya. Dalam hitungan detik, tubuhnya tersungkur ke tanah. Kepalanya terpelintir dengan posisi mustahil, menciptakan pemandangan yang membuat Ratno tersentak mundur. Tanpa membuang waktu lagi, ia berlari sekuat tenaga, tetapi, bayang-bayang kuntilanak tertawa memburunya dengan suara yang terus bergema dalam pikirannya.
Persahabatan dengan Kuntilanak
Selain ritual pemanggilan, beberapa orang memilih jalan gelap dengan bersahabat atau membuat perjanjian gaib dengan kuntilanak. Tujuan mereka biasanya mencari pesugihan atau balas dendam. Meskipun kelihatannya menggiurkan, setiap perjanjian seperti ini dikenal sebagai “Saka,” yang memiliki konsekuensi yang tak dapat dihindari.
Orang yang memelihara kuntilanak harus mematuhi berbagai syarat, mulai dari memberi persembahan berupa makanan tertentu hingga melaksanakan ritual mistis yang rumit. Namun, ada juga yang hanya mengucap janji tanpa syarat yang tampak di permukaan. Sayangnya, setiap perjanjian membawa harga yang harus dibayar, dan harga tersebut sering kali jauh lebih tinggi daripada yang diperkirakan.
“Aku ingin kekayaan tanpa batas,” pinta Haris dalam sebuah ritual yang ia lakukan dengan penuh keyakinan.
Sebentar kemudian, bayangan putih dengan rambut panjang menutupi wajah muncul di pojok ruangan. Suara tawa lirih memenuhi udara, membuat bulu kuduk Haris meremang.
“Bayarannya nyawamu,” bisik sosok itu dengan suara yang menusuk hati.
Tanpa berpikir panjang, Haris mengangguk dengan penuh keyakinan. Malam itu, usahanya yang semula sepi mendadak ramai pembeli. Namun sejak saat itu, ketenangan hidupnya hilang. Tiap malam, suara cekikikan bergema di telinganya, dan bayangan kuntilanak mengikutinya ke mana pun ia pergi, membuat setiap detik dalam hidupnya dipenuhi ketakutan yang tak berkesudahan.

Bahaya Mengikat Perjanjian
Mengikat perjanjian dengan makhluk halus seperti kuntilanak mungkin membawa kekayaan atau kekuasaan, tetapi konsekuensinya selalu berat. Korban sering hidup dalam teror hingga akhirnya mati tragis. Kuntilanak tidak pernah menjadi pelayan setia. Mereka hanya menunggu waktu untuk menagih lebih banyak dari yang telah dijanjikan.
Jangan pernah mencoba memanggil atau menjalin perjanjian dengan kuntilanak, kecuali jika siap menghadapi mimpi buruk tak berujung. Demikianlah Misteri Nusantara – Memanggil Kuntilanak.

Yang Menjamin Membayar 100% Berapapun KemenanganMu
Klik Disini, Daftar Sekarang
Tinggalkan Balasan