Kuntilanak Penunggu Pohon Kelapa Pengalaman seram ini terjadi di tahun 1980-an, di sebuah desa bernama Balapulang, Tegal. Saat itu, listrik baru saja masuk ke desa, tetapi belum semua rumah teraliri, sehingga banyak sudut desa tetap gelap gulita di malam hari. Suasana malam sangat sepi, gelap, dan jalanan desa dikelilingi pohon kelapa tinggi di sekitar Kebon Tipoh, sebuah kebun yang sudah terkenal angker. Orang-orang desa jarang berani melintasi tempat itu saat malam, karena menurut kabar yang beredar, banyak makhluk halus yang menghuni di sana dan kerap mengganggu siapa pun yang nekat melintas.
Wak Isah Pulang Larut Malam
Suatu malam, Wak Isah, seorang perempuan paruh baya, baru selesai menonton TV di rumah kakek saya. Saat itu jam menunjukkan pukul 11 malam, dan Wak Isah, yang terkenal pemberani, berpamitan pulang. Rumahnya terletak sekitar 300 meter dari rumah kakek, tapi untuk sampai ke sana, dia harus melewati Kebon Tipoh yang gelap dan mencekam. Meskipun suasana menyeramkan, Wak Isah tetap berjalan mantap, mengenakan kebaya dan kain jarik tanpa alas kaki.
Suara Misterius dari Pohon Kelapa
Saat Wak Isah melangkah masuk ke area kebun, angin malam berembus kencang, menggesekkan dedaunan kelapa yang tinggi. Beberapa meter dari ujung kebun, tiba-tiba terdengar suara keras dari atas pohon kelapa.
“Krosak… krosak… gedebuk…!”
Suara itu membuat Wak Isah spontan melompat kaget sambil berteriak, “Eh… copot! Eh… copot!” Tapi Wak Isah tidak lari. Sebaliknya, dia mendekati sumber suara. Di tanah, dia melihat dahan kelapa jatuh. Wak Isah tersenyum kecil dan bergumam dalam hati, “Lh… ada dahan kelapa jatuh. Lumayan buat kayu bakar.”
Tanpa ragu, Wak Isah meraih ujung dahan kelapa itu dan mulai menyeretnya sambil melanjutkan perjalanan pulang.
Tawa Menyeramkan di Tengah Kebun
Baru beberapa langkah, Wak Isah mendengar suara tawa perempuan yang terdengar pelan namun jelas dan mengerikan.
“Enak ecol… enak ecol…, hihihi…”
Wak Isah terkejut. Siapa yang menertawakannya di tengah kebun? Dia segera menoleh ke belakang. Seketika, matanya membelalak. Di atas dahan kelapa yang diseretnya, tampak seorang perempuan bergaun putih, duduk dengan senyum menyeramkan, seakan menikmati perjalanan itu.
Dengan berani, Wak Isah berteriak dalam bahasa Tegal, “Sapa koen?! Bengi-bengi koh esih dolanan! Aja onggrongan!” (Siapa kamu?! Malam-malam kok masih main-main. Jangan seperti itu!)
Perempuan itu hanya tertawa, suaranya semakin melengking dan menyeramkan. Tanpa berkata apa-apa, sosok itu melayang ke udara dan menghilang di balik pepohonan yang gelap.
Pelarian Wak Isah
Tanpa menunggu lagi, Wak Isah segera mengangkat kain jariknya dan berlari sekuat tenaga. Nafasnya tersengal-sengal, dan kakinya yang tak beralas menapak di tanah berbatu. Sesampainya di rumah, Wak Isah langsung menabrak pintu dengan keras, hingga suaranya membangunkan tetangga. Mereka pun segera keluar dan melihat Wak Isah terengah-engah, ketakutan.
Esok harinya, cerita Wak Isah yang bertemu kuntilanak menyebar ke seluruh desa. Penduduk semakin yakin bahwa Kebon Tipoh adalah tempat yang dihuni makhluk halus dan penuh misteri. Tidak ada lagi yang berani melewati kebun itu malam-malam, apalagi seorang diri seperti Wak Isah.
Tinggalkan Balasan