Kuntilanak Merah

Kuntilanak Merah-  Di sebuah desa kecil yang terletak jauh dari keramaian kota, malam itu terasa lebih gelap dari biasanya. Angin malam yang dingin berhembus kencang, menggerakkan pepohonan besar yang berdiri kokoh di sepanjang jalan desa. Dhea, seorang gadis muda yang baru saja pindah ke desa itu bersama keluarganya, merasakan sesuatu yang aneh sejak pertama kali menginjakkan kaki di sana. Ada sesuatu yang tak bisa dijelaskan, semacam bisikan halus yang terdengar di telinganya, tetapi tidak ada seorang pun yang terlihat di sekitar.

Suara dari Hutan

Suatu malam, ketika Dhea sedang berjalan pulang dari rumah temannya, dia mendengar suara langkah kaki yang terdengar sangat jelas meski tidak ada seorang pun di sekitarnya. Suara itu semakin mendekat, dan Dhea merasa ada yang mengikutinya. Takut, ia mempercepat langkahnya dan menoleh beberapa kali, tetapi hanya kegelapan yang terlihat. Tiba-tiba, sebuah suara wanita menangis terdengar dari kejauhan, menggema dalam sepi. Tangisan itu memanggil namanya, namun Dhea ragu untuk mendekati suara tersebut.

PAUS4D : Platform Game Online Aman dan Terpercaya
PAUS4D : Platform Game Online Aman dan Terpercaya

Benda Misterius di Pohon Tua

Keesokan harinya, Dhea dan temannya, Andi, memutuskan untuk menjelajahi hutan di pinggir desa, tempat yang sering disebut orang-orang sebagai “hutan terlarang”. Ketika mereka sampai di sebuah pohon besar yang sudah sangat tua, Dhea melihat sesuatu yang mencurigakan. Sebuah kain merah yang terikat di ranting pohon, berayun tertiup angin. Namun, ada sesuatu yang tak biasa pada kain itu—seolah-olah ada energi yang sangat kuat yang mengelilinginya. Dhea merasa mual dan terhimpit rasa takut, tetapi Andi membujuknya untuk terus maju.

Pertemuan dengan Sosok yang Mengerikan

Tiba-tiba, ketika mereka semakin mendekat, Andi terhenti. Matanya membelalak dengan ketakutan. Di depannya, di antara bayangan pepohonan, berdiri seorang wanita dengan rambut panjang yang mengerikan. Wajahnya pucat, namun yang paling mencolok adalah pakaian merah darah yang ia kenakan. Dhea merinding ketika matanya bertemu dengan mata sosok itu—mata yang penuh amarah. Tanpa sempat berlari, tubuh Andi terjatuh ke tanah, seolah ditarik oleh kekuatan tak terlihat. Dhea berteriak keras, namun suara itu hanya terdengar seperti bisikan lembut di telinganya.

Lari dari Teror

Dalam kepanikan yang luar biasa, Dhea segera berlari sekuat tenaga meninggalkan hutan, tidak memperdulikan jejak langkah Andi yang hilang begitu saja. Sampai di rumah, tubuhnya gemetar hebat, dan matanya kosong karena rasa takut yang luar biasa. Malam itu, dia terjaga hingga larut, mendengar suara tangisan yang terus menggema di luar rumahnya. Seolah-olah suara itu semakin dekat, semakin jelas, dan semakin memanggil namanya. Dengan tubuh yang lelah dan hati yang resah, Dhea tahu bahwa dia tidak bisa melarikan diri lagi dari kutukan Kuntilanak Merah yang terus menghantuinya.

Kuntilanak Merah
Kuntilanak Merah

Misteri yang Tak Terpecahkan

Keesokan harinya, Dhea mencari tahu tentang kisah Kuntilanak Merah yang ternyata sudah lama menghantui desa itu. Wanita yang dikenal sebagai Siti Mariah dulu tinggal di desa tersebut, namun dia tewas dengan cara yang sangat tragis. Siti Mariah yang hamil tua dibunuh dengan kejam oleh orang-orang yang tidak menyukai keberadaannya. Namun, setelah kematiannya, banyak orang yang melaporkan melihat sosok wanita dengan gaun merah berjalan di hutan, menangis meminta pertolongan. Dhea baru menyadari bahwa dirinya telah terjerat dalam kutukan itu, dan hanya ada satu cara untuk menyelamatkan diri: mengungkap kisah tragis Siti Mariah.

Hilang Tanpa Jejak

Setelah berhari-hari mencoba mengungkap kebenaran, Dhea tak kunjung mendapatkan jawaban. Setiap kali dia mendekati hutan, tangisan itu semakin keras, seolah ada yang mengintainya. Pada malam keempat, Dhea menghilang tanpa jejak. Teman-temannya dan keluarganya mencari ke mana-mana, namun tak ada yang menemukan jejaknya. Hanya kain merah yang tertiup angin, terikat di pohon besar di pinggir desa, menjadi satu-satunya bukti bahwa Dhea pernah ada.

Desa yang Terlupakan

Sekarang, desa itu menjadi tempat yang terlupakan. Tidak ada lagi yang berani tinggal di sana, dan hutan terlarang itu semakin sepi. Namun, orang-orang yang berani mendekat selalu mendengar suara tangisan wanita dengan gaun merah yang penuh amarah. Mereka yang berani berlama-lama di sana akan menghilang, seperti Dhea dan banyak orang lainnya. Mitos tentang Kuntilanak Merah pun tetap hidup, menghantui desa yang terlupakan itu, di mana tak ada yang tahu kapan teror ini akan berakhir.

PAUS4D : Platform Game Online Aman dan Terpercaya
PAUS4D : Platform Game Online Aman dan Terpercaya

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *