Kuntilanak di RS Bekas Kuburan

Misteri Nusantara – Kuntilanak di RS Bekas Kuburan Peristiwa ini terjadi pada seorang ibu muda bernama Ratih yang bercerita kepadaku tentang pengalaman menakutkannya. Kala itu, anak Ratih tiba-tiba jatuh pingsan. Tubuhnya panas tinggi, membuat Ratih panik. Tanpa pikir panjang, ia segera menggendong anaknya ke mobil dan melaju ke rumah sakit.

Kuntilanak di RS Bekas Kuburan
Kuntilanak di RS Bekas Kuburan

Ruang Perawatan yang Mencekam

Waktu menunjukkan hampir tengah malam ketika Ratih akhirnya berhasil mendapatkan kamar untuk anaknya di sebuah rumah sakit tua. Kamar itu terletak di bagian bangunan yang terlihat usang, dengan dinding yang catnya mulai mengelupas dan lampu yang temaram. Meski kondisi rumah sakit itu terasa kurang nyaman, Ratih hanya memikirkan satu hal: kesembuhan anaknya. Ia berusaha mengabaikan suasana mencekam yang dirasakannya sejak pertama kali masuk ke bangunan tersebut.

Pagi harinya, suasana sedikit lebih tenang. Anak Ratih akhirnya siuman setelah semalaman demam tinggi. Namun, begitu membuka mata, anak itu langsung berbicara dengan nada takut, “Ma, kenapa suster itu cabut infusku?”

Ratih mengernyitkan dahi, merasa bingung dengan apa yang baru saja didengarnya. “Suster yang mana, Nak? Tidak ada siapa pun di sini,” jawabnya sambil memeriksa infus yang masih terpasang dengan baik di tangan anaknya.

Anaknya menggelengkan kepala, matanya bergerak ke arah jendela. Dengan suara bergetar, ia berkata, “Yang pakai baju kuning, Ma! Dia berdiri di dekat jendela tadi.”

Ratih mengikuti arah pandangan anaknya. Namun, ia hanya melihat pohon besar yang berdiri kokoh di luar kamar, dengan daun-daunnya yang melambai pelan tertiup angin. Ia mencoba mengalihkan perhatian anaknya dengan berkata lembut, “Mungkin kamu bermimpi. Sudah, istirahat saja dulu, ya.”

Meski berusaha menenangkan anaknya, Ratih tidak bisa menghilangkan rasa dingin yang tiba-tiba merayapi tubuhnya. Ia berpikir, bagaimana mungkin anaknya yang masih lemah bisa begitu yakin tentang apa yang dilihatnya?

Malam harinya, suasana rumah sakit semakin sunyi. Dentingan alat medis sesekali terdengar dari kejauhan, bersatu dengan suara langkah petugas yang jarang-jarang melintasi lorong. Ratih yang sejak tadi menemani anaknya merasa ingin buang air kecil. Awalnya, ia ragu untuk keluar sendiri, tetapi karena rasa ingin buang air sudah tak tertahankan, ia memberanikan diri berjalan menuju toilet di ujung lorong.

Lorong itu gelap dan remang-remang, diterangi lampu neon yang berkedip-kedip seperti hampir mati.

Setiap langkahnya terasa berat, seolah udara di sekitarnya semakin dingin. Ketika akhirnya sampai di toilet, Ratih merasa sedikit lega. Namun, perasaan itu tak bertahan lama. Saat selesai mencuci tangan di wastafel, ia mendongak untuk melihat cermin di depannya.

Tiba-tiba, matanya membelalak. Di atas cermin, seorang wanita dengan wajah hancur menatapnya tajam. Wanita itu memiliki rambut panjang yang kusut, kulit wajahnya penuh luka seperti terbakar, dan matanya kosong, seolah memancarkan kebencian.

Ratih mencoba memalingkan wajah, tetapi tubuhnya terasa membeku. “Siapa… siapa kamu?” bisiknya dengan suara parau. Wanita itu tidak menjawab. Sebaliknya, ia mulai melayang turun dari atas cermin, mendekati Ratih perlahan.

Ratih berteriak histeris, suaranya menggema di dalam toilet. Lututnya langsung lemas, dan tubuhnya ambruk di lantai. Ia merasakan dingin yang menjalar dari ubin toilet hingga ke punggungnya, sebelum akhirnya pandangannya menggelap.

Ketika Ratih sadar, ia sudah berada di tempat tidur kamarnya.

Suaminya, Andi, duduk di sampingnya dengan wajah cemas. “Ratih, kamu kenapa? Tadi aku dengar kamu teriak di lorong,” tanya Andi sambil memegang tangannya.

Ratih menatap Andi dengan wajah pucat, masih terguncang oleh apa yang dialaminya. “Ada… ada perempuan di toilet. Wajahnya hancur, Dan… Dia menatapku seperti ingin menyerang,” ucapnya terbata-bata.

Andi mengernyitkan dahi, berusaha menenangkan istrinya. “Mungkin kamu terlalu lelah. Sudah, istirahat saja dulu. Aku akan temani kamu malam ini,” katanya lembut.

Namun, meski Andi mencoba meyakinkan Ratih bahwa itu hanya halusinasi, Ratih tahu apa yang ia lihat benar-benar nyata. Tatapan kosong wanita itu masih terekam jelas di ingatannya, membuatnya sulit untuk menutup mata. Dan entah kenapa, setiap kali ia memikirkan sosok wanita itu, ia merasa seolah ada yang mengawasi dari sudut kamar mereka.

Rahasia Pohon Besar

Keesokan harinya, Andi mencoba mencari tahu lebih banyak tentang rumah sakit itu. Ketika bertanya pada seorang penjaga, ia diberi tahu bahwa pohon besar di luar kamar mereka dulunya adalah bagian dari area pemakaman lama. Sebelum rumah sakit ini dibangun, banyak kuburan yang dipindahkan dari tempat itu. Namun, konon beberapa arwah masih gentayangan karena merasa terganggu.

Andi merasa bulu kuduknya meremang mendengar cerita itu. Ia ingat, semalam anaknya juga sempat menunjuk ke arah pohon itu, mengatakan bahwa ada seorang wanita berbaju kuning di sana. Dalam hati, ia berjanji untuk segera memindahkan anak dan istrinya ke rumah sakit lain, sebelum sesuatu yang lebih buruk terjadi.

Namun, sebelum sempat memindahkan mereka, malam itu Ratih kembali diganggu oleh suara tangisan di dekat jendela kamar mereka. Kali ini, ia tidak berani membuka matanya. Namun, suara itu terdengar semakin dekat, seolah berasal dari dalam kamar.

Klik Disini, Daftar Sekarang.
Klik Disini, Daftar Sekarang.

“Kenapa kamu pilih kamar ini?”

Esok harinya, Andi datang untuk menjenguk. Ia membawa makanan dan mencoba menghibur Ratih. Namun, begitu masuk kamar, Andi langsung bertanya dengan nada serius, “Kenapa kamu pilih kamar ini? Bukankah di sini banyak yang bergelantungan?”

Ratih bingung. “Apa maksudmu?”

Andi menunjuk ke pohon besar di luar jendela. “Itu, lihat sendiri!” katanya. Ratih menoleh. Matanya membesar saat melihat sosok wanita berbaju kuning berdiri di bawah pohon. Tak hanya itu, kuntilanak dengan rambut panjang dan mata merah bergelayutan di dahan pohon itu.

Anak Ratih yang berada di tempat tidur berteriak, “Itu dia, Ma! Itu susternya!”

Terkuaknya Misteri Rumah Sakit

Setelah kejadian itu, Andi mencari tahu tentang rumah sakit tersebut. Ternyata, lokasi rumah sakit dulunya adalah bekas pemakaman massal. Pihak pengelola memindahkan ratusan makam untuk membangun fasilitas medis ini. Namun, tidak semua jasad berhasil dipindahkan. Banyak yang tetap terkubur di bawah fondasi rumah sakit.

Ratih kini memahami alasan di balik kejadian-kejadian aneh yang ia alami. Meski rasa takut masih menyelimuti, ia bersyukur anaknya bisa sembuh. Namun, pengalaman menyeramkan itu akan terus membekas dalam ingatannya. Demikianlah Misteri Nusantara – Kuntilanak di RS Bekas Kuburan.

      === PREDIKSI HONGKONG JITU ===

ISOTOTO : Platform Hongkong Aman dan Terpercaya Sejak 2014
Klik Disini, Daftar Sekarang.


Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *