Kejadian Aneh
Suatu malam, Dwi, yang merasa penasaran dengan rumor tentang Lestari, memutuskan untuk mendekati rumah perempuan itu. Desa yang tenang dan sunyi semakin terasa mencekam saat ia melangkah lebih dekat. Saat sampai di depan pintu rumah Lestari, Dwi melihat bayangan samar bergerak-gerak di dalam rumah melalui jendela yang buram. Tiba-tiba, suara tawa halus yang tidak bisa dijelaskan datang dari dalam, membuat Dwi merasa tubuhnya kaku, seperti ada sesuatu yang menariknya untuk masuk. Ia berbalik dan berlari terbirit-birit, namun perasaan takut dan aneh terus menghantui setiap langkahnya.
Esok harinya, Dwi merasakan tubuhnya semakin lemas, seolah-olah energi hidupnya tersedot perlahan. Sesuatu yang tak tampak mengikutinya sepanjang hari—bayangan Lestari selalu muncul di sudut matanya, seolah mengawasinya. Suara-suara aneh berbisik di telinganya, mengusik pikirannya tanpa henti. Ia mulai merasa ada sesuatu yang tak beres, dan rasa takut itu semakin dalam, seperti kutukan yang mulai melingkupinya.

Kutukan Lestari
Dwi yang semakin sakit memutuskan untuk menggali lebih dalam tentang Lestari, berharap bisa menemukan cara untuk mengakhiri kutukan yang menghantuinya. Ia mendengar dari beberapa warga bahwa Lestari adalah seorang perempuan yang dahulu sangat cantik, namun keinginannya akan kecantikan abadi membuatnya tergoda oleh janji kekuatan gelap. Kutukan itu mengikatnya, membuatnya hidup dalam penderitaan dan kekuasaan yang terkutuk selamanya.
Malam Terakhir
Pada suatu malam yang gelap, Dwi merasa tak ada pilihan selain kembali mendatangi rumah Lestari, berharap bisa menemukan jalan keluar dari kutukan itu. Begitu ia masuk ke dalam rumah, suasana menjadi semakin menekan. Di ruang utama, ia melihat Lestari berdiri di depan cermin besar dengan senyum mengerikan yang terpancar dari wajahnya yang terdistorsi. “Kamu datang terlalu terlambat,” kata Lestari, suaranya serak dan tidak manusiawi. Dwi merasa tubuhnya semakin lemah, setiap detik seperti hidupnya tersedot perlahan oleh kekuatan jahat yang ada di dalam rumah itu.
Tiba-tiba, cermin itu berkilau terang dan Lestari menghilang, meninggalkan Dwi yang terjatuh ke lantai dalam keadaan pingsan.

Kematian Dwi dan Keberanian Ardi
Keesokan harinya, Dwi ditemukan tewas dengan wajah terdistorsi oleh ketakutan. Warga desa semakin yakin bahwa kutukan Lestari tidak akan berakhir, dan siapa pun yang berani melawan akan menjadi korban berikutnya. Ardi, seorang pemuda yang tak percaya pada legenda, memutuskan untuk menyelidiki dan mengakhiri kutukan itu. Dia pergi ke rumah Lestari yang terlantar, di mana dia menemukan sebuah buku tua yang menceritakan kisah Lestari, seorang wanita yang belajar ilmu hitam setelah dikhianati. Dengan membaca mantra dalam buku itu, Ardi berhasil memanggil Lestari, dan meskipun Lestari berusaha melawan, sosoknya akhirnya menghilang setelah Ardi mengucapkan mantra terakhir.
Perubahan Desa dan Peringatan yang Tertinggal
Keesokan harinya, suasana desa berubah. Ketakutan yang menyelimuti desa mulai menghilang, dan warga merasa bebas dari ancaman kutukan. Namun, meski Lestari tampaknya sudah pergi, beberapa orang masih merasakan kehadirannya yang tak sepenuhnya hilang, seolah-olah ada sesuatu yang belum selesai.

Tinggalkan Balasan