Cerita ini bermula beberapa tahun lalu, ketika Ibu Rina, seorang wanita muda yang tinggal di sebuah kos sederhana di pinggiran kota, mengalami serangkaian kejadian Teror Bayi Setan yang tak masuk akal dan mencekam. Ia terpaksa menghadapi sesuatu yang berasal dari dunia lain, sesuatu yang menuntut perhatian dan tidak mau pergi. Semua berawal dari sebuah keputusan kelam yang diambil oleh seorang temannya.
Membantu Proses yang Tak Diharapkan
Saat itu, Ibu Rina memiliki seorang teman dekat, sebut saja namanya Anita. Anita datang padanya dalam kondisi panik, mengungkapkan bahwa ia sedang hamil di luar nikah dan tidak tahu harus berbuat apa. Dalam situasi yang penuh tekanan, Anita memutuskan untuk menggugurkan kandungannya. Ibu Rina, meski merasa bimbang, akhirnya bersedia membantu Anita dengan memberikan dukungan moral dan membantu mencarikan tempat untuk prosedur tersebut.
Proses tersebut berjalan dengan cepat, tetapi meninggalkan bekas yang mendalam. Anita merasa lega karena beban sosial yang menghantuinya hilang, tetapi tidak demikian dengan Ibu Rina. Tanpa disadari, keputusan itu menjadi awal dari teror panjang yang menghantui hidupnya.
Awal Kejadian Teror Bayi Setan
Tak lama setelah kejadian itu, Ibu Rina mulai merasakan ada sesuatu yang salah. Di kos-kosannya yang biasanya tenang, tiba-tiba muncul suara tangisan bayi di tengah malam. Awalnya, ia mengira itu adalah suara dari tetangga sebelah. Namun, suara itu terdengar semakin dekat, bahkan seakan berasal dari dalam kamarnya sendiri.
“Tangisannya terdengar lirih, tetapi memilukan. Seperti ada bayi yang benar-benar merasa kesakitan,” kata Ibu Rina dalam salah satu wawancaranya. Ia mencoba mengabaikan, tetapi suara itu muncul setiap malam. Tidak hanya tangisan, terkadang terdengar juga suara langkah kecil, seperti seseorang yang berjalan dengan kaki mungil di lantai kamarnya.
Penampakan Teror Bayi Setan Mengerikan
Suatu malam, ketika Ibu Rina sedang mencoba tidur, ia tiba-tiba terbangun karena merasakan sesuatu menyentuh kakinya. Dalam kegelapan, ia menyalakan lampu meja di samping ranjangnya, dan di sudut kamar, ia melihat sesuatu yang membuat darahnya membeku. Sosok kecil, berwujud seperti bayi dengan tubuh pucat dan mata hitam pekat, sedang menatapnya tajam.
“Saat itu saya tidak bisa bergerak. Tubuh saya kaku, dan saya hanya bisa menangis dalam hati sambil berharap itu semua hanya mimpi buruk,” cerita Ibu Rina. Sosok itu tidak bergerak, tetapi kehadirannya begitu kuat, membuat udara di kamar menjadi dingin seperti di dalam lemari es.
Setelah kejadian itu, Ibu Rina menjadi takut untuk tinggal sendirian. Ia mulai mengajak teman-temannya untuk tidur bersama di kamarnya, tetapi gangguan itu tidak berhenti. Bahkan, teman-temannya juga mulai mengalami kejadian serupa.
Teror Meluas ke Teman-teman
Salah satu temannya, Maya, menceritakan bahwa ia pernah mendengar suara bayi memanggilnya dengan suara pelan tetapi jelas, “Ibu…”. Maya yang saat itu sedang berada di dapur, langsung lari ke kamar Ibu Rina dengan wajah pucat. Gangguan tersebut semakin menjadi-jadi. Barang-barang di kos mereka sering berpindah tempat, lampu mati sendiri, dan bau amis darah kerap tercium tanpa asal-usul yang jelas.
Salah seorang penghuni kos lain bahkan mengaku pernah melihat bayangan bayi merangkak di lorong, dan bayangan itu menghilang begitu saja ketika dikejar.
Bayi Itu Masih Hidup?
Yang membuat kisah ini semakin menyeramkan adalah pengakuan Ibu Rina bahwa arwah bayi tersebut sering muncul dalam mimpinya. Dalam mimpi itu, bayi tersebut berbicara dengan jelas, meminta untuk bertemu dengan ibunya.
“Dia berkata, ‘Aku ingin bertemu ibu,’ berulang kali. Suaranya penuh kesedihan, tetapi juga ada kemarahan di dalamnya.
Anita, yang menjadi ibu kandung bayi tersebut, juga tidak lepas dari gangguan. Ia mulai sering bermimpi buruk dan merasa seperti ada sosok yang mengikutinya ke mana pun ia pergi. Bahkan, beberapa kali ia merasa seperti mendengar tangisan bayi saat sedang sendirian di rumah.
Pindah Kos untuk Menghindari Teror
Setelah bertahan selama beberapa bulan, Ibu Rina dan teman-temannya akhirnya memutuskan untuk pindah dari kos tersebut. Mereka berharap bahwa dengan meninggalkan tempat itu, gangguan tersebut akan berakhir. Namun, kenyataannya tidak demikian. Meskipun sudah tinggal di tempat baru, Ibu Rina masih sering merasa seperti ada yang mengawasinya. Sesekali, ia juga masih mendengar suara tangisan bayi di tengah malam.
Sementara itu, Anita memilih untuk melakukan ritual pengampunan di sebuah tempat ibadah. Namun, menurut Ibu Rina, arwah bayi tersebut belum sepenuhnya pergi. “Sepertinya dia masih mencari ibunya. Dia tidak akan berhenti sampai keinginannya terpenuhi,” ujarnya.
Pesan Moral dari Kisah Ini
Cerita Ibu Rina ini tidak hanya menjadi pengingat akan konsekuensi dari keputusan yang diambil dalam hidup, tetapi juga mengingatkan kita tentang pentingnya menghormati kehidupan, betapapun kecilnya. Kisah ini menjadi peringatan bahwa tindakan kita di dunia ini memiliki dampak yang mungkin tidak bisa kita prediksi.
Pecahkan Misteri Tanpa Tumbal Klik disini :
Tinggalkan Balasan