Kendaraan Tua dan Kejadian Aneh : Petualangan Kami di Alas Roban ; Libur kuliah tiba, dan aku bersama tiga temanku, Aris, Danu, dan Sandi, berencana berlibur ke Kabupaten Batang, Jawa Tengah. Kami merencanakan perjalanan ini dengan semangat tinggi. Setelah berdiskusi, kami sepakat untuk menggunakan mobil tua milik ayah Danu, keluaran tahun ’98. Meskipun mobilnya sudah berumur, kami yakin dapat mengatasi perjalanan ke Semarang karena kendaraan ini sebelumnya pernah diajak ke Bali.
Persiapan yang Matang
Keesokan harinya, sekitar pukul 04.00, aku mulai mempersiapkan semua perlengkapan yang kami butuhkan. Setelah berpamitan kepada orang tuaku, aku berangkat menuju rumah Danu. Setibanya di sana, Aris dan Sandi sudah menunggu dengan penuh antusiasme. Danu pun memanaskan mobil, dan kami berangkat tepat pukul 05.00. Selama perjalanan, kami mendengarkan lagu-lagu lucu yang membuat suasana ceria. Canda tawa mengisi setiap detik perjalanan, menjadikannya menyenangkan.
Menghadapi Ketegangan di Jalan
Setelah beberapa saat, Rian merasa cemas dan bertanya apakah kami bisa melewati Alas Roban sebelum gelap. Aku tertawa dan menjelaskan bahwa dengan mobil seperti ini, itu mungkin sulit. Yuda menimpali dengan lelucon tentang mengganti mesin mobil dengan mesin Ferrari, yang membuat kami tertawa. Sementara itu, Danu mengingatkan kami tentang banyaknya kenangan yang dibuat dengan mobil tua ini. Kami menyadari bahwa perjalanan ini akan menjadi pengalaman berharga.
Kami mengobrol sambil terus melaju, hingga akhirnya sampai di depan jalan Alas Roban. Yuda mengusulkan untuk berhenti sejenak dan ngopi di warung terdekat sebelum melanjutkan perjalanan. Kami setuju, merasa lelah namun bersemangat untuk meneruskan perjalanan.
Petualangan di Alas Roban
Setelah mendengar azan, kami melaksanakan solat dan bersiap melewati Alas Roban. Danu menginstruksikan Yuda untuk membawa mobil, dan meskipun Yuda merasa ragu, kami meyakinkannya bahwa semua akan baik-baik saja. Kami menunggu mobil lain untuk mengikuti mereka, tetapi hujan deras menemani perjalanan kami, menambah ketegangan di dalam mobil.
Ketika jalan mulai berkelok-kelok, pandangan kami terhalang kabut dan hujan. Kami melaju mengikuti mobil lain yang lebih dahulu melintas. Danu mengingatkan Yuda untuk tetap tenang dan tidak mengambil risiko. Suasana semakin menegangkan ketika Rian mengungkapkan kekhawatirannya tentang mobil tua ini yang mungkin mogok di tengah hutan. Kami mencoba menenangkan satu sama lain sambil tetap fokus pada jalan.
Kejadian Aneh di Pertigaan
Saat melaju, kami menemukan sebuah pertigaan dan bingung harus belok ke mana. Yuda merasa ketakutan dan menyarankan untuk mengambil jalan ke kanan. Namun, saat kami melanjutkan perjalanan, musik tiba-tiba mati dan lampu mobil padam. Rian mengajukan pertanyaan tentang penyebab lampu yang mati, sementara Danu berusaha tetap tenang dan menyarankan agar kami berjalan pelan-pelan. Tiba-tiba, Yuda berteriak panik ketika menyadari bahwa jalan di depan kami buntu dengan jurang curam.
Dengan cepat, kami mundur ke pertigaan dan berhati-hati. Saat itu, tape dan lampu mobil menyala kembali, dan dari kejauhan terlihat sebuah rumah dengan lampu kuning. Kami memutuskan untuk bertanya arah kepada penghuninya. Aris dan Yuda segera mendekati rumah tersebut, tetapi mereka kembali dengan wajah ketakutan setelah berinteraksi dengan seorang anak yang hanya menatap mereka tanpa menjawab.
Kami merasakan keanehan dari rumah tersebut, yang terlihat kosong. Danu berusaha menenangkan kami dengan berdoa sebelum melanjutkan perjalanan.
Menghadapi Ketakutan Bersama
Ketika ingin melanjutkan perjalanan, mobil kami tidak bisa distarter. Dengan harapan mendapatkan perlindungan, kami mulai membaca ayat-ayat suci. Tiba-tiba, sosok bapak dan anak dari rumah tadi muncul melayang ke arah kami. Kami berteriak ketakutan, tetapi terus membaca ayat suci dengan keras. Dalam sekejap, rumah itu menghilang, digantikan hutan belantara, dan sosok tersebut lenyap. Setelah berhasil menyalakan mesin, kami segera menuju pertigaan sebelumnya dengan rasa lega.
Dengan penuh harapan, kami terus melaju dan memasuki Alas Roban. Keramaian mobil lain memberi kami semangat untuk tetap fokus. Akhirnya, pukul 00.30, kami keluar dari Alas Roban dan memutuskan untuk beristirahat di warung kopi.
Kesimpulan yang Berharga
“Pengalaman paling gila… Baru kali ini,” ucapku, menghela napas lega. Danu bersyukur kepada Allah karena kami semua selamat. Saat ibu warung bertanya tentang gangguan yang kami alami, kami menceritakan pengalaman menegangkan kami. Ibu warung memberi nasihat untuk selalu berdoa saat melewati tempat tersebut.
Pengalaman kami selama liburan kuliah ini akan selalu kami ingat sebagai perjalanan yang tak terlupakan dan penuh pelajaran berharga! Kami belajar bahwa saat berpetualang, persahabatan dan keberanian selalu mengiringi kami.
Tinggalkan Balasan