Misteri Nusantara – Kamar Tamu Yang Angker Pada tahun 2010, saya punya seorang teman dekat bernama Wina, satu kampus tetapi beda jurusan. Ketika libur menjelang bulan puasa, Wina diminta keluarganya untuk mengunjungi rumah neneknya di sebuah desa kecil dekat pantai di Jawa Tengah. Lokasinya berada di daerah terpencil dekat Kebumen. Suatu hari, Wina menelepon saya dan mengajak main ke rumah neneknya.
Jarak dari rumah saya ke tempat itu sekitar 3,5 jam perjalanan dengan motor. Karena malas pergi sendirian, saya mengajak sepupu saya, Anton, untuk menemani sekaligus bergantian menyetir.
Sambutan di Rumah Tua
Kami sampai di rumah nenek Wina sekitar pukul 5 sore. Keluarga Wina menyambut kami dengan ramah dan langsung menyuruh kami menempati kamar tamu yang terletak di bagian depan rumah, tepat di sebelah ruang tamu. Sore itu, suasana terasa biasa saja. Namun, begitu malam tiba, daerah sekitar menjadi sangat sepi.
Di desa tersebut, penduduk sudah terbiasa tidur lebih awal. Sekitar pukul 10 malam, setelah ngobrol santai bertiga di ruang tamu, kami memutuskan untuk menyudahi percakapan demi menghormati keluarga Wina. Saya dan Anton masuk ke kamar tamu untuk tidur, meskipun sebenarnya belum terlalu mengantuk.
Gangguan di Tengah Malam
Sekitar pukul 1 dini hari, saya terbangun karena Anton mengguncang bahu saya dengan panik. Masih setengah sadar, saya berkata, “Ngapain sih bangunin gue?” Namun, Anton langsung menunjuk ke arah kasur sambil berbisik, “Lu gak ngerasain? Kasur kita goyang-goyang sendiri, kenceng banget!”
Saya baru sadar bahwa kasur yang kami tiduri memang bergoyang keras. Refleks, saya meraba tembok, mengira ada gempa bumi. Tapi anehnya, suasana rumah tetap tenang, dan tidak ada orang lain yang bereaksi.
Goyangan kasur semakin lama semakin kuat. Dalam kegelapan kamar, mata kami mulai terbiasa. Di ujung kasur, kami melihat sosok tinggi besar berbulu hitam, matanya merah menyala. Sosok itu menggoyangkan kasur sambil meringis menyeramkan.
Kepanikan di Malam Sunyi
Sontak, saya dan Anton menjerit keras. Suara teriakan kami membangunkan semua orang di rumah. Bahkan, beberapa warga yang sedang ronda di luar rumah ikut berdatangan.
Ketika semuanya berkumpul di ruang tamu, om Wina bertanya apa yang sebenarnya terjadi. Dengan tergagap, kami menceritakan apa yang baru saja kami alami. Setelah mendengarkan cerita kami, om Wina hanya tersenyum kecil dan berkata, “Oooh, berarti kalian sudah diajak kenalan sama penunggu kamar tamu itu, ya?”
Tinggalkan Balasan