Jaga Malam di Rumah Sakit

Misteri Nusantara – Jaga Malam di Rumah Sakit Sudah beberapa bulan sejak aku pindah kerja ke rumah sakit baru. Meski statusku adalah perawat baru, pengalaman kerja di lima rumah sakit sebelumnya membuatku cukup percaya diri. Namun, di tempat inilah aku mengalami pengalaman horor pertama dalam hidupku.

Shift Malam yang Sepi

Saat bertugas di shift malam, jumlah perawat yang berjaga jauh lebih sedikit dibandingkan siang hari. Malam itu, kami hanya bertiga untuk menangani satu ruangan, sehingga harus sering bolak-balik jika ada pasien membutuhkan bantuan.
“Teeettt…” Suara bel pasien berbunyi. Temanku, Anita, segera bergegas menuju ruangan rawat inap. Jalan menuju ruangan tersebut harus melewati lorong dengan sebuah ruangan kosong yang terkenal angker di rumah sakit ini.

Jaga Malam di Rumah Sakit
Jaga Malam di Rumah Sakit

“Anita, hati-hati ya lewat lorong itu. Jangan lihat ke ruangan kosong!” canda salah satu temanku sebelum Anita pergi.
“Ah, kamu ini suka nakut-nakutin aja,” jawab Anita sambil tertawa kecil, meski wajahnya terlihat sedikit tegang.

Ruangan kosong itu sebenarnya digunakan sebagai gudang sementara. Menurut desas-desus, jika malam tiba, pintu ruangan harus selalu ditutup. Malam itu, pintunya ternyata terbuka, dan lampunya menyala terang, mungkin karena lupa dimatikan oleh cleaning service.

Saat Anita melewati ruangan itu, ia tanpa sadar menoleh. Di dalam, hanya ada sebuah kursi yang menghadap jendela. Tidak ada yang aneh. Anita melanjutkan tugasnya membantu pasien dan kembali ke ruangan jaga.

Namun, saat kembali, ia melewati ruangan kosong itu lagi. Kali ini, kursi yang sebelumnya menghadap ke jendela telah berpindah arah, kini menghadap pintu. Wajah Anita seketika pucat pasi. Cleaning service sudah pulang, jadi tidak mungkin ada yang memindahkan kursi itu.

Anita berlari ke ruang jaga dengan napas tersengal-sengal. “Ada apa, Nit?” tanyaku penasaran.
“Kursi… Kursinya pindah arah!” jawabnya panik.

Kami semua tertawa, termasuk aku. “Ah, kamu kebanyakan nonton film horor kali!” ejekku. Anita hanya diam, wajahnya masih ketakutan.

Lift yang Aneh

Tidak lama kemudian, bel pasien berbunyi lagi. Kali ini, giliranku untuk menangani. Berbeda dengan ruangan sebelumnya, kali ini aku harus pergi ke lorong lain, sehingga tidak perlu melewati ruangan kosong tersebut.

Pasien yang kuhadapi membutuhkan infus baru, jadi aku harus ke lantai atas untuk mengambilnya. Saat berjalan menuju lift, dari kejauhan aku melihat staf pantry masuk ke lift dengan membawa nampan makanan. Aku berlari kecil, berharap bisa naik bersama. Sayangnya, pintu lift tertutup sebelum aku sampai.

ISOTOTO : Platform Game Online Terpercaya di Indonesia
ISOTOTO : Platform Game Online Terpercaya di Indonesia

“Ah, nunggu lagi,” gumamku kesal. Saat melihat display panel lift, aku mendapati lift itu diam di lantai 3. Aku menekan tombol untuk memanggilnya.

“Triing…” pintu lift terbuka, tapi di dalam tidak ada siapa-siapa. “Lho, ke mana staf pantry tadi?” aku bergumam bingung. Dengan sedikit ragu, aku masuk ke lift dan menekan tombol menuju lantai 4.

Ketika pintu lift hampir tertutup, aku merasa seperti ada suara langkah kaki mendekat. “Tunggu!” aku spontan menahan pintu lift, berharap staf pantry tadi kembali. Tapi lorong itu kosong, tak ada siapa pun.

Kejadian di Gudang Infus

Setelah mengambil infus, aku kembali ke lift. Kali ini, suasana terasa lebih mencekam. Lampu lorong menuju lift berkedip-kedip, seperti di film horor. Dalam hati, aku mencoba menenangkan diri. “Santai, ini cuma kebetulan,” gumamku, meski tanganku mulai berkeringat.

Lift kembali membawaku ke lantai 1. Saat pintu terbuka, aku mendengar langkah kaki terburu-buru di lorong seberang. Langkah itu terdengar jelas, tapi tidak ada siapa-siapa.

“Eh, Devi, kamu lihat staf pantry tadi nggak?” tanyaku pada perawat lain saat kembali ke ruangan jaga.
“Staf pantry? Bukannya mereka pulang jam 8 tadi?” jawab Devi heran.

Malam yang Tak Terlupakan

Aku hanya diam. Cerita Anita soal kursi yang berpindah dan kejadian di lift tadi membuatku bergidik. Malam itu terasa begitu panjang. Setiap bunyi bel pasien, langkah kaki, atau sekadar bayangan di lorong membuatku semakin waspada.

Ketika shift malam berakhir, aku menceritakan semuanya pada Anita. Ia hanya mengangguk. “Aku bilang juga apa, tempat ini memang nggak biasa,” ujarnya pelan.

Sejak kejadian itu, aku lebih berhati-hati setiap kali berjaga malam. Suara lift, ruangan kosong, bahkan lorong rumah sakit selalu membuatku teringat pengalaman malam itu. Misteri Nusantara – Jaga Malam di Rumah Sakit.

Klik Disini, Daftar Platform Hongkong Aman dan Terpercaya 100%


Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *