Malam itu, seperti biasa, Rina baru saja selesai menjalani kuliah yang melelahkan. Ia menyusuri jalanan sempit menuju kosannya yang terletak di pojok kampung, sebuah bangunan tua yang sudah agak rapuh. Kosan itu hanya dihuni beberapa orang, dan Rina tak terlalu mengenal tetangga satu lantainya. Namun, ada sesuatu yang aneh di sana. Sejak pertama kali ia menginjakkan kaki di kamar kosan itu, Rina merasa ada sesuatu yang tak beres.
Ketika membuka pintu kamar, Rina melihat sebuah cermin besar yang terpasang di dinding depan tempat tidurnya. Di sana, ia sering melihat bayangan samar, sesuatu yang bergerak cepat, hanya saja saat ia menoleh, tak ada siapa-siapa di ruang itu. Kadang, ia merasa seolah sedang diamati.
2. Sosok Perempuan Cantik
Suatu malam, setelah berjam-jam mengerjakan tugas kuliah, Rina merasa lelah dan memutuskan untuk tidur lebih awal. Ia baru saja menutup mata saat terdengar suara pintu kamar terbuka pelan. Hatinya berdebar, karena ia yakin bahwa tak ada siapa-siapa yang datang. Namun, suara langkah kaki yang lembut terdengar mendekat, semakin dekat.
Tanpa sadar, Rina membuka mata dan melihat sosok perempuan berdiri di dekat meja belajar. Perempuan itu cantik, dengan rambut panjang yang terurai indah. Wajahnya sangat menawan, namun ada sesuatu yang aneh pada matanya—hampa dan kosong, seolah-olah tidak melihat apa pun di dunia ini. Perempuan itu tersenyum, tapi senyumannya terasa kosong, seolah-olah hanya untuk menutupi kesedihan yang mendalam.

3. Tanya dan Jawab Tanpa Suara
Rina terdiam, matanya tak bisa berkedip. Ia merasa tubuhnya kaku, tak bisa bergerak meskipun hatinya ingin sekali berteriak. Hanya ada kedalaman di mata perempuan itu, yang seakan mengajak Rina berbicara tanpa kata-kata. Perempuan itu mendekat, melayang di atas lantai dengan langkah yang tak mengeluarkan suara sedikit pun.
Rina ingin bertanya, ingin lari, tetapi tubuhnya terasa berat. Tiba-tiba, suara bisikan lembut terdengar, seolah datang dari dalam hatinya. “Kenapa kau datang ke sini? Apa yang kau cari?” Rina ingin menjawab, tetapi kata-kata itu terperangkap di tenggorokannya. Apa yang sedang terjadi?
4. Jejak Masa Lalu
Keesokan harinya, Rina merasa terkejut dengan dirinya sendiri. Ia tidak ingat kapan ia tertidur, dan tidak yakin apakah apa yang terjadi semalam itu nyata atau hanya mimpi. Namun, ketidaknyamanan yang ia rasakan begitu nyata. Ia merasa seolah ada sesuatu yang hilang dalam dirinya, seperti ada bagian dari jiwa yang tertinggal di dalam kamar kosannya.
Rina mencoba mencari tahu lebih banyak tentang kosan itu. Ia bertanya pada beberapa teman sekelas yang tinggal di sekitar situ. Tanpa diduga, seorang teman memberitahunya tentang kisah lama yang beredar di kampus. Konon, beberapa tahun yang lalu, seorang perempuan muda yang sangat cantik tinggal di kosan itu. Ia selalu tampak sempurna, ceria, dan penuh kehidupan. Namun, tak ada yang tahu, perempuan itu tiba-tiba menghilang tanpa jejak.
Sejak saat itu, banyak penghuni kos yang mengaku melihat sosoknya, yang tetap tampil cantik dan penuh pesona, namun membawa aura kesedihan yang tak terungkapkan.

5. Tanda-Tanda yang Kian Jelas
Rina kini tidak bisa tidur dengan tenang. Setiap malam, sosok perempuan cantik itu kembali muncul, semakin jelas dan semakin nyata. Rina bisa merasakan hawa dingin yang menggelitik tulang-tulangnya setiap kali perempuan itu datang, seolah ia sedang dibayangi oleh sesuatu yang lebih dari sekadar penampakan.
Namun, anehnya, seiring berjalannya waktu, Rina mulai merasa kasihan pada sosok tersebut. Ia mulai merasakan kesedihan yang mendalam, seperti ada sesuatu yang belum selesai, yang belum bisa dilepaskan oleh perempuan itu. Rina merasa seolah-olah ia bisa membantu, meskipun tak tahu caranya.
6. Mencari Jawaban
Suatu malam, Rina memberanikan diri untuk berbicara dengan sosok perempuan itu. Ketika ia terbangun di tengah malam, perempuan itu sudah berdiri di samping tempat tidurnya. Dengan suara yang hampir tak terdengar, Rina berkata, “Apa yang terjadi padamu? Apa yang bisa aku lakukan untuk membantumu?”
Tiba-tiba, senyuman perempuan itu menghilang, dan mata kosong itu menatap Rina dalam keheningan yang mencekam. Perlahan, sosok itu berbisik, “Bantu aku menemukan kedamaian.” Setelah itu, tubuh perempuan itu menghilang, meninggalkan kamar yang kembali sepi dan gelap.

7. Ketenangan yang Kembali
Esok harinya, Rina merasa lebih ringan, meskipun matanya tetap terasa lelah dan penuh tanda tanya. Ia merasa seolah telah melakukan sesuatu yang besar, meski tak tahu pasti apakah itu benar-benar berhasil. Sejak malam itu, sosok perempuan itu tak pernah lagi muncul. Kamar kosan Rina kini terasa lebih tenang, lebih hidup, meskipun rasa kesedihan itu masih menyelimuti udara di dalamnya.
Namun, Rina tahu bahwa ia telah melakukan sesuatu yang penting, meskipun hanya dengan mendengarkan dan memberi sedikit perhatian pada sosok yang terperangkap dalam kesedihannya. Sejak itu, ia belajar bahwa terkadang, yang dibutuhkan oleh roh-roh yang terlupakan bukanlah kebencian atau ketakutan, tetapi hanya sedikit pengertian dan ketulusan hati.
Dan meskipun hantu perempuan cantik itu telah pergi, jejak kesedihannya tetap tinggal dalam ingatan Rina, sebagai sebuah pelajaran tentang hidup, mati, dan apa yang ada di antara keduanya.
Tinggalkan Balasan