Hantu di Kebun Durian

Misteri Nusantara – Hantu di Kebun Durian Malam itu, selepas Isya, Subandi dan pamannya memutuskan untuk pergi ke kebun durian yang tidak jauh dari rumah. Musim durian sedang memuncak, dan harapan mereka adalah membawa pulang durian matang yang jatuh dari pohon. Dengan hanya berbekal dua senter tua, mereka menyusuri jalan setapak menuju kebun di tengah gelap gulita.

Hantu di Kebun Durian
Hantu di Kebun Durian

“Pohon-pohonnya besar-besar, serem banget,” Subandi bergumam sambil menyorotkan senternya ke sekeliling.

Pamannya tertawa kecil. “Ah, kamu ini. Sudah biasa kok. Pohon durian memang besar. Nggak usah takut, ada paman di sini.”

Namun, rasa takut tetap menggelayuti hati Subandi. Suasana malam yang sunyi, desiran angin yang menyelusup di antara dedaunan, dan suara-suara aneh yang samar terdengar membuat bulu kuduknya berdiri.

Penemuan Durian yang Aneh

Setelah berjalan beberapa menit, mereka tiba di tengah kebun. Pamannya segera menyorotkan lampu senter ke bawah pohon, mencari durian yang jatuh. Di bawah pohon besar yang berdiri angkuh di hadapan mereka, pamannya melihat sebuah benda bulat.

“Nah, ini dia!” seru pamannya sambil membungkuk dan meraih benda itu.

Subandi memicingkan mata, merasa ada yang aneh. Benda itu jauh lebih besar daripada durian pada umumnya.

“Paman,” dia bergumam dengan suara gemetar, “kenapa duriannya besar sekali? Yang lainnya kecil-kecil saja.”

Pamannya tersenyum lebar. “Namanya juga rezeki. Durian besar, untung besar!”

Namun, firasat buruk menggelayuti Subandi. Dia menajamkan penglihatannya dan mencoba memanfaatkan indera keenam yang pernah dipelajarinya. Melihat wujud asli dari benda yang dipegang pamannya, bulu kuduknya langsung meremang.

“Buang! Cepat buang! Itu bukan durian! Itu Glundung Pringis!”

Pamannya terperanjat. Ia langsung melempar benda itu sekuat tenaga. Benda bulat itu menggelinding, memperlihatkan gigi-gigi tajam yang menyeringai lebar. Suara tawa menyeramkan bergema di antara pepohonan, membuat malam semakin mencekam.

Kedatangan yang Tak Terduga

Setelah makhluk itu menghilang dalam kegelapan, pamannya berlari terbirit-birit menuju jalan, meninggalkan Subandi yang masih berdiri terpaku. Dengan napas memburu, Subandi berusaha menenangkan diri dan melanjutkan pencarian durian. Beberapa saat kemudian, sebuah tangan menyentuh bahunya.

“Siapa?” Subandi melonjak, berbalik dengan cepat.

Ia hampir menjatuhkan senternya saat melihat wajah ayahnya berdiri di belakangnya.

“Kamu nggak apa-apa, Nak?” tanya ayahnya.

Subandi mengangguk, meski hatinya masih berdebar keras. “Ada apa, Yah?”

“Aku menyusulmu. Aku dengar suara aneh dari arah sini,” kata ayahnya sambil memandang sekeliling.

Tiba-tiba, keduanya melihat sosok besar hitam pekat berdiri di balik pepohonan. Bayangan itu bergerak perlahan, disertai suara geraman rendah. Di samping sosok tersebut, tampak bayangan merah menyala yang tampak berkobar seperti api.

Klik Disini, Daftar Sekarang.
Klik Disini, Daftar Sekarang.

Teror Genderuwo dan Kemamang

“Itu Genderuwo,” bisik ayah Subandi dengan suara tercekat. “Dan yang merah itu… Kemamang. Jangan sampai mereka melihat kita.”

Sinar senter mereka memancing perhatian Sosok Kemamang, yang dikenal suka mengejar benda bercahaya, sehingga ia mulai mendekat.

“Buang senter! Sekarang!” seru ayahnya.

Mereka melemparkan senter sejauh mungkin. Kemamang langsung mengejar cahaya itu, meninggalkan mereka berdua. Sementara Genderuwo tetap diam, tubuh besarnya seperti gunung hitam yang menghalangi cahaya bulan.

“Jangan bergerak,” bisik ayah Subandi. Ia mulai melantunkan doa-doa dan mantra pelindung, sementara Subandi yang gemetar mengikuti. Perlahan, ia memudar dan akhirnya lenyap ditelan malam.

Setelah memastikan semua aman, mereka mengumpulkan durian matang yang terserak di tanah. Namun, perasaan lega tak sepenuhnya kembali. Malam itu, kebun durian telah menjadi saksi bisu dari teror yang tak akan pernah mereka lupakan. Demikianlah Misteri Nusantara – Hantu di Kebun Durian.

 === PREDIKSI HONGKONG JITU HARI INI ===

ISOTOTO : Platform Hongkong Terpercaya Sejak 2014
Klik Disini, Daftar Sekarang


Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *