Misteri Nusantara- Di sebuah kota kecil yang terletak di kaki gunung, sekelompok pendaki memutuskan untuk menaklukkan puncak Gunung Sumbing, gunung yang terkenal dengan keindahannya, namun juga dikenal memiliki banyak cerita misterius. Kelima pendaki itu terdiri dari Rizki, Dita, Rendi, Yani, dan Edo, yang telah lama merencanakan pendakian ini. Mereka yakin perjalanan ini akan menjadi petualangan yang tak terlupakan.
Sejak awal pendakian, cuaca mendukung, namun seiring mereka semakin mendalam memasuki hutan yang lebat, suasana mulai berubah. Udara semakin dingin, dan kabut mulai menyelimuti jalur pendakian. Rendi, yang biasanya ceria, merasa ada sesuatu yang ganjil. “Aku merasa seperti diawasi,” katanya, melihat ke sekeliling dengan wajah cemas.
Suara Aneh di Malam Hari
Malam pertama di gunung, mereka mendirikan tenda di sebuah lokasi yang tampaknya aman. Namun, saat mereka duduk berkeliling api unggun, suara-suara aneh mulai terdengar dari dalam hutan. Suara langkah kaki yang teredam, seperti seseorang yang sedang berjalan di antara pepohonan. Dita, yang merasa tidak nyaman, bertanya, “Siapa itu? Ada orang lain di sini?”
“Jangan khawatir, mungkin hanya hewan,” jawab Rizki, mencoba meyakinkan teman-temannya.
Namun, saat malam semakin larut, suara langkah kaki itu semakin mendekat. Tiba-tiba, api unggun padam dengan sendirinya, meninggalkan mereka dalam kegelapan yang pekat. Rendi yang ketakutan berseru, “Kalian dengar itu? Ada yang mendekat!”
Penampakan Misterius
Pada malam ketiga, pendaki sudah mencapai ketinggian yang lebih tinggi. Cuaca semakin buruk, dan kabut semakin tebal. Tiba-tiba, di antara kabut itu, mereka melihat sebuah sosok yang tampak melayang di atas tanah. Seorang wanita dengan wajah pucat, mengenakan gaun putih lusuh, tampak berjalan perlahan menuju mereka.
Yani, yang pertama kali melihatnya, berteriak, “Ada seseorang! Siapa itu?”
Namun, sebelum mereka bisa bergerak, sosok itu menghilang begitu saja, menguap ke dalam kabut tebal. Kegelisahan mulai merasuki hati mereka. “Itu… bukan manusia,” Edo berkata dengan suara gemetar.
Perjalanan yang Terusik
Seiring dengan perjalanan yang semakin berat, pendaki merasakan semakin banyak keanehan. Mereka mulai mendengar suara bisikan yang datang entah dari mana, dan rasa takut yang semakin menguasai mereka. Di tengah kabut yang menebal, mereka hampir tidak bisa melihat satu sama lain.
Rendi, yang telah lama terdiam, akhirnya mengungkapkan sebuah cerita yang membuat bulu kuduk mereka berdiri. “Aku dengar dari warga sekitar bahwa gunung ini terkenal dengan cerita hantu seorang wanita yang meninggal dalam sebuah pendakian lama. Konon, arwahnya masih gentayangan, mencari korban berikutnya.”
Kebingungan dan Keterperangkapan
Tepat ketika mereka sampai di puncak gunung, angin bertiup kencang, dan kabut semakin tebal. Tenda mereka yang sebelumnya kokoh terbang diterpa angin, dan mereka terpaksa berlindung di sebuah gua kecil. Di dalam gua itu, suasana semakin aneh. Tiba-tiba, suara langkah kaki terdengar lagi, kali ini sangat dekat, seperti seseorang yang berjalan mengelilingi mereka.
Rizki dan Edo keluar untuk memeriksa, tapi mereka hanya menemukan jejak kaki di salju yang baru saja turun—jejak yang tampak baru, namun tidak ada orang di sekitar mereka. Mereka pun kembali ke gua dengan cemas, hanya untuk menemukan tenda mereka terbalik, dan api unggun yang padam tanpa sebab.
Pertaruhan Hidup dan Mati
Malam terakhir di gunung, ketakutan sudah menguasai seluruh tubuh mereka. Mereka tahu, mereka harus segera turun. Namun, sebelum mereka sempat memulai perjalanan turun, sosok wanita itu muncul lagi, berdiri di depan gua dengan wajah pucat dan mata yang kosong.
“Apa yang kalian cari di sini?” suara itu terdengar begitu dalam dan menakutkan, membuat mereka terdiam. “Kalian sudah terperangkap di dalam kutukan ini,” kata wanita itu dengan suara seram.
Rizki, yang mulai merasa putus asa, bertanya dengan suara gemetar, “Bagaimana kami bisa keluar? Kami hanya ingin selamat!”
Wanita itu tidak menjawab. Ia hanya tersenyum tipis, lalu menghilang ke dalam kabut. Pendaki yang tersisa segera berlari menuruni gunung, namun kabut terus mengikuti mereka, dan suara langkah kaki itu terus menghantui perjalanan mereka.
Akhir yang Mengerikan
Hanya dua orang yang berhasil turun dari gunung, Rizki dan Dita. Ketika mereka sampai di bawah, mereka diberitahu oleh penduduk desa bahwa mereka telah menjadi saksi kutukan gunung tersebut—sebuah kutukan yang mengharuskan setiap pendaki yang melanggar peraturan tidak boleh berada di gunung setelah malam hari. Hantu wanita itu, yang kehilangan nyawanya dalam sebuah pendakian yang salah, akan terus mengganggu siapa pun yang mencoba menaklukkan gunung tersebut.
Sejak itu, tak ada lagi yang berani mendaki Gunung Sumbing setelah matahari terbenam. Mereka yang berani tetap mencoba, akan merasakan kehadiran hantu wanita itu, yang akan terus mengintai dan menunggu mereka yang terperangkap dalam kutukan gunung tersebut.
Tinggalkan Balasan