Petualangan Ngamen di Brebes
Waktu itu saya masih duduk di bangku sekolah kelas dua SMA. Sekolah saya di SMAN 1 Purwokerto, Kabupaten Banyumas. Saat liburan sekolah, karena kelas digunakan untuk ujian anak kelas tiga, saya dan teman karib saya, Dedi Haryanto alias Dedi Borneo, memutuskan untuk melakukan perjalanan petualangan ngamen selama dua hari dua malam.
Ngamen Ala Anak Sekolah
Beda dengan anak sekolah zaman sekarang, yang kalau butuh uang tinggal mewek sama orang tua. Saya dan Dedi memiliki keperluan yang sama, butuh uang! Namun daripada minta ke orang tua, kami lebih baik mengamen, hehe…
Waktu itu yang jago main gitar plus menyanyi sambil berdiri hanya saya, sedangkan Dedi main gitarnya baru belajar. Serta jam terbang ngamen saya sudah tinggi, hehe…
Hari Pertama: Perjalanan ke Kabupaten Brebes
Hari pertama ngamen, saya dan Dedi naik angkot menuju daerah Kabupaten Cirebon. Start ngamen dari daerah Taman Sari. Saya dan Dedi mengamen dari rumah ke rumah. Saat dzuhur kami beristirahat sejenak untuk makan di warung, lalu melanjutkan lagi ngamen dari rumah ke rumah hingga sore hari.
Saat malam tiba, kami bingung mencari tempat untuk menginap. Setelah berdiskusi dengan Dedi, kami memutuskan untuk menginap di Rumah Sakit Cirebon.
Pengalaman Tak Terlupakan di Rumah Sakit Cirebon
Jam delapan malam, kami memasuki Rumah Sakit Cirebon sambil menenteng gitar dan tas ransel. Tanpa permisi kami langsung jalan masuk ke dalam mencari Mushola. Saat hampir sampai Mushola, kami dicegat bagian keamanan.
“Mas… mas… Mau pada kemana mas?”, tanya bapak-bapak bagian keamanan.
“Mau ke Mushola pak, mau numpang solat dan istirahat”, jawab saya.
“Oh, iya. Silakan! Sini pinjam gitarnya”, sahut bagian keamanan.
Setelah itu saya dan Dedi masuk ke Mushola numpang mandi, ganti baju dan solat. Setelah selesai, kami makan di warung depan rumah sakit.
Keputusan Tidur di Lobby Rumah Sakit
Setelah makan, kami ngobrol-ngobrol dengan pemilik warung dan nanya apakah boleh tidur di Mushola rumah sakit? Si pemilik warung menjawab, boleh-boleh saja, tapi di Mushola itu banyak jinnya yang seram dan usil! Hadeh! Daripada nanti kenapa-napa, akhirnya saya dan Dedi urung tidur di Mushola dan tidurnya hanya di bangku panjang di lobby rumah sakit. Yang saya ingat, di lobby rumah sakit itu terdapat banyak bangku kayu yang panjang, mungkin sekitar 12 bangku serta ada satu pesawat televisi yang diletakkan di atas. Dan di lobby tersebut banyak orang-orang yang sedang bergiliran jagain pasien. Saya dan Dedi ngobrol-ngobrol dengan orang-orang yang pada duduk-duduk di lobby.
Mengalami Pengalaman Mistis di Malam Hari
Masuk jam sepuluh malam, mata saya sudah ngantuk sekali dan badan terasa letih. Saya pun tertidur di bangku rumah sakit dan di sekitar saya ada Dedi yang sedang ngobrol dengan orang, serta ada beberapa orang yang nonton tivi. Begitu mata saya terpejam, saya merasa terbang dan pindah ke alam lain! Saya merasa berada di sebuah lembah dan banyak asap di sekeliling saya. Pandangan sekitarnya hanya ada warna hitam gelap! Saya berjongkok sambil meraba-raba tanah tempat saya berpijak. Tangan saya merasakan seperti meraba daun kering, kerikil dan tanah gembur yang bercampur lumpur. Suasananya sunyi sekali.
Malam yang Menegangkan
Beberapa saat kemudian terdengar suara seperti auman monster, seperti di film alien! “Ghhrrrrr…!!” Yakin! Takut bukan main saat itu! Lalu muncul sesuatu berwarna hitam dan “rembyak-rembyak” (rumbai-rumbai) yang terbang di atas kepala saya. Saya merunduk sambil kedua tangan saya letakkan di atas kepala. Lalu terdengar suara yang berat (seperti suaranya vokalis Sepultura), “Aja turu nang kene!!” (Jangan tidur di sini!!). Sekelebatan muncul telapak kaki yang sangat besar, hitam, kukunya panjang serta berbulu dan langsung menginjak muka dan badan saya. Waktu itu saya merasa tertindih sesuatu yang sangat berat dan menutupi hidung dan mulut saya. Nggak bisa ngomong dan napas terasa sesak! Saya meronta-ronta agar bisa lepas dari injakan kaki besar tersebut. Sejenak kaki besar itu lepas dan muncul muka makhluk yang memiliki kaki besar tersebut! Serem! Mukanya berbulu dan bertaring!
Terbangun dan Mendapat Peringatan
Hanya sebentar muka makhluk tersebut nongol, lalu kaki besar tadi menendang badan saya! Wuaaaa! Saya merasakan badan saya terlempar dan jatuh ke dalam jurang yang dalam! Brak! Saya terjaga! Ternyata saya jatuh dari bangku rumah sakit! Dan orang-orang di sekitar bersama Dedi pada tertawa. Sial! Namun ada satu orang bapak-bapak yang menghampiri saya dan memapah saya kembali duduk di bangku serta berbisik, “Koen miki turu nang kene ora maca donga ya? Mesti dikerjani lelembut kene” (Kamu tadi tidur di sini nggak baca doa ya? Pasti kamu dikerjain sama lelembut penunggu sini). Saya menjawab, “Iya pak, saya lupa nggak baca doa”. Bapak-bapak tersebut menyuruh saya segera ke kamar mandi dan cuci muka.
Melihat Penampakan yang Menyeramkan
Baru berjalan beberapa meter meninggalkan lobby, saya melihat kuntilanak berjalan menembus salah satu pintu kamar pasien dan berbelok membelakangi saya. Entah kenapa saya memandangi terus kemana kuntilanak tersebut berjalan mengambang. Kuntilanak tersebut masuk ke kamar lain. Saya mengikuti arah kemana kuntilanak tersebut masuk. Ternyata masuk ke kamar mayat! Hiy! Saya segera bergegas ke kamar mandi untuk cuci muka. Selesai cuci muka, saya keluar kamar mandi, eh bapak yang tadi sudah menunggu di luar sambil membawa air putih dalam gelas.
Penutupan dan Akhir yang Menenangkan
“Mas, kiye banyu putih diombe! Eben ora ditemploki lelembut terus” (Mas, ini air putih diminum! Biar nggak diikuti setan terus). Alhamdulillah, setelah itu saya kembali tidur di bangku kayu tapi tidak pindah ke alam lain lagi.
Tinggalkan Balasan