Misteri Nusantara – Diganggu Kuntilanak Saat Hamil Usia kandunganku baru memasuki bulan terakhir ketika aku bertengkar hebat dengan suamiku, Adnan.
Amarahku memuncak, dan tanpa berpikir panjang, aku memutuskan pergi ke rumah sepupuku, Rina, yang tinggal di pinggir kota …
Aku mengendarai motor dalam kondisi perut besar dan hati penuh kekesalan.
Setibanya di rumah Rina, aku merasa sedikit lega, meski tubuhku mulai terasa lebih berat dari biasanya. Aku tak menghiraukannya dan memutuskan bermalam di sana. Namun, keesokan harinya, rasa berat itu semakin menjadi. Meski begitu, aku tetap memutuskan pulang ke rumah untuk mencoba berdamai dengan Adnan.
Sosok Menyeramkan di Tengah Malam
Malam harinya, aku dan Adnan tidur dalam kamar yang terasa pengap. Dalam kondisi mengantuk, aku merasa ada sesuatu yang mengganggu. Samar-samar, aku melihat seorang wanita berambut panjang berdiri di atas perutku. Matanya hitam pekat, menatap tajam ke arahku.
“Adnan! Bangun! Ada… ada wanita di atas perutku!” aku berteriak dengan suara gemetar sambil mengguncang bahunya.
Adnan terbangun dengan panik, namun saat dia melihat ke arahku, wanita itu sudah lenyap. “Apa maksudmu? Tidak ada siapa-siapa di sini, Sayang,” katanya, mencoba menenangkanku.
Namun, rasa sakit di perutku tiba-tiba menyerang. Aku merasakan ada yang memutar dan mencengkram perutku dari dalam. Aku meringis, menahan rasa sakit yang tidak tertahankan. Adnan hanya bisa memegang tanganku, kebingungan dan cemas.
“Kamu sakit biasa saja, mungkin bayi kita bergerak,” katanya, meski raut wajahnya tidak menyakinkan.
Rahasia di Balik Kerasukan
Keesokan harinya, rasa sakit itu tidak kunjung hilang. Adnan segera memanggil Pak Harun, seorang “orang pintar” yang terkenal di kampung kami. Pak Harun meminta aku berbaring sambil mengurut perutku. Awalnya, gerakannya lembut, seperti tukang pijat biasa. Namun, sesuatu berubah ketika dia mengeluarkan sebatang rokok, menyalakannya, dan menaburi kemenyan di ujung api rokok itu.
Dia meniupkan asap ke arah wajahku sambil melantunkan doa. Seketika itu juga, aku kehilangan kesadaran. Menurut Adnan, dalam keadaan tak sadarkan diri, aku berubah menjadi seseorang yang lain.
“Kamu tertawa, menjerit, bahkan mengumpat dalam bahasa yang aku tidak mengerti,” cerita Adnan ketika aku sadar. Dia tampak pucat, seolah tak percaya dengan apa yang baru saja terjadi.
Mainan Kuntilanak di Perutku
Setelah aku siuman, Pak Harun menjelaskan sesuatu yang membuat bulu kudukku merinding. “Kuntilanak menjadikan Bayimu sebuah mainan , Nyai. Setiap malam, dia memutar dan mencengkeramnya. Untung bayi itu masih bertahan, berkat perlindungan Allah,” katanya dengan nada serius.
Aku menangis mendengar penjelasannya. “Kenapa dia melakukan itu pada kami?” tanyaku, terisak.
“Kuntilanak itu mengikutimu sejak kamu pergi ke rumah Rina. Dia merasa tertarik pada kandunganmu. Makanya, jangan pernah keluar malam, apalagi dalam kondisi hamil tua,” ujar Pak Harun memperingatkan.
Tinggalkan Balasan