Difollow Hantu

Misteri Nusantara – Difollow Hantu Menjadi mahasiswa baru memang bukan hal yang mudah. Banyak yang harus dihadapi, seperti tugas-tugas yang diberikan oleh senior kepada junior. Meski kami tahu bahwa tugas-tugas tersebut berguna untuk perjalanan kuliah kami, kenyataannya kami masih belum terbiasa dengan rutinitas malam di kampus. Maklum, kami baru beberapa bulan di sini, dan banyak hal baru yang harus dipelajari.

Difollow Hantu
Difollow Hantu

Pada suatu malam yang cukup dingin, sekitar pukul 7 malam, saya dan teman-teman baru di jurusan Ilmu Sosial sibuk mengerjakan buku angkatan di belakang gedung fakultas. Kami duduk berkelompok, sebagian di atas tangga beton, sebagian lagi di bawah pohon besar yang sedikit melindungi kami dari hujan gerimis. Kejadian yang saya alami pada tahun 2008 ini sepertinya akan selalu saya ingat sepanjang hidup.

Suasana Sepi di Gedung Tua

Gedung Z, yang terletak di sebelah gedung Pascasarjana, biasanya ramai oleh mahasiswa yang mengambil program ekstensi. Namun, malam itu gedung tersebut tampak sepi karena tidak ada kuliah ekstensi. Hanya kami yang mengerjakan tugas di area sekitar gedung.

Tiba-tiba, dua teman saya, Ardi dan Fani, berjalan sambil mengobrol di samping gedung Z. Mereka berdua menoleh ke arah lantai atas gedung yang gelap, dan saat itu mereka melihat sesuatu yang aneh. Mereka mengamati jendela yang gelap, dan bayangan samar bergerak di sana.

Bayangan Hitam yang Mengejar

Mereka melihat sebuah bayangan hitam yang mirip dengan sosok manusia. Bayangan itu melayang dengan kecepatan yang tidak wajar, bergerak begitu cepat menuju lantai bawah gedung. Tanpa diduga, bayangan itu keluar dari jendela dan terbang menuju mereka. Ardi dan Fani membeku, tak tahu harus berbuat apa, hanya melihat bayangan itu semakin mendekat. Mereka panik dan langsung berlari menuju keramaian. Hanya setelah bertemu dengan saya dan beberapa teman lainnya, bayangan itu akhirnya menghilang.

“Eh, kalian nggak percaya, deh! Tadi ada yang aneh di gedung Z!” kata Ardi, terengah-engah, wajahnya pucat.

Saya menanggapi dengan sedikit tawa, “Pasti cuma bayangan, kok. Nggak usah dipikirin.”

Namun, suasana mulai berubah ketika hujan turun dengan derasnya. Angin kencang bertiup, dan langit gelap semakin menambah kesan mencekam. Tanpa kami sadari, kejadian aneh tadi ternyata belum berakhir.

Mengantar Teman di Tengah Hujan

Tugas kami akhirnya selesai, dan saya memutuskan untuk pulang ke kosan di daerah Kuto. Karena hujan, saya terpaksa ikut mobil teman-teman yang tadi menemani saya di gedung Z. Kami berangkat dari parkiran fakultas menuju Kuto, namun suasana di mobil terasa canggung. Hujan yang turun semakin deras, seakan ikut menciptakan ketegangan di antara kami.

“Sial, hujan terus! Kalau nggak, gue udah cabut tadi,” keluh Fani sambil menatap ke luar jendela, menahan kebosanan.

Namun, saat kami melewati sebuah jalanan yang gelap dan sepi, suasana tiba-tiba berubah tegang. Semua orang di mobil mulai merasakan kegelisahan yang aneh. Ada sesuatu yang tidak beres di sekitar mereka.

Sosok Perempuan Berbaju Merah

Saat melewati danau dekat Fakultas Ekonomi, tiba-tiba sosok perempuan berbaju merah muncul di sisi kiri mobil kami. Perempuan itu berjalan cepat ke arah mobil, matanya tertutup oleh rambut panjang yang menutupi wajahnya.

“Apa itu?!” teriak Fani, panik. “Gas! Gas! Jangan berhenti!”

Kami melaju cepat melewati FISIP, namun tiba-tiba Dimas melihat ke spion tengah. Perempuan berbaju merah itu kini duduk di kursi belakang mobil. Wajahnya yang samar-samar hanya terlihat dari balik rambut panjangnya yang menutupi sebagian wajah.

“Ini nggak bener, Dim!” seru Ardi yang sudah mulai pucat. “Jangan lihat belakang!”

Begitu melewati gerbang utama kampus, ia menoleh lagi ke spion. Sosok perempuan itu sudah hilang. Hanya suara hujan yang terdengar, dan kami semua tampak kelelahan dan takut. Meski sosok itu sudah menghilang, kami tahu, kejadian itu akan selalu menghantui ingatan kami. Perasaan cemas yang mencekam masih mengisi seluruh ruang mobil.

Klik Disini, Daftar Sekarang.
Klik Disini, Daftar Sekarang.

Teror yang Tidak Berakhir

Suasana di dalam mobil semakin tegang. Semua orang diam, tidak ada yang berani berbicara. Hanya suara hujan yang terus menerus membasahi kaca mobil. Ketika kami melewati beberapa persimpangan, perasaan takut itu justru semakin memuncak. Ada sesuatu yang tak terucapkan di antara kami semua—sebuah ketakutan yang hanya bisa kami rasakan.

“Udah, jangan ngomongin itu lagi. Kita udah sampai,” ujar Dimas, berusaha menenangkan teman-temannya yang masih ketakutan.

Setibanya di kosan, kami semua terdiam, berpikir apakah apa yang baru saja kami alami benar-benar terjadi. Tidak ada yang berani membicarakan lebih jauh. Hanya waktu yang akan menjawab, apakah teror itu akan berakhir atau masih akan menghantui kami di hari-hari berikutnya.

 === PREDIKSI HONGKONG JITU HARI INI ===

ISOTOTO : Platform Hongkong Terpercaya Sejak 2014
Kamu Menang Berapapun, Pasti Dibayar Lunas 100%
Klik Disini, Daftar Sekarang.


Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *