Misteri Nusantara – Dicegat Makhluk Yang Merayap Di Tembok Pada Mei 2016, saya diterima sebagai Quality Control (QC) di sebuah perusahaan mebel rotan di Kota Indah. Hari pertama bekerja, saya bertemu dengan seorang karyawan senior asal Desa Jati, sebut saja namanya Pak Adi. Setelah jam kerja selesai pukul lima sore, Pak Adi mengajak saya pulang. Ia menjelaskan bahwa perusahaan telah menyediakan sebuah mes untuk tempat tinggal karyawan.

“Sini, saya antar. Mes-nya memang agak jauh, tapi tempatnya cukup nyaman,” ujar Pak Adi sembari menyalakan motornya.

Kami melaju menggunakan motornya menuju Perumahan Melati, yang terletak sekitar 10 km dari pabrik. Setibanya di perumahan, suasana terasa berbeda. Meski bangunannya tampak modern, lokasinya terkesan menyeramkan, seperti berada di bekas rawa-rawa. Jalanan gelap dan dikelilingi pohon mangga yang menjulang menambah kesan angker. Saat melintasi tanah kosong, saya sempat melihat sosok seperti manusia merayap di tengah jalan. Namun, ketika saya hendak memastikan, sosok itu lenyap begitu saja. Saya urung bercerita kepada Pak Adi.

Malam yang Tenang Berubah Menjadi Teror

Setelah tiga hari berlalu tanpa insiden, tibalah malam Kamis yang membuat bulu kuduk berdiri. Saat itu saya harus pulang sendiri karena Pak Adi ditugaskan di pabrik lain. Malam itu, hujan rintik-rintik turun, dan jalanan perumahan semakin sepi. Sepeda motor yang diberikan perusahaan cukup nyaman, meski sudah keluaran lama.

Malam itu, pukul 10, saya melewati tanah kosong yang sama. Saat melintasi jalan tersebut, telepon saya berdering. “Halo, sebentar ya, saya berhenti dulu,” jawab saya sambil mematikan mesin motor dan menerima telepon. Namun, setelah panggilan selesai, motor saya mendadak mogok. Saya mencoba menyalakan kembali mesin, tapi motor tak kunjung hidup.

Tiba-tiba, terasa ada hembusan angin dingin menyapu telinga kanan saya. Refleks, saya menoleh, tetapi tidak ada siapa pun. Perasaan takut mulai merayap. “Astagfirullah…” gumam saya. Dengan sedikit gemetar, saya mencoba men-starter motor manual. “Jegluk… Brummm!” Mesin akhirnya menyala.

Namun, belum sempat saya lega, di sisi kanan motor, terlihat jari-jari besar muncul di atas aspal. Jari itu terlihat jelas meski dalam gelap. Saya tidak berani menoleh lebih jauh, hanya fokus menjalankan motor. Tapi baru lima meter berjalan, sosok itu melompat ke tembok di pinggir jalan. Bentuknya menyerupai kelelawar besar, dengan cakarnya yang mencengkeram kuat dinding.

Ketakutan di Tengah Jalan

Saya mempercepat laju motor sambil terus menggumamkan doa. Tiba-tiba, tikungan tajam di depan hampir membuat saya kehilangan kendali. Napas saya terengah-engah, namun rasa takut belum juga surut.

Saat mencoba menenangkan diri, suara anjing terdengar nyaring di sebelah kanan. “Gough! Gough!” Suara itu mengejutkan saya, membuat motor terpeleset dan jatuh di pinggir jalan. “Sial! Apa lagi ini?” umpat saya sambil mengangkat motor. Namun, perasaan ada yang mengawasi membuat saya semakin gelisah. Saya mendongak dan melihat ke sekeliling.

Sosok bayangan hitam masih menempel di dinding, matanya merah menyala. Rasanya seperti menatap langsung ke arah saya.