Misteri Nusantara – Dicegat Kuntilanak Penunggu Pohon Bambu Cerita horor kali ini adalah pengalaman pribadi saya saat dicegat oleh kuntilanak yang menjadi penunggu pohon bambu. Kejadian ini terjadi ketika saya mengirimkan meja makan rotan ke rumah pelanggan di sebuah perumahan yang jauh dari pusat kota.

Pesanan yang Tak Terduga

Pada bulan Maret 2015, seorang pelanggan bernama Pak Santoso, seorang polisi, bersama istrinya datang ke toko untuk membeli satu set meja makan rotan sintetis. Setelah proses tawar-menawar yang cukup panjang, kami mencapai kesepakatan. Mereka membayar uang muka dan meminta barang dikirimkan keesokan harinya sekitar pukul 17.30. Mereka tinggal di sebuah perumahan di Desa Sukamaju, dan memberikan petunjuk agar saya masuk melalui jalan kampung, melewati Gang Cemara dengan patung botol besar sebagai penanda, karena rumah mereka berada di ujung, dekat jembatan kecil.

Perjalanan yang Menyesatkan

Keesokan harinya, saya mempersiapkan barang yang akan dikirim. Kedua anak saya, Rizky (7 tahun) dan Amel (5,5 tahun), ikut serta. Kami berangkat pukul 17.00 dan tiba di depan Gang Cemara sekitar pukul 17.15. Namun, saya salah jalan dan tersesat hingga tiba di jalan buntu. Hari semakin gelap.

Dicegat Kuntilanak Penunggu Pohon Bambu
Dicegat Kuntilanak Penunggu Pohon Bambu

Saya bertanya kepada warga setempat, dan seorang pria tua memberi petunjuk, “Putar balik, lalu belok kanan. Nanti Bapak akan melewati pohon-pohon bambu dan jembatan kecil. Rumahnya persis di seberang jembatan.”

Akhirnya, saya memutar balik. Saya mengendarai mobil melewati jalan sempit dan menurun yang dikelilingi kebun bambu sekitarnya. Setelah sekitar 200 meter, saya melewati deretan pohon bambu yang lebat, membentuk terowongan gelap. Rizky dan Amel tiba-tiba menutup mata mereka.

“Ada apa, Nak?” tanya saya, sedikit panik.

Klik Disini, Daftar Platform Game Online Aman dan Terpercaya Sejak 2014
Klik Disini, Daftar Platform Game Online Aman dan Terpercaya Sejak 2014

“Tidak apa-apa, Pak,” jawab Rizky gemetar.

Saya mencoba tetap tenang, meskipun suasana semakin mencekam. Setelah melewati jembatan kecil, saya akhirnya menemukan rumah Pak Santoso.

Pulang Lewat Jalan yang Sama

Setelah menurunkan barang, saya berencana pulang melalui perumahan. Namun, jalan di sana penuh dengan mobil yang terparkir, sehingga saya memutuskan untuk kembali melewati jalan bambu tadi.

“Pak, jangan lewat sana lagi!” pinta Amel dengan nada ketakutan.

“Tenang saja, Amel. Bapak ada di sini,” jawab saya sambil mengelus kepalanya.

Saat kami mendekati jembatan kecil, tiba-tiba tercium bau bangkai yang sangat menyengat. “Aduh, ini pasti ada yang tidak beres,” pikir saya.

Penampakan Kuntilanak di Jembatan

ASTAGA! Tepat di jembatan kecil, sosok kuntilanak muncul di bawah sorotan lampu mobil. Rambutnya panjang menutupi wajah, mengenakan gaun putih lusuh. Amel langsung berteriak, “Pak, ada hantu!”

Saya merinding, tetapi mencoba tetap tenang. Saya membunyikan klakson dan membaca doa dalam hati.

Setelah melewati jembatan, tiba-tiba mesin mobil mati. Refleks, saya menginjak rem dan menarik rem tangan. Rizky menunjuk ke arah pohon bambu sambil berkata, “Pak, di sana ada yang bergerak!”

Saya melihat bayangan putih melayang cepat ke atas sambil tertawa cekikikan. Suara itu menggetarkan jiwa saya.

“Permisi, Nyi. Saya cuma lewat, jangan ganggu kami!” ujar saya sambil mencoba menyalakan mesin.

BRAK! Dasbor mobil saya pukul keras, dan akhirnya mesin menyala kembali.

Mampir ke Minimarket

Saya menghentikan mobil di depan minimarket dan sejenak menenangkan anak-anak dari ketakutan. Kata orang tua, jika habis bertemu makhluk halus, jangan langsung pulang. Setelah membeli beberapa camilan dan minuman, kami melanjutkan perjalanan.

Syukurlah, malam itu hingga keesokan harinya, tidak ada hal aneh yang terjadi lagi. Namun, pengalaman ini akan selalu terpatri dalam ingatan saya. Hiii…!!!

Klik Disini, Daftar Platform Singapore Aman dan Terpercaya Sejak 2014


Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *