Dicegat Hantu Harimau

Makhluk Hitam di Tengah Hutan

Dicegat Hantu Harimau ; Malam itu, Pak Burhan melangkah melewati jalan setapak yang sunyi di Dusun Karangjati. Angin malam yang dingin berhembus perlahan, menyapu wajahnya. Dia mendorong gerobak berisi bakso, mata terfokus ke depan, namun sesekali matanya melirik ke belakang. Sejak beberapa waktu lalu, ia merasakan ada yang mengikutinya. Bentuknya tak jelas, hanya bayangan hitam besar yang bergerak cepat, mengikuti setiap langkahnya.

Dicegat Hantu Harimau
Dicegat Hantu Harimau

“Siapa itu?” gumam Pak Burhan dalam hati. Suasana malam semakin sunyi. Hanya suara jangkrik dan desisan angin yang terdengar. Namun, kecemasan terus merayap dalam dirinya.

Pak Burhan melanjutkan perjalanan dengan langkah terburu-buru, namun semakin cepat ia berjalan, semakin dekat pula bayangan itu. “Jangan berlari, jangan berlari,” ia membisiki dirinya sendiri. Gelapnya malam membuat jalanan semakin menakutkan. Gerobaknya terasa semakin berat, namun ia terpaksa terus mendorongnya. Keinginannya untuk lari terhalang oleh keraguan—takut makhluk itu akan lebih cepat mengejarnya.

Suara Aneh di Hutan Jati

Pak Burhan akhirnya sampai di jembatan ketiga, jembatan Kali Sampang, yang berada di tengah hutan jati. Tempat ini memang angker, banyak orang bercerita tentang makhluk-makhluk aneh yang sering muncul di sini. Sambil mendorong gerobak, Pak Burhan melirik sekeliling. Suasana hutan semakin mencekam.

Tiba-tiba, suara keras terdengar dari pinggiran hutan sebelah kiri jalan, “BLUG!!” Suara itu begitu keras, seperti benda besar yang jatuh dari ketinggian. Jantung Pak Burhan hampir melompat keluar. Tanpa sadar, kakinya melompat ke atas. “Apa itu?” pikirnya, cemas.

Ia menghentikan langkahnya sejenak, menyalakan lampu minyak dan mengarahkannya ke sumber suara. Namun, di balik semak belukar, hanya ada pohon-pohon jati yang tinggi menjulang dan gelap, tak ada tanda-tanda benda yang jatuh. Pak Burhan semakin cemas, dan rasa takut mulai menguasainya.

Ia menarik napas dalam-dalam untuk menenangkan diri, kemudian melanjutkan perjalanannya. Namun, baru beberapa langkah, ia mendengar suara lagi—kali ini seperti langkah berat makhluk yang berjalan di atas daun-daun jati kering dan semak belukar. “Krosak… krosak… krosak…” Suara itu semakin mendekat.

Langkah Langsung Menghampiri

Pak Burhan berusaha menenangkan diri. Ia berusaha tidak panik dan tetap berjalan, meskipun matanya terus melirik ke sisi kiri jalan, tempat suara itu datang. Dalam kabut ketakutan yang semakin mencekam, ia melihat sebuah sosok hitam bergerak perlahan. Sesosok makhluk besar, bentuknya tak jelas, namun Pak Burhan tahu bahwa makhluk itu mengikuti langkahnya.

Jaraknya sekitar lima meter. Pak Burhan berhenti, tubuhnya membeku, matanya terfokus pada bayangan hitam itu. Sosok itu juga berhenti, seolah-olah tahu apa yang ia lakukan.

“Siapa kamu?” Pak Burhan berbisik, berusaha menahan ketakutannya. Namun tidak ada jawaban, hanya keheningan yang semakin dalam. Perlahan, ia melangkah lagi, dan makhluk itu ikut melangkah, langkahnya mengikuti dengan sempurna.

Makhluk Hitam yang Mengancam

Pak Burhan menelan ludah, langkahnya semakin terasa berat. Tak ada pilihan lain, ia memberanikan diri untuk menoleh ke samping, mencoba melihat lebih jelas makhluk itu. Dengan tangan kanan memegang lampu minyak, ia menangkupkan tangan kirinya di atas alis, berusaha menatap lebih jauh ke dalam kegelapan.

ISOTOTO : Platform Game Online Aman dan Terpercaya
ISOTOTO : Platform Game Online Aman dan Terpercaya

“Jangan sampai ini mimpi buruk,” Pak Burhan berpikir, namun semakin ia melangkah, semakin dekat pula makhluk itu. Langkahnya tak terhenti. Namun, tak ada sosok apapun di sana. Hanya keheningan hutan yang menyesakkan dada.

Pak Burhan melangkah mundur, hendak kembali ke gerobaknya. Namun, saat kakinya hampir mencapai gerobak, terdengar lagi suara mengerikan yang membuat jantungnya hampir copot—sebuah geraman yang dalam dan mengerikan. “GERRRR!!!”

Pertemuan dengan Harimau Hitam

Pak Burhan membeku. Suara itu bukan suara biasa, seperti suara harimau, namun lebih dalam dan menggema, penuh ancaman. Nafas Pak Burhan terengah-engah, tangannya gemetar saat meraih pegangan gerobaknya. Suara geraman itu semakin dekat, terdengar mengelilinginya. Pak Burhan bisa merasakan udara dingin dan bau tajam yang menyengat hidungnya.
Akhirnya, dengan segenap tenaga, Pak Burhan melangkah maju, dan saat itu, makhluk itu menampakkan dirinya. Seekor harimau hitam, namun jauh lebih besar daripada harimau biasa, berdiri tepat dua meter di depannya. Matanya merah menyala, menatap Pak Burhan dengan tajam. Mulutnya terbuka lebar, memperlihatkan gigi taring yang panjang dan runcing, siap mengoyak siapa saja yang berani mendekat.

Pak Burhan terdiam, tubuhnya kaku oleh ketakutan. Suara geraman harimau itu semakin keras, semakin mencekam. Pak Burhan tahu, inilah saatnya—hidupnya bergantung pada keberaniannya.

Ancaman dari Makhluk Hitam

Dengan suara bergetar, Pak Burhan akhirnya berbicara, “Jika kau ingin dagingku, ambil saja… tapi ingat, jangan ada darahku yang menetes. Kalau ada darahku yang mengalir, keturunan saya akan datang menuntut balas!”

Harimau itu tetap diam, matanya terus menatap Pak Burhan. Hening. Seketika, suasana di sekitar mereka seperti membeku. Tak ada suara lagi selain suara detak jantung Pak Burhan yang berpacu cepat.

Pak Burhan menatap mata harimau itu, berharap kata-katanya cukup kuat untuk menghentikan makhluk itu. Dengan pelan, harimau itu mulai mundur. Perlahan-lahan, ia bergerak menjauh, tetap dengan mata merah menyala yang tidak pernah lepas dari Pak Burhan. Setelah beberapa langkah, sosok harimau itu menghilang ke dalam hutan gelap dan ditelan kegelapan malam.

Pulang dengan Kelegaan yang Penuh Ketakutan

Pak Burhan berdiri terpaku, tak percaya dengan apa yang baru saja terjadi. Hatinya berdegup kencang, keringat dingin terus mengalir di tubuhnya. Dengan gemetar, ia melanjutkan perjalanan pulang, masih mendorong gerobak baksonya, namun kali ini, pikirannya tak bisa berhenti membayangkan pertemuan itu.

Keesokan harinya, kabar tentang kejadian tersebut menyebar dengan cepat di Dusun Karangjati. Warga desa berbicara dengan takjub dan ketakutan, memperbincangkan makhluk hitam yang hampir menelan Pak Burhan hidup-hidup. Namun, ada yang mengatakan, Pak Burhan tidak hanya selamat berkat keberanian dan kata-katanya, tetapi karena ada sesuatu yang lebih besar dari sekadar makhluk itu—sesuatu yang melindungi keturunannya.

Tak ada yang tahu pasti, namun yang jelas, setelah malam itu, hutan jati Dusun Karangjati semakin dikenal sebagai tempat yang tak boleh disinggahi siapa pun setelah matahari terbenam. Dicegat Hantu Harimau


Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *