Dibawa Angkot Siluman

Misteri Nusantara – Dibawa Angkot Siluman. Bulan puasa tahun 2011 menjadi awal dari kejadian yang tak terlupakan di pabrik rotan tempat Bu Ja’i bekerja. Pada Kamis malam Jumat Kliwon, pemilik pabrik, yang akrab dipanggil Bu Haji, mengumumkan bahwa seluruh karyawan harus lembur. Mereka harus segera menyelesaikan barang-barang dan memuatnya ke dalam kontainer malam itu juga.

Dibawa Angkot Siluman
Dibawa Angkot Siluman

Saat waktu berbuka tiba, seluruh karyawan berkumpul untuk menikmati buka puasa bersama. Di tengah kehangatan acara, Bu Haji mengumumkan bahwa perusahaan akan mengantar pulang mereka yang lembur menggunakan kendaraan milik perusahaan.

Suasana penuh canda tawa, hingga Bu Ja’i bercanda dan nyeletuk dalam bahasa Cirebon, “Halah, pan dianter nganggo apo? Dianter nganggo katil?”.

Seisi ruangan meledak dengan tawa.

Keputusan Pulang Lebih Awal

Setelah istirahat, para karyawan kembali bekerja. Namun, Bu Ja’i bersama dua rekannya, Darmi dan Warsun, memutuskan untuk pulang lebih awal. Mereka meminta izin kepada Bu Haji dan segera berjalan keluar. Karena pulang sebelum waktu lembur selesai, mereka harus menggunakan transportasi umum.

Di depan pabrik, sebuah angkot berwarna biru dengan tulisan “GP” jurusan Gunung Sari-Plered sedang menunggu penumpang. Bu Ja’i dan Darmi berdiri di sampingnya sementara Warsun menyeberang ke toko seberang jalan untuk menukar uang.

“Cepat, War! Angkotnya sudah ngetem,” panggil Darmi.

Warsun kembali dengan langkah tergesa. Namun, saat melihat angkot, wajahnya berubah pucat.

“Aku nggak mau naik itu,” katanya tegas.

“Kenapa? Sopirnya sudah ada, ayo cepat!” desak Bu Ja’i.

Warsun menggeleng keras. “Kalian nggak lihat? Itu nggak ada sopirnya!”

Bu Ja’i dan Darmi saling pandang dengan bingung. Menurut mereka, jelas ada seorang pria duduk di kursi kemudi. Namun, untuk menghindari perdebatan, Warsun akhirnya menurut.

Perjalanan Menuju Kengerian

Mereka bertiga naik ke dalam angkot. Suasana sunyi menyelimuti kendaraan itu. Anehnya, meskipun angkot mulai bergerak, suara mesin tak terdengar. Roda seolah melayang di atas jalan. Bu Ja’i, Darmi, dan Warsun mengobrol santai, berusaha menepis rasa aneh yang mulai merambat.

Beberapa saat kemudian, angkot berhenti dan menaikkan dua penumpang baru. Menurut Bu Ja’i, mereka tampak seperti mahasiswi, tetapi penampilan mereka membuat bulu kuduk meremang. Keduanya mengenakan rok putih panjang, dan rambut mereka yang terurai menutupi seluruh wajah.

“Kenapa nggak buka wajahnya?” bisik Darmi, matanya terus melirik ke arah penumpang itu.

Warsun menggigil. “Jangan lihat terlalu lama. Fokus saja ke depan.”

Pemandangan di luar semakin ganjil. Jalanan gelap gulita, tanpa satu pun kendaraan lain yang lewat. Sesekali, bayangan putih melintas, tapi tak ada suara klakson atau gemuruh kehidupan kota.

“Kok rasanya angkot ini melayang?” bisik Warsun, menggenggam tangan Darmi.

“Iya, dari tadi nggak sampai-sampai,” sahut Darmi, mulai gelisah.

“La ilaha illallah…” Warsun tiba-tiba menyebut nama Allah dengan suara bergetar.

Klik Disini, Daftar Sekarang
Klik Disini, Daftar Sekarang

Kebangkitan di Plered

Angkot berhenti di depan pasar Plered. Pagi mulai menyingsing, dan para pedagang sibuk menyiapkan dagangan. Warsun dan Darmi segera turun, tetapi Bu Ja’i terdiam, wajahnya pias seperti patung.

“Bu, ayo turun!” seru Warsun panik.

Bu Ja’i tak merespons. Warsun dan Darmi terpaksa menyeretnya keluar. Begitu jauh dari angkot, mereka mencari becak dan segera pulang ke Cangkring.

Setibanya di rumah, Bu Ja’i tak langsung pulih. Selama tiga hari tiga malam, ia linglung dan tak mengenali siapa pun. Pihak keluarga akhirnya memanggil seorang kiai. Setelah berdoa dan memberinya air putih, perlahan kesadarannya kembali.

“Alhamdulillah,” isak Bu Ja’i, menangis tersedu-sedu.

Semua orang bersyukur. Mereka yakin, jika Warsun tak menyebut nama Allah dalam angkot, mungkin mereka bertiga takkan pernah kembali ke dunia nyata.

 === PREDIKSI SYDNEY JITU HARI INI ===

PAUS4D : Platform Sydney Amanah dan Terpercaya Sejak 2014
Berapapun KemenanganMu, Pasti Dibayar Lunas
Klik Disini, Daftar Sekarang


Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *