Misteri Nusantara- Di sebuah desa yang terletak jauh di pedalaman Jawa, orang-orang percaya bahwa Hutan Beringin, yang terletak di sana, dihuni oleh makhluk halus, termasuk gunduruwo—makhluk besar berbulu lebat dengan wajah menyeramkan dan mata yang bisa menembus kegelapan.
Orang-orang desa selalu mengingatkan siapa pun yang melintas untuk tidak pernah memasuki hutan itu sendirian, terutama setelah matahari terbenam. Tapi, bagi Arief, seorang pemuda yang baru saja pindah ke desa itu, cerita tentang gunduruwo hanyalah mitos belaka.
Mencoba Menantang Takdir
Suatu malam, Arief memutuskan untuk membuktikan bahwa cerita-cerita tersebut hanyalah khayalan belaka. Ia berencana untuk berjalan-jalan ke dalam hutan, hanya dengan membawa senter dan tekad untuk menunjukkan bahwa ia tidak takut pada apa pun. Tanpa mempedulikan peringatan penduduk desa, Arief melangkah masuk ke dalam kegelapan hutan.
Langkah kaki Arief menggema di antara pohon-pohon raksasa, dan udara semakin dingin seiring berjalannya waktu. Suara burung hantu dan angin yang berdesir di pepohonan membuat suasana semakin mencekam. Meskipun begitu, Arief terus melangkah, bahkan sempat tersenyum kecil karena merasa tidak ada yang perlu ditakutkan.
Namun, saat ia semakin jauh ke dalam hutan, suasana tiba-tiba berubah. Sesuatu yang tidak biasa membuat Arief merasa bahwa ia tidak sendirian.
Langkah yang Mengikuti
Pada suatu titik, Arief merasa seolah-olah ada yang mengawasinya. Ia berhenti sejenak dan menoleh ke belakang, namun tidak melihat apa-apa selain pohon-pohon besar yang menghalangi pandangannya. Namun, saat ia melangkah lagi, ia mendengar suara langkah kaki berat yang mengikuti setiap gerakannya.
Jantung Arief berdegup kencang. Ia mencoba meyakinkan dirinya bahwa suara itu hanya berasal dari binatang hutan, namun langkah itu semakin dekat, semakin jelas. Arief mulai merasa panik. Ia mempercepat langkahnya, berharap bisa keluar dari hutan dengan cepat. Namun, semakin ia berlari, semakin terasa ada yang mendekat, seperti bayangan besar yang mengikuti dengan kecepatan yang sama.
Wujud Gunduruwo
Tiba-tiba, sebuah suara geraman rendah terdengar di belakangnya. Arief menoleh, dan matanya langsung tertuju pada sesuatu yang besar dan mengerikan. Di antara pohon-pohon, sebuah makhluk besar dengan tubuh berbulu lebat, wajah menyerupai manusia dengan mata merah menyala, dan taring yang menjulang keluar, berdiri menghadapnya.
Itulah gunduruwo, makhluk yang selama ini hanya dikenal dalam cerita. Arief tidak bisa bergerak, tubuhnya terasa kaku, dan perasaan takut menyeliputi seluruh tubuhnya. Gunduruwo itu memandangnya dengan tatapan tajam, seakan menilai apakah Arief pantas untuk diburu atau tidak.
Setiap kali Arief mencoba untuk bergerak, makhluk itu hanya menggeram lebih keras. Arief bisa merasakan hawa panas dari tubuh gunduruwo yang semakin dekat. Ia ingin berteriak, namun mulutnya terasa terkunci.
Menghadapi Takdir
Gunduruwo itu mulai mendekat, namun sebelum makhluk itu sempat menyentuhnya, Arief teringat akan sesuatu yang pernah dikatakan seorang tetua desa. “Jangan takut, karena ketakutanmu akan mengundangnya lebih dekat.” Dengan segenap kekuatan, Arief berusaha mengatur napasnya dan mencoba untuk tetap tenang. Ia mencoba menahan rasa takut yang menguasainya.
Tiba-tiba, gunduruwo itu berhenti. Makhluk itu mengangkat kepalanya dan melihat sesuatu yang tidak bisa dilihat oleh Arief. Setelah beberapa detik yang terasa seperti berjam-jam, gunduruwo itu menggeram keras dan kemudian menghilang ke dalam kegelapan hutan.
Arief berdiri terpaku, tubuhnya gemetar. Ia tidak tahu apa yang baru saja terjadi, tetapi yang jelas, hutan itu kini terasa lebih gelap dan menakutkan daripada sebelumnya.
Kembali ke Desa
Dengan napas terengah-engah, Arief berlari sekuat tenaga menuju pintu keluar hutan. Begitu ia sampai di pinggir hutan, ia melihat cahaya rumah-rumah desa yang menyambutnya. Walau tidak ada yang tampak aneh, Arief tahu bahwa pengalamannya di hutan itu akan terus menghantuinya.
Sejak malam itu, Arief tidak pernah lagi berani melangkah ke dalam hutan Beringin sendirian. Ia mulai memahami bahwa ada kekuatan yang tidak bisa dipahami oleh logika manusia. Dan gunduruwo, dengan segala kegelapannya, tetap mengintai di dalam hutan.
Tinggalkan Balasan