Misteri Nusantara – Boneka Lusuh Liburan kali ini terasa panjang dan menyenangkan. Aku, Ardi, Fajar, Lila, dan Siska memutuskan untuk menghabiskan waktu bersama di daerah pegunungan. Kami berangkat pagi-pagi sekali, sekitar pukul 06.00, menuju sebuah villa di kaki gunung.
“Yuhuuu! Liburan ke pegunungan, nih!” seru Fajar sambil meloncat kegirangan.
“Hah, biasa aja lah! Gue udah sering banget liburan ke sini,” keluh Lila yang tampaknya sedikit bosan.
Aku, yang bernama Raka, masih duduk di bangku SMP dan sengaja mengajak teman-temanku untuk berlibur ke villa di daerah pegunungan dengan menggunakan mobil pribadi. Sesampainya di villa, kami langsung menaruh barang-barang di dalam rumah. Villa itu tampak cukup tua dan sedikit menyeramkan. Meski begitu, aku hanya menganggapnya sebagai perasaan biasa, mungkin hanya imajinasiku saja.
Villa Tua dan Boneka Lusuh
Villa itu cukup besar, memiliki lima kamar tidur, dua kamar mandi, satu dapur, dan satu ruang tamu. Di halaman belakang ada kolam renang yang tampaknya sudah lama tidak digunakan. Suasana villa sedikit suram, namun kami tetap memutuskan untuk menginap di sana.
“Raka, lihat deh! Aku nemuin boneka lucu nih,” kata Siska sambil mengangkat boneka anak kecil yang sudah lusuh.
“Eh, taruh lagi boneka itu, Siska! Itu bukan punya kita!” seru Lila.
“Santai, kok! Gue cuma bawa dulu, nanti gue kembalikan,” jawab Siska, meski suaranya terdengar sedikit memelas.
Aku yang mendengar percakapan mereka hanya menghela napas. Namun, ada satu hal yang ingin kuceritakan pada mereka. Aku pernah mendengar dari orang tua tentang villa ini. Dulu, ada seorang anak kecil asal Belanda yang meninggal karena bunuh diri di sini, dan konon arwahnya terperangkap dalam barang-barang yang ada di dalam villa. Makanya, di sini sangat dilarang mengambil barang yang bukan milik kita.
Aku pun memberitahukan hal tersebut kepada teman-temanku. Mereka mendengarkan dengan serius, dan tampaknya mereka mulai merasa khawatir.
Malam yang Mencekam
Malam pun tiba, dan kami semua merasa lelah setelah berjalan-jalan seharian. Setelah makan malam, kami pergi tidur di kamar masing-masing. Aku, Fajar, dan Nino tidur di kamar depan yang cukup besar, sementara Lila dan Siska tidur di kamar belakang.
Saat tengah malam, aku terbangun tiba-tiba. Kulihat jam dinding menunjukkan pukul 01.15. Suara tangisan anak kecil terdengar sangat jelas, membuat bulu kudukku merinding. Awalnya, aku berusaha mengabaikannya, tetapi suara itu semakin keras terdengar. Aku pun memutuskan untuk memeriksa keadaan.
Suara Aneh dan Penampakan
Aku melangkah ke arah sumber suara dan melihat boneka lusuh itu tergeletak di sudut ruangan. “Kok bisa ada boneka di sini?” gumamku dalam hati, kebingungan.
“Tck… tck… tck… Huuuhhh… huuuhhh…” Suara aneh itu semakin terdengar, berasal dari boneka tersebut. Tiba-tiba, boneka itu bergerak sendiri, dan aku bisa merasakan hawa dingin yang sangat menusuk tulang. Ketakutan melanda tubuhku.
Tiba-tiba, sebuah bayangan muncul di hadapanku. Seorang anak laki-laki dengan wajah pucat pasi dan tubuh penuh luka-luka mendekat. Anak itu memegang boneka lusuh di tangan kiri. “Tolong… jangan ganggu aku…” suara berat itu terdengar sangat jelas.
Aku pun menjerit, “Pergi dari sini! Pergi dari sini!” suaraku tercekat, hampir tak keluar.
“Ba… baik… saya akan pergi!” jawabku dengan terbata-bata, ketakutan setengah mati. Setelah itu, sosok anak kecil itu menghilang, begitu pula boneka lusuh itu.
Ketakutan yang Menghantui
Aku segera lari kembali ke kamarku, terengah-engah. Aku membangunkan teman-temanku satu per satu, “Fajar! Nino! Lila! Siska! Bangun! Cepetan!” Aku terus menepuk-nepuk tubuh mereka, mengguncang mereka dari tidur.
“Ada apa sih, Raka? Masih ngantuk banget nih,” ucap Fajar sambil mengucek matanya, bingung dengan keadaanku.
“Ayo, kita harus pergi sekarang! Sekarang juga!” kataku dengan nada panik. Aku bisa merasakan ada sesuatu yang sangat tidak beres di villa ini.
“Apa sih, Raka? Kita kan baru 1 hari di sini?” jawab Nino dengan nada kecewa.
“Pokoknya, kita harus pulang sekarang! Sebelum ada yang lebih buruk terjadi,” kataku tegas.
Akhirnya, teman-temanku pun setuju. Aku langsung menyalakan mobil dan kami bergegas meninggalkan villa itu. Saat kami melintas di depan villa, aku melihat sosok anak kecil Belanda itu berdiri di depan pintu rumah, memegang boneka lusuh di tangan kiri. Matanya kosong, seolah menatap kami dengan tajam.
Menghindari Kejadian Lebih Buruk
Mobil kami melaju dengan cepat menjauh dari villa itu. Aku hanya bisa menunduk, berusaha melupakan kejadian menyeramkan yang baru saja kami alami. Namun, dalam hatiku, aku tahu satu hal: tidak ada yang lebih mengerikan daripada berhadapan dengan dunia gaib yang tidak terlihat.
Kami pun pulang dengan perasaan lega, meski rasa takut itu masih terus menghantui pikiranku. Semua yang terjadi di villa itu, akan selalu menjadi kenangan yang tak akan pernah kami lupakan. Demikianlah Misteri Nusantara – Boneka Lusuh.
=== PREDIKSI SINGAPORE HARI INI ===
Klik Disini, Daftar Platform Sydney Aman dan Terpercaya Sejak 2014
Tinggalkan Balasan