Bertemu Siluman Ular Pada Kamis, 28 Juli 2016, saya menerima tugas dari perusahaan untuk melakukan inspeksi kursi rotan di sebuah pabrik di daerah Desa Medangkulon, sebuah desa terpencil di Cirebon, Jawa Barat. Sejak pertama kali memasuki area pabrik, saya merasa ada sesuatu yang aneh dengan tempat ini. Setelah memarkir motor di area parkir, saya menuju ke kran air untuk mencuci tangan. Di sana, saya melihat sesuatu yang membuat darah saya beku.
Pertemuan Dengan Ular Misterius
Tiba-tiba, saya melihat seekor ular besar berwarna coklat bergaris hitam melintas di depan saya. Ular itu bergerak perlahan, seolah-olah tidak takut sedikit pun dengan kehadiran saya. Saya hanya diam dan berkata dalam hati, “Mbah… aku putumu, Mbah…” sambil memandangi ular tersebut. Dalam hati saya, saya merasa bahwa saya sedang berhadapan dengan sesuatu yang bukan hanya sekadar ular biasa. Ular itu akhirnya menghilang begitu saja melalui lubang kecil di tembok pembatas pabrik, meninggalkan saya yang masih tercengang.
Sekilas, saya merasa ada sesuatu yang tidak beres dengan pabrik ini. Sejak pertama kali datang, saya sudah merasakan ada sesuatu yang mengintai di sini, seolah pabrik ini memiliki daya tarik tersendiri bagi makhluk halus, terutama yang suka bersembunyi di tempat-tempat sepi. Ketika saya menceritakan kejadian ini kepada salah seorang pekerja di pabrik, beliau memberi nasihat yang cukup aneh.
Peringatan yang Mengerikan
“Jika kamu melihat ular coklat bergaris hitam lagi, jangan dibunuh, ya,” kata pekerja tersebut. Ia tidak menjelaskan alasannya, namun dari ekspresinya, saya bisa merasakan ada ketakutan yang mendalam. Saya hanya mengangguk pelan, meski rasa penasaran saya semakin memuncak. Saya terus melanjutkan pekerjaan saya, namun rasa cemas mulai menguasai pikiran saya.
Jam menunjukkan pukul 12 siang, dan saya mulai merasa lelah. Saat itulah saya bertanya lagi kepada salah seorang pekerja, “Siapa yang menjaga pabrik malam ini?” Pekerja itu menjawab, “Ada dua orang yang bertugas. Yang satu security, yang satunya lagi Pak Agus, dia yang jaga ruangan oven kayu.” Saya memutuskan untuk berbicara dengan Pak Agus, yang ternyata adalah karyawan yang bertugas menjaga ruang pengering kayu yang menggunakan mesin oven besar. Sebagian orang di pabrik menyebutnya “Kiln Dry”, sementara yang lain lebih familiar menyebutnya mesin oven.
Cerita Mengerikan dari Pak Agus
Saya memanggil Pak Agus dan mengundangnya untuk duduk bersama saya, tetapi Pak Agus menolak. Ia lebih memilih untuk jongkok di depan saya. Begini ceritanya menurut Pak Agus:
“Setiap malam, saya harus menjaga mesin oven ini agar tidak mati. Mesin ini memerlukan panas yang cukup untuk menjaga suhu agar kayu-kayu tetap terjaga kualitasnya. Kalau tidak dijaga, bisa berbahaya,” jelas Pak Agus. “Tapi, Pak, tempat ini sangat angker. Semua orang di sini tahu itu.”
Pak Agus melanjutkan ceritanya, yang terjadi pada malam Jumat Kliwon beberapa bulan sebelumnya. Saat itu, sekitar pukul 12.30 malam, ia sedang duduk di belakang mesin oven, dekat dengan tungku api yang besar. Di tengah kesunyian malam, tiba-tiba suasana berubah menjadi sangat mencekam. Tanpa ada tanda-tanda sebelumnya, sebuah kepala gundul muncul tepat satu meter di depan wajah Pak Agus.
Wajah Mengerikan yang Muncul
Pak Agus menggambarkan kepala itu dengan sangat jelas. “Wajahnya sangat mengerikan, kulitnya bersisik seperti ular. Mata merah menyala, pipinya penuh sisik tajam, dan hidungnya hanya ada dua lubang besar seperti hidung ular!” katanya dengan suara bergetar. “Di mulutnya, terlihat taring yang panjang dan tajam. Darah segar menetes dari mulutnya yang menganga lebar, dan lidahnya—astaga—lidahnya sangat panjang dan bercabang, hampir menyentuh wajah saya.”
Pak Agus merasa dirinya terperangkap di alam lain. “Saya merasa seolah-olah tubuh saya terangkat, terbang, melayang tinggi di udara,” lanjut Pak Agus. “Kemudian saya melihat ke bawah, dan di sekeliling saya ada berbagai jenis makhluk halus, semuanya menatap saya dengan tatapan kosong. Saya merasa tubuh saya lemas, tak bisa bergerak, seolah ada kekuatan yang menahan saya di sana.”
Alam Lain yang Menakutkan
Pak Agus merasa seperti dia sedang berada di dimensi lain yang gelap dan mencekam. Setiap detik terasa seperti berjam-jam, dan dia tak bisa berbuat apa-apa selain pasrah. Makhluk itu semakin mendekat, dan lidah bercabangnya hampir mengenai wajah Pak Agus. Namun, dalam keputusasaan, Pak Agus berusaha untuk bangun dan meronta. “Saya terus berusaha meronta, ingin keluar dari tempat itu,” katanya. “Akhirnya, dengan usaha keras, saya merasa seperti jatuh dan tubuh saya kembali ke tempat semula, di belakang mesin oven.”
Meski begitu, makhluk tersebut masih tetap ada, tepat satu meter di depannya, menatap dengan mata merah menyala. Pak Agus merasa tubuhnya sangat lelah dan tak bisa bergerak. Hanya suara adzan subuh yang terdengar samar-samar di kejauhan yang akhirnya membuat makhluk itu menghilang. Namun, perasaan takut dan ngeri itu terus membekas dalam diri Pak Agus.
Keheningan yang Menghantui
“Saat itu, Pak, saya merasa seperti kehilangan kendali atas diri saya. Hanya suara adzan yang menyelamatkan saya,” kata Pak Agus dengan suara gemetar. “Tapi, sejak saat itu, saya selalu merasa ada sesuatu yang mengikuti saya.”
Saya mendengarkan cerita Pak Agus dengan perasaan yang tak bisa digambarkan. Rasa ngeri dan penasaran bercampur aduk dalam hati saya. Meskipun saya tak bisa melihat makhluk itu seperti Pak Agus, saya bisa merasakan betapa mencekamnya tempat ini. Sejak hari itu, saya tak pernah merasa nyaman lagi saat berada di dekat mesin oven atau di sekitar pabrik ini. Aura yang mencekam, serta peringatan tentang ular coklat bergaris hitam, selalu menghantui saya setiap kali saya melangkah ke sana.
Menghadapi Kenyataan yang Menakutkan
Sampai saat ini, saya tidak pernah tahu siapa atau apa sebenarnya makhluk yang muncul di depan Pak Agus. Apakah itu benar-benar siluman ular atau sesuatu yang lebih jahat dari itu? Yang pasti, kejadian itu tetap menjadi bagian dari kenangan kelam yang tak akan pernah saya lupakan.
Setiap kali saya melewati area pabrik tersebut, perasaan takut selalu menghampiri. Saya tidak tahu apakah aura gelap yang ada di sana masih tetap ada atau sudah hilang. Namun, satu hal yang pasti: ada sesuatu yang tak kasat mata yang menjaga pabrik ini, dan saya rasa, sebaiknya saya tidak pernah lagi berkunjung ke sana. Bertemu Siluman Ular
Tinggalkan Balasan