Misteri Nusantara – Bertemu Adik Kelas Yang Sudah Meninggal Kisah ini terjadi pada akhir tahun 2015, sekitar bulan September atau Oktober, saat aku masih berstatus sebagai siswa SMA. Aku bersekolah di jalur akselerasi, di mana masa belajar hanya dua tahun, berbeda dengan tiga tahun di jalur reguler.

Hari itu, Sabtu pagi, mata pelajaran pertama kami adalah olahraga. Namun, guru olahraga berhalangan hadir, sehingga kami diberi kebebasan untuk bermain apa saja. Teman-teman sekelas langsung menuju lapangan basket di kompleks belakang. Sekolahku memiliki dua kompleks: kompleks depan mencakup aula, ruang tata usaha, koperasi, ruang kesenian, serta laboratorium; sedangkan kompleks belakang berisi ruang guru, ruang kelas, kantin, dan lapangan olahraga. Alih-alih bergabung dengan teman-teman, aku memutuskan untuk duduk-duduk santai bersama tiga temanku di depan kelas.
Perhatian Tertuju pada Gadis Misterius
Di sekolahku, ada mata pelajaran Muatan Lokal (Mulok). Untuk kelas akselerasi, pelajarannya adalah Bahasa Sunda, sedangkan kelas reguler mempelajari seni membatik di halaman depan ruang kesenian. Saat aku memperhatikan kegiatan membatik, mataku tertuju pada seorang gadis yang duduk membatik sendirian di dekat kolam ikan. Anehnya, ia mengenakan seragam putih yang biasa dipakai saat upacara bendera hari Senin, padahal hari itu Sabtu, seharusnya semua mengenakan seragam batik. Gadis itu duduk membelakangiku, sehingga aku tidak bisa melihat wajahnya dengan jelas.
“Aneh,” pikirku, “kenapa dia pakai seragam putih?” Sementara aku masih memikirkan hal itu, ketiga temanku datang mengajakku ke kantin, tetapi aku menyuruh mereka pergi lebih dulu.
Pertemuan yang Menyeramkan
Saat aku masih duduk sendiri, gadis berambut kucir satu itu berjalan melewatiku. Wajahnya tampak biasa saja, tetapi dia terbatuk-batuk dengan suara berat. Lebih aneh lagi, ada noda merah seperti darah di seragamnya.
“Kamu kenapa?” tanyaku spontan.
Dia tidak menjawab, hanya mempercepat langkah menuju WC di sebelah ruang guru. Aku menatap punggungnya sampai dia menghilang di balik pintu. Meskipun perasaan ganjil mulai menyelimutiku, aku mengabaikannya dan berjalan menuju kantin untuk bergabung dengan teman-temanku.
Kembali ke Depan Kelas
Beberapa menit kemudian, aku kembali bersama teman-temanku. Kami duduk-duduk lagi menunggu jam pelajaran selesai. Mataku mencari-cari gadis tadi, dan ternyata dia sudah kembali duduk di tempat semula, membatik sendirian.
“Eh, kalian tahu nggak, siapa anak perempuan yang pakai seragam putih itu?” tanyaku pada teman-teman.
Sebelum salah satu dari mereka menjawab, gadis itu tiba-tiba berdiri dan menatapku. Tatapannya kosong dan dingin, membuat bulu kudukku meremang. Tanpa berkata apa-apa, dia berlari masuk ke ruang kesenian.
Menguak Misteri
Rasa penasaran memuncak. Aku mendekati pintu ruang kesenian. Teman-teman bertanya apa yang kulakukan, tapi aku tetap diam. Kuintip ke dalam melalui kaca di pintu. Gadis itu berdiri di sudut ruangan, menatap lukisan di dinding.
“Aneh banget,” gumamku. Aku menghampiri Dewi, salah satu teman yang sedang membatik.
“Dew, itu siapa sih anak yang pakai seragam putih?” tanyaku.
“Siapa? Nggak ada yang pakai seragam putih,” jawab Dewi sambil mengernyit.
“Ada, tadi dia duduk dekat kolam,” kataku sambil menunjuk tempat itu.
Dewi menggeleng, wajahnya berubah tegang. “Maksudmu… Kamu ingat Tania, anak kelas satu yang meninggal dua minggu lalu?” tanyanya pelan. “Dia suka pakai gelang warna-warni di tangan kiri dan sering menguncir rambutnya pakai karet kuning.”
Tubuhku gemetar. “Dia pakai gelang dan kuncir itu!” jawabku dengan suara tercekat.
Mimpi yang Mengganggu
Malamnya, sekitar pukul satu, Dewi menggedor pintu kamarku di kost-an dengan wajah pucat. Dia memaksaku untuk membiarkannya tidur di kamarku. Setelah kami salat malam, dia mulai bercerita dengan suara gemetar.
“Aku mimpi Tania datang. Wajahnya pucat, bibirnya berdarah. Dia menarik tanganku sambil bilang, ‘Dewi, temani aku. Aku kesepian. Aku ingin sekolah lagi…’”
Badanku merinding. Kami menghabiskan malam itu dengan berdoa bersama untuk ketenangan arwah Tania.

Akhir yang Tenang
Keesokan harinya, segalanya kembali normal. Tidak ada lagi kejadian aneh. Namun, bayangan tentang sosok Tania tetap hidup di ingatan kami, sebuah peringatan akan dunia yang tak terlihat. Demikianlah Misteri Nusantara – Bertemu Adik Kelas Yang Sudah Meninggal.
=== PREDIKSI SINGAPORE HARI INI ===
ISOTOTO : Platform Singapore Terpercaya Sejak 2014
Yang Menjamin KemenanganMu Dibayar Lunas 100%
Klik Disini, Daftar Sekarang.
Tinggalkan Balasan