Misteri Nusantara – Ayahku Menjadi Tumbal Dalam Ritual Dewandaru Setahun belakangan, kondisi ekonomi keluargaku berubah drastis. Kini kami tinggal di rumah mewah dengan segala fasilitasnya, tanpa kekurangan sedikit pun. Jika kalian bertanya apakah aku terlahir seperti itu, tentu tidak. Dulu, kami tinggal di rumah kecil yang hampir roboh, dan setiap hari aku menyaksikan ayah dan ibu bertengkar hebat karena masalah uang.
Setiap kali pulang, rumah kami selalu didatangi rentenir yang menagih hutang ayah. Orang-orang itu datang bergantian, menuntut pembayaran yang tidak pernah terlunasi. Kami terperangkap dalam siklus kemiskinan yang tak pernah berujung. Namun, tiba-tiba, segalanya berubah.
Perubahan Sikap Ayah
Suatu hari, ayah pulang dengan membawa sebuah kain batik coklat yang berisi uang. Itu adalah titik balik bagi keluarga kami. Kami mulai merasakan perubahan besar dalam hidup. Namun, anehnya, setelah itu, sikap ayah perlahan berubah. Ia menjadi lebih pendiam dan tampak lebih tertutup. Aku tak lagi melihatnya berdoa seperti dulu. Sikapnya seolah menjauh dari agama dan kehidupan yang biasa kami jalani.
Meskipun aku merasa cemas, aku berusaha untuk tidak terlalu memikirkan hal itu. Namun, semakin hari aku merasa ada yang tidak beres. Aku merasa terpojok oleh rasa penasaran yang terus mengganggu pikiranku. Aku ingin tahu apa yang sebenarnya terjadi. Akhirnya, aku memutuskan untuk mengikuti ayah, meski tanpa sepengetahuannya.
Tempat Aneh yang Mencekam
Pada tanggal 12 bulan Suro, aku mengikuti jejak ayah ke sebuah tempat yang jauh dari rumah. Letaknya di bagian timur, dekat kaki Gunung Kawi yang terkenal itu. Sesampainya di sana, aku melihat sebuah pendapa yang sangat khas. Arsitekturnya seperti rumah orang Jawa, dengan ukiran-ukiran indah di setiap tiangnya. Dari balik pendapa, tercium harum dupa yang sangat kuat, menambah suasana mistis di tempat itu.
Aku berdiri di sana, terpaku, sambil mengamati ayah yang mengenakan pakaian serba hitam. Dia mendekati sebuah makam yang tertulis nama “Eyang Djoego” dan “Embah Yasiman”. Ayahku duduk bersila dan mulai menaburkan bunga di depan makam tersebut. Aku merasa ada sesuatu yang aneh, tetapi aku tidak bisa menjelaskan apa yang kurasakan.
Ritual yang Mengerikan
Tiba-tiba, seorang kakek tua muncul membawa sesajen. Ia menepuk pundak ayah dengan lembut, lalu berkata, “Sudah saatnya ritual ini dilakukan.” Tanpa banyak bicara, ayah mengikuti kakek itu menuju sebuah kolam kecil yang dikelilingi pancuran bambu. Aku mengikutinya dengan langkah hati-hati, berusaha untuk tidak menarik perhatian.
Di sana, ayah hanya diam, menatap langit yang gelap, sementara kakek itu mulai mengucapkan kata-kata yang tidak aku mengerti. Setelah beberapa lama, kakek itu menunjuk sebuah pohon besar di dekat kolam dan berkata, “Duduklah di bawah pohon Dewandaru ini. Jangan tinggalkan tempat ini, apapun yang terjadi. Tunggu hingga daun Dewandaru jatuh tepat di tubuhmu.”
Ayah terlihat sangat ketakutan. Wajahnya sangat tegang, dan keringat mengalir deras dari kepalanya. Aku tidak bisa menahan tangisan melihat ayah yang sangat ketakutan. Saat itulah, sosok besar dan menyeramkan muncul dari kegelapan.
Ketakutan yang Meninggalkan Jejak
Makhluk itu memiliki tubuh besar, rambut panjang, dan mata merah yang menyala. Ia perlahan mendekati ayah, yang tampak tidak mampu bergerak. Aku berteriak sekuat tenaga, “Ayah! Jangan!!” Namun, baik ayah maupun makhluk itu menengok ke arahku. Aku merasa tubuhku menjadi kaku, dan segala yang terjadi di sekelilingku terasa semakin jauh.
Tiba-tiba, aku terbangun dari tidurku, basah oleh keringat dingin. Ternyata, itu hanya mimpi buruk. Namun, aku merasa begitu nyata, seolah-olah apa yang kulihat benar-benar terjadi. Aku mencoba menenangkan diriku, tetapi rasa takut itu tetap membekas di hatiku.
Kejadian Tragis
Tak lama setelah aku terbangun, aku mendengar suara tangisan ibuku dari luar kamar. Suara itu sangat jelas, dan aku segera bergegas menuju kamar ibu. Di sana, aku melihat ayah terbaring lemah. Lidahnya menjulur keluar, dan matanya terbuka lebar, tidak seperti biasanya.
Ibu menangis histeris, sambil berkata, “Ayahmu gagal dalam ritual pesugihan itu. Semua yang dia lakukan sia-sia.” Aku hanya bisa terdiam, tidak tahu apa yang harus kulakukan. Aku merasa kebingungan dan sangat takut dengan apa yang baru saja terjadi. Ayah, yang dulu tampak kuat, kini terbaring lemah, dan keluarga kami terjebak dalam kutukan yang tak bisa dihindari. Demikianlah Misteri Nusantara – Ayahku Menjadi Tumbal Dalam Ritual Dewandaru.
=== SITUS AMAN dan TERPERCAYA ===
Klik Disini, Daftar Platform Game Online Aman dan Terpercaya Sejak 2014
Tinggalkan Balasan