Awas Dibelakangmu

Misteri Nusantara – Awas Dibelakangmu Pada suatu sore yang mendung, kami tiba di depan sebuah gedung tua yang sudah lama tidak dihuni. Pintu depan terbuka dengan sedikit suara berderit, dan kami segera melangkah masuk. Masing-masing dari kami memegang senter, bersiap untuk menjelajahi tempat itu. Aku, bersama dua adikku, merasa sedikit cemas, tetapi kami tetap melangkah maju.

“Gelap sekali di dalam sini, Kak!” keluh Riko, adikku yang paling muda, sambil menarik bajuku.

Awas Di Belakangmu!!
Awas Dibelakangmu

“Diam dulu, deh!” jawab Ardi, adikku yang lebih tua, sambil mendorong Riko. Dorongan itu membuat Riko hampir terjatuh, namun dia segera menyeimbangkan diri.

Riko dan Ardi hanya selisih satu tahun. Riko berumur 12 tahun, sementara Ardi 13 tahun. Sedangkan aku, sebagai kakak, berusia 16 tahun. Meskipun mereka lebih muda, mereka tak kalah berani, meski aku tahu mereka juga merasa takut.

“Sudah! Jangan berisik!” kataku sambil menyalakan senter. Cahaya dari senter kami menyapu setiap sudut gedung yang tampak kusam dan berdebu. Setelah itu, kami mulai menyusuri koridor yang sempit dan kotor, penuh dengan sarang laba-laba yang tebal. “Aduh, kenapa banyak sekali jaring laba-laba di sini,” keluhku sambil mengusir jaring-jaring itu dari tubuhku.

Lukisan yang Menakutkan

Kami terus berjalan, dan tanpa sengaja, kami menemukan sebuah lukisan besar yang tergantung di dinding. Wajah seorang wanita yang tampak pudar dan usang menghadap kami. Seolah-olah, wajah itu hidup dan menatap kami dengan mata yang kosong.

“Hiiiii! Kak, ini serem banget! Kita pulang saja yuk!” Riko merengek, suaranya sedikit bergetar. Namun, kali ini Ardi tidak menjawabnya seperti biasa. Ardi hanya diam, matanya tertuju pada lukisan itu, seakan-akan terhipnotis oleh pandangan wanita di dalamnya.

Aku merasa bulu kudukku merinding. Tanpa sadar, langkahku sedikit terhenti. “Ayo, cepat! Kita lanjutkan,” kataku, mencoba menenangkan diri. Kami melangkah lebih jauh lagi, meskipun perasaan tidak nyaman terus mengganggu. Tiba-tiba, senterku meredup dengan sendirinya.

“Ah, sial! Kenapa ini tiba-tiba meredup?” gerutuku, sambil memukul-mukul senter yang aku pegang. Namun, tidak ada yang berubah.

Suara Langkah Kaki yang Mengerikan

Tiba-tiba, kami mendengar suara langkah kaki yang berat. PLAK! PLAK! Suara itu terdengar dari belakang, semakin dekat dan jelas. Tanpa sadar, kami berhenti. Cahaya dari senter kami semakin meredup, lalu akhirnya mati total.

Kami terdiam, tidak berani bergerak. Tidak ada yang berani menoleh ke belakang. Suasana menjadi semakin mencekam. Hanya suara napas kami yang terdengar, keras dan cepat. Namun, rasa penasaran mengalahkan rasa takutku. Akhirnya, aku memutuskan untuk perlahan menoleh ke belakang.

Klik Disini, Daftar Platform Game Online Aman dan Terpercaya Sejak 2014
Klik Disini, Daftar Platform Game Online Aman dan Terpercaya Sejak 2014

Dengan hati-hati, kami menolehkan kepala. Cahaya dari senter Riko dan Ardi menyapu koridor, namun tidak ada apapun. Koridor itu kosong, sepi, dan gelap. Aku menghela napas panjang, lega karena tidak ada yang mengejar kami. Tetapi, tiba-tiba…

Sentuhan yang Menghantui

Aku merasakan ada sesuatu yang memegang punggungku. “Riko, lepaskan tanganmu!” seruku, berbalik untuk menepis tangan yang terasa ada di punggungku. Namun, ketika aku berbalik, aku tidak merasakan apapun. Kedua tanganku kosong, dan begitu juga dengan Riko dan Ardi. Mereka saling menatapku dengan wajah pucat, mata mereka terbuka lebar penuh ketakutan.

“Ta… Tangan siapa yang kupegang?” pikirku dengan panik. Aku merasa ada sesuatu yang tidak beres. Perutku mual dan jantungku berdegup kencang. Keringat membasahi tubuhku, dan aku hanya bisa berdiri terpaku di tempat.

Aku menatap kedua adikku yang juga tampak ketakutan. Namun, seolah-olah ada sesuatu yang menarik perhatian kami. Tanpa bisa kami cegah, pandangan kami terarah pada sebuah sosok yang muncul di depan kami.

Wajah Pucat yang Menakutkan

Di depan kami, seorang wanita muncul. Wajahnya pucat pasi, seperti mayat yang sudah lama terkubur. Matanya kosong, dan sorot matanya mengerikan. Wajah itu mulai menyeringai, dan tawa cekikikan mulai terdengar, membuat bulu kuduk kami berdiri.

Kami hanya bisa menatap wajah itu, tidak bisa menggerakkan tubuh kami sedikitpun. Hanya tawa itu yang semakin keras, memenuhi ruang dan telinga kami. “Pergi! Pergi dari sini!” pikirku, namun bibirku tak bisa mengucapkan sepatah kata pun.

Tiba-tiba, wanita itu mulai bergerak maju, langkahnya pelan namun pasti. Kami masih terdiam, tubuh kami semakin gemetar. Tawa itu semakin mendekat, dan rasa takut kami semakin dalam. Lalu, dengan sebuah kekuatan yang luar biasa, kami akhirnya memutuskan untuk melarikan diri.

Pelarian yang Mengerikan

Kami berlari secepat mungkin, tanpa menoleh ke belakang. Setiap langkah kami terasa berat, dan suara langkah kami bergema di sepanjang koridor yang gelap. Kami terus berlari, menembus kegelapan, berharap bisa keluar dari tempat itu secepatnya.

Ketika akhirnya kami keluar dari gedung itu, kami terengah-engah, napas kami terputus-putus. Kami saling menatap dengan ketakutan, tahu bahwa kami baru saja melarikan diri dari sesuatu yang sangat jahat. “Kita tidak akan pernah kembali ke sini lagi,” kataku dengan suara gemetar. Aku berharap begitu, karena bayangan wajah itu akan terus menghantui kami.

Kesimpulan: Kejahatan yang Tersembunyi

Kami akhirnya berhasil keluar dari gedung itu, namun pengalaman mengerikan yang kami alami akan terus membekas dalam ingatan kami. Kami tidak tahu siapa atau apa yang menghantui tempat itu, tetapi jelas bahwa sesuatu yang jahat ada di sana. Dalam hati, aku berharap kami tidak pernah kembali lagi, karena tempat itu penuh dengan teror yang tak bisa dijelaskan. Demikianlah Misteri Nusantara – Awas Dibelakangmu.

===  PREDIKSI SYDNEY  HARI INI  ===

Klik Disini, Daftar Platform Sydney Aman dan Terpercaya 2014


Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *