Misteri Nusantara – Hantu Dokter dan Suster. Seorang siswi kelas III di sebuah sekolah tua di Magelang mengalami kisah ini. Sebut saja namanya Nanda, yang kini berusia 25 tahun. Saat itu, sekolahnya mengadakan acara perkemahan di halaman sekolah yang sudah lama dikenal angker. Malam itu, bulan purnama bersinar terang, menciptakan suasana yang kian mencekam.

Sosok Melayang di Lorong
Nanda bersama teman-temannya berkumpul di aula untuk mendengarkan cerita dari kakak pembina. Namun, tidak lama setelah acara dimulai, temannya, Ayu, meminta diantar ke kamar kecil. Usai menemani Ayu, mereka kembali ke aula melalui lorong panjang dan gelap. Saat berjalan, Ayu tiba-tiba terdiam dengan wajah pucat. Matanya membelalak, dan tangannya gemetar sambil menunjuk sesuatu di ujung lorong.
“Ayu, kenapa?” bisik Nanda sambil mengguncang bahunya.
Namun, Ayu hanya tergagap, “I-i… itu….”
Nanda mengikuti arah pandangan Ayu. Jantungnya seolah berhenti berdetak. Di sana, dia melihat seorang suster mengenakan seragam putih zaman kolonial Belanda. Suster itu mendorong kereta dorong, tetapi tubuhnya melayang sekitar sepuluh sentimeter di atas lantai.
“Lari, Yu!” bisik Nanda dengan suara serak.
Sebelum mereka sempat bergerak, Ayu terjatuh dan pingsan. Nanda gemetar, tetapi memaksakan diri menarik Ayu menjauh dari lorong itu. Meski seluruh tubuhnya lemas, dia terus menyeret temannya hingga kembali ke aula.
Kelas yang Menjadi Ruang Operasi
Saat malam semakin larut, panitia meminta semua peserta perkemahan untuk tidur. Namun, Nanda tidak bisa memejamkan mata. Pikiran tentang sosok suster melayang terus menghantui. Akhirnya, ada dorongan aneh yang membuatnya bangkit dari tempat tidur.
Dia berjalan menyusuri lorong-lorong sekolah yang semakin gelap. Setiap langkah terdengar jelas di telinganya, dan udara malam semakin menusuk kulit. Ketika sampai di depan kelas III-B, Nanda tertegun. Kelas yang biasa digunakan untuk belajar telah berubah menjadi ruang operasi. Di dalamnya, seorang dokter dan suster Belanda sibuk mengoperasi pasien di meja kayu panjang. Cahaya redup dari lampu minyak menyoroti wajah pucat mereka.
Nanda menahan napas. Ketakutan mencengkeramnya, dan kakinya membeku.
“Tidak mungkin… ini pasti mimpi,” gumamnya pelan.
Tiba-tiba, suster itu menoleh dan mulai melayang ke arahnya. Sosok menyeramkan itu melewati tubuh Nanda, meninggalkan sensasi dingin yang menusuk hingga ke tulang. Detik itu juga, Nanda merasa tubuhnya menggigil hebat, seperti terperangkap dalam kuburan es.
Dia ingin lari, tetapi kakinya masih terpaku di lantai. Cahaya remang-remang semakin menambah rasa takut yang mencengkeram. Suara napasnya sendiri terdengar menggema, memecah keheningan mencekam. Sementara itu, suster itu terus melayang, menghilang ke dalam kegelapan.

Sentuhan yang Membekukan
Nanda berdiri kaku, tidak tahu harus berbuat apa. Suasana hening, tetapi rasa dingin menyergapnya ketika sebuah tangan menyentuh pundaknya. Dia ingin menjerit, tetapi suaranya tercekat di tenggorokan.
“Nanda, kamu ngapain di sini?” suara itu berbisik.
Nanda menoleh perlahan. Itu adalah Rian, kakak kelas yang bertugas patroli. Wajahnya tampak khawatir.
“Aku… aku cuma…” Nanda terbata-bata.
Ketika dia menoleh lagi ke arah kelas, ruangan itu telah kembali menjadi ruang belajar biasa. Tidak ada meja operasi, tidak ada dokter, dan tidak ada suster. Yang tersisa hanyalah bayangan kengerian yang membekas di ingatannya.
Sejak malam itu, Nanda tidak pernah memandang kelas III-B dengan cara yang sama lagi. Bahkan setiap kali melewati lorong sekolah, kenangan mengerikan itu terus menghantuinya. Dia selalu bertanya-tanya, apakah mereka masih di sana, menunggu korban berikutnya. Meskipun waktu berlalu, rasa takutnya tetap membara, seakan-akan sosok menyeramkan itu masih mengintai dari balik bayangan.
=== PREDIKSI SYDNEY HARI INI ===
ISOTOTO : Platform Sydney Terpercaya Sejak 2014
Kamu Menang Berapapun, Pasti Dibayar Lunas 100%
Klik Disini, Daftar Sekarang
Tinggalkan Balasan