Sari baru saja pindah ke apartemen baru di pusat kota. Semua tampak normal, kecuali televisi tua yang ada di ruang tamu. Meski sudah beberapa kali mencoba menyalakannya, televisi itu selalu mati kembali. Sari menganggapnya rusak dan tidak terlalu menghiraukannya. Namun, suatu malam, setelah dia mematikan semua lampu dan duduk di sofa, televisi itu menyala dengan sendirinya.

Kejadian itu membuat Sari terkejut, tetapi dia berpikir mungkin ada gangguan teknis. Dengan malas, dia mematikan televisi lagi dan melanjutkan kegiatan malamnya. Namun, perasaan aneh mulai menghantuinya.

2. Acara yang Aneh

Beberapa malam kemudian, televisi kembali menyala sendiri. Kali ini, layar menampilkan gambar samar—seperti bayangan seseorang yang bergerak di ruang tamu. Sari mengira itu hanya ilusi karena kelelahan, tetapi saat dia menonton lebih lama, gambar itu semakin jelas. Itu adalah sosok seorang pria yang sedang berdiri di sudut ruangan, tepat di belakangnya.

Hatinya berdebar. Dengan cepat, dia mematikan televisi dan mencoba tidur, tetapi suara ketukan pelan terdengar dari arah ruang tamu. Suara itu seperti datang dari dalam televisi.

3. Suara yang Makin Jelas

Hari-hari berikutnya, televisi semakin sering menyala tanpa sebab. Kali ini, bukan hanya gambar samar yang muncul, tapi suara yang jelas terdengar dari layar. “Kamu tidak sendirian,” suara itu berbisik dengan lembut, menggetarkan tulang Sari. Ketakutan mulai merayapi dirinya. Setiap kali televisi menyala, suara itu semakin jelas dan dekat, seolah-olah ada yang mengawasinya.

Sari memutuskan untuk mencari tahu lebih lanjut. Dia menghubungi seorang teknisi, namun setelah diperiksa, teknisi itu tidak menemukan masalah apapun dengan televisinya. “Televisi ini sepertinya berfungsi normal,” kata teknisi itu dengan ragu, sebelum meninggalkan apartemen.

4. Kejadian Mengerikan

Malam itu, setelah menonton televisi yang menyala tanpa sengaja, Sari merasa ada yang berbeda. Dia mendengar langkah kaki di belakangnya, namun ketika menoleh, tidak ada siapa-siapa. Televisi itu menyala lagi, kali ini menampilkan wajah yang sangat jelas—wajah seorang pria yang tersenyum lebar dengan mata kosong.

Sari merasakan tubuhnya kaku. Dia segera mematikan televisi dan berlari keluar apartemen, berusaha mencari seseorang yang bisa membantunya. Tapi saat dia kembali ke dalam, televisi itu sudah menyala kembali. Gambar pria itu masih ada, dan kali ini dia berbicara dengan suara yang lebih keras. “Aku menunggumu.”

5. Penyelidikan yang Menakutkan

Sari akhirnya mencari tahu sejarah apartemennya dan menemukan bahwa sebelumnya, penghuni lama yang dikenal sebagai seorang pria tua, hilang secara misterius beberapa tahun yang lalu. Beberapa orang berkata bahwa pria itu selalu terobsesi dengan televisinya, hingga akhirnya ditemukan meninggal di ruang tamu, dengan televisi yang menyala.

Sari menyadari bahwa televisi itu mungkin bukan hanya benda mati. Mungkin itu adalah alat untuk menghubungkan dunia orang mati dengan dunia yang hidup. “Dia menunggumu,” kata suara itu lagi, semakin keras dan mendekat.

6. Akhir yang Menyeramkan

Tak tahan lagi dengan teror yang terus-menerus, Sari memutuskan untuk meninggalkan apartemen. Namun, saat dia melangkah keluar, televisi itu menyala dengan sendirinya. Di layar, tampak wajah pria itu yang tersenyum lebar, dan kali ini, suaranya terdengar sangat jelas. “Kamu tidak bisa lari,” katanya, sebelum televisi itu meledak, mengeluarkan asap tebal.

Sejak saat itu, tidak ada yang tahu apa yang terjadi pada Sari. Apartemennya tetap kosong, tetapi setiap kali seseorang melintasi gedung itu, mereka bisa mendengar suara televisi yang menyala—dan bisikan yang tak pernah hilang: “Kamu tidak sendirian.”

Televisi Hidup Sendiri adalah kisah tentang bagaimana sebuah benda biasa bisa menjadi saluran bagi makhluk gaib yang menuntut perhatian, dan bagaimana ketakutan yang tak terlihat dapat menghancurkan kenyamanan kita.