Di sebuah desa terpencil, terdapat sebuah sekolah yang sudah lama ditinggalkan. Bangunannya yang kusam dan berdebu tak pernah lagi digunakan sejak bertahun-tahun lalu. Namun, ada satu cerita yang selalu menghantui para penduduk setempat: tentang seorang anak sekolah yang meninggal tragis di sana.
2. Kelompok Penasaran
Rika, Ardi, dan Budi, tiga teman sekelas yang terkenal berani, memutuskan untuk menyusuri sekolah yang ditinggalkan itu. Mereka mendengar cerita tentang hantu anak sekolah itu sejak kecil, namun rasa penasaran mereka mengalahkan rasa takut. Pada suatu sore, mereka pergi ke sana dengan hanya membawa senter dan kamera.
Begitu mereka memasuki gerbang sekolah yang sudah berkarat, suasana terasa sunyi. Tidak ada suara selain langkah kaki mereka yang terdengar di sepanjang lorong gelap.

3. Penampakan di Kelas Kosong
Begitu mereka memasuki sebuah ruang kelas, senter mereka menyinari meja-meja yang tampaknya sudah tua. Namun, di sudut ruangan, mereka melihat sesuatu yang tidak biasa: sebuah bayangan kecil berdiri mematung di dekat jendela.
Rika merasa tubuhnya kaku. “Itu… anak kecil?” bisiknya dengan suara gemetar. Ardi dan Budi mencoba mendekat, namun bayangan itu menghilang begitu saja.
4. Suara Tertawa Anak Kecil
Saat mereka melanjutkan perjalanan ke lorong berikutnya, suara tawa anak kecil terdengar dari ujung lorong yang gelap. Suara itu lembut, namun sangat jelas. “Siapa itu?” tanya Budi, suaranya bergetar. “Kita harus keluar dari sini,” kata Rika, tetapi Ardi justru merasa penasaran dan mulai berjalan menuju sumber suara.
Ketika mereka mendekat, pintu ruang guru tiba-tiba terbuka dengan sendirinya. Di dalamnya, mereka melihat sosok anak kecil dengan seragam sekolah yang sudah lusuh, sedang duduk di lantai, menatap mereka dengan mata kosong.

5. Teror di Ruang Kelas
Anak kecil itu berdiri perlahan, dan langkah kakinya terdengar seperti derap langkah yang berat. “Kenapa kalian masuk?” suara seraknya membuat tubuh mereka menggigil. “Kami hanya ingin tahu siapa kamu,” jawab Rika, namun arwah itu hanya tersenyum, senyum yang tidak manusiawi.
Tiba-tiba, kelas tersebut dipenuhi dengan suara keras seperti benda-benda jatuh. Meja dan kursi bergeser sendiri, dan dinding-dinding seakan bergetar. Ketiganya ketakutan dan segera berlari keluar dari ruang itu, namun pintu tiba-tiba tertutup rapat, mengunci mereka di dalam.
6. Bebas dari Kutukan
Ketika ketiganya hampir putus asa, suara tertawa anak itu terdengar lagi, kali ini lebih keras dan menggema di seluruh sekolah. Dengan segenap tenaga, mereka mencoba membuka pintu dan akhirnya berhasil keluar. Begitu mereka berada di luar, sekolah itu tampak sepi kembali, dan suara tertawa itu pun berhenti.
Mereka tahu bahwa arwah anak sekolah itu tidak akan pernah benar-benar pergi, namun setidaknya, mereka berhasil keluar hidup-hidup dari tempat yang penuh dengan teror tersebut.

Tinggalkan Balasan