Hari itu terasa seperti hari biasa di kantor, hingga kabar mengejutkan datang. Teman baikku, Rina, yang selalu ceria dan penuh semangat, tiba-tiba meninggal dunia akibat kecelakaan lalu lintas. Semua orang di kantor merasa sangat kehilangan, terutama aku yang sudah bekerja bersamanya selama bertahun-tahun. Rina selalu menjadi sosok yang membuat suasana kantor menjadi lebih hidup dengan tawanya yang tulus dan cerita-cerita lucunya. Kami tidak percaya dia sudah tiada, seakan tak ada yang bisa menggantikan kehadirannya di ruang kerja kami. Kami semua berkumpul di ruang rapat, mengenang kenangan indah bersama Rina. Namun, di balik perasaan kehilangan itu, aku mulai merasakan sesuatu yang aneh.
Suara Rina yang Tak Terlihat
Malam itu, aku masih berada di kantor, menyelesaikan beberapa pekerjaan yang tertunda. Tiba-tiba, terdengar suara ketukan halus di meja sebelah. Aku menoleh, namun tidak ada siapa-siapa di sana. Aku menganggapnya sebagai hal biasa, mungkin hanya imajinasiku karena kelelahan. Namun, ketukan itu terus terdengar, disusul suara bisikan lembut yang terdengar seperti suara Rina. Aku terkejut dan merinding, seolah suara itu datang langsung dari sebelahku. Aku berdiri dan mencari sumber suara, namun kantor itu sepi, hanya aku yang masih bekerja. Ketika aku kembali duduk, sebuah foto Rina yang biasa ada di meja kerjanya, tiba-tiba tergeser sedikit, seolah ada yang menggerakkannya.

Penenangan yang Menakutkan
Seiring berjalannya malam, perasaan aneh itu semakin kuat. Aku merasa seperti ada yang mengamatiku, mengawasi setiap gerak-gerikku. Suara bisikan halus yang mirip dengan suara Rina semakin sering terdengar. “Aku baik-baik saja…” kata suara itu, berulang kali. Aku mencoba untuk mengabaikannya, berpikir bahwa itu hanya halusinasi karena perasaan kehilangan yang mendalam. Namun, saat aku berdiri untuk pergi ke ruang istirahat, aku melihat bayangan samar di pojok ruangan, seolah-olah ada seseorang yang berdiri di sana. Aku mendekat, namun bayangan itu menghilang secepatnya, meninggalkan hawa dingin yang menusuk tulang. Rasanya, aku tidak bisa lagi melarikan diri dari perasaan itu—bahwa Rina, meskipun sudah meninggal, sepertinya masih berada di sini.

Mengungkap Misteri
Keesokan harinya, aku mencari tahu lebih lanjut tentang kejadian malam itu. Beberapa teman kantor yang lebih lama bekerja di sana bercerita bahwa ada kejadian serupa yang terjadi setelah Rina meninggal. Mereka sering mendengar suara ketukan dan bisikan yang sama, seperti Rina masih berusaha berkomunikasi dengan kami. Salah satu teman bahkan melihat bayangan samar di ruang rapat pada malam-malam tertentu, yang seolah-olah sedang bekerja di meja yang dulunya milik Rina. Mereka percaya bahwa arwah Rina belum tenang dan masih ingin tetap bersama kami di kantor ini. Aku merasa takut, tetapi juga merasa harus menerima kenyataan bahwa Rina, teman kantorku yang baik, kini menjadi bagian dari tempat ini, meskipun dalam bentuk yang tak kasat mata.

Tinggalkan Balasan