Di sebuah desa kecil yang terletak di pinggir hutan, ada sebuah rumah tua yang sudah lama tidak dihuni. Banyak yang menghindarinya karena rumor tentang sosok hantu yang sering terlihat di sekitar rumah tersebut. Sosok itu dikenal sebagai “Hantu Pincang,” karena ia selalu berjalan dengan satu kaki, menciptakan suara langkah yang menyeramkan. Christopher, seorang pemuda yang baru pindah ke desa, mendengar cerita itu sebagai mitos belaka, namun rasa penasarannya membuatnya memutuskan untuk menyelidikinya.
Langkah yang Menghantui
Pada malam pertama Christopher memutuskan untuk mendekati rumah tua itu, suasana hutan terasa lebih gelap dari biasanya. Ia melangkah perlahan, mencoba menenangkan diri meskipun rasa takut mulai merayap. Tiba-tiba, suara langkah berat terdengar di belakangnya. Christopher menoleh, namun tidak ada siapa pun. Langkah itu semakin jelas dan semakin dekat, seolah ada sesuatu yang mengikutinya. Rasa takut semakin menguasai dirinya, namun ia tetap bertahan dan melangkah lebih dalam menuju rumah itu.

Pertemuan dengan Hantu Pincang
Saat Christopher mendekati pintu rumah tua, ia melihat sosok itu. Hantu Pincang, dengan tubuh yang compang-camping dan wajah yang tidak jelas, berdiri di ambang pintu. Ia hanya memiliki satu kaki, yang terlihat cacat dan terhuyung-huyung saat bergerak. Suara langkahnya terdengar keras, seolah menggema di seluruh desa. Christopher tidak bisa bergerak, tubuhnya kaku, sementara hantu itu mulai mendekat dengan tatapan kosong yang menakutkan.
Cerita Duka yang Tersisa
Dengan suara serak, hantu itu mulai berbicara. “Aku adalah korban dari kecelakaan yang mengerikan,” katanya. “Aku dulu tinggal di sini bersama keluargaku, tetapi suatu malam, aku jatuh dalam kecelakaan yang merenggut kaki dan hidupku. Sejak saat itu, aku terjebak di sini, mencarimu yang berani datang.” Christopher merasa kengerian menyelimuti tubuhnya, karena ia tahu bahwa hantu itu hanya menginginkan satu hal: balas dendam.

Pelarian yang Tak Terhindarkan
Tanpa berpikir panjang, Christopher berlari sekuat tenaga meninggalkan rumah itu. Langkah hantu itu terdengar semakin dekat, menggema dalam setiap sudut hutan. Christopher berlari menembus semak-semak dan kembali ke desa, terengah-engah dan ketakutan. Namun, meskipun ia berhasil melarikan diri, suara langkah pincang itu masih terdengar di telinganya, seolah hantu itu tidak pernah meninggalkannya.
Desa yang Tak Pernah Sama
Sejak malam itu, Christopher tidak pernah merasa aman. Setiap kali ia mendengar suara langkah pincang, ia merasa ketakutan. Desa itu tetap dihantui oleh keberadaan Hantu Pincang, dan meskipun Christopher berusaha untuk melupakan kejadian itu, bayangan sosok itu selalu menghantui pikirannya. Hingga kini, rumah tua itu tetap berdiri, sepi dan terlupakan, menunggu mereka yang berani untuk mengungkap kisah kelamnya.

Tinggalkan Balasan