Malam itu, angin bertiup kencang, membawa hawa dingin yang menusuk tulang. Di jalan sepi yang mengarah ke rumahnya, Nadia berjalan tergesa-gesa. Setiap langkahnya terasa semakin berat, seolah ada sesuatu yang mengikutinya. Jalanan yang biasa ia lalui setiap malam kini tampak lebih gelap dan mencekam. Di kejauhan, lampu jalan mulai padam satu per satu, meninggalkan hanya kegelapan yang semakin menebal. Nadia mempercepat langkahnya, namun entah mengapa, ia merasa ada mata yang mengawasi.

Suara yang Mengikuti

Saat mendekati tikungan, Nadia mendengar langkah kaki di belakangnya. Awalnya, ia berpikir itu hanya bayangannya, namun langkah itu semakin jelas, semakin dekat. Dengan hati berdebar, ia menoleh, tapi tidak ada siapa pun. Ketegangan semakin terasa. Suara langkah kaki itu kini berubah menjadi derak yang mengerikan, seakan ada sesuatu yang mengikutinya dengan cepat. Nadia berlari, namun langkah itu tetap ada, seakan membuntutinya tanpa henti. “Siapa itu?” pikirnya, namun tak ada jawaban. Yang ada hanya suara berat yang terdengar semakin jelas.

Sosok di Ujung Jalan

Tiba-tiba, di ujung jalan, Nadia melihat sosok berdiri di bawah cahaya bulan yang redup. Sosok itu tampak samar, dengan rambut panjang yang menutupi wajahnya. Nadia berhenti sejenak, membeku di tempatnya. Sosok itu bergerak perlahan, mendekat tanpa mengeluarkan suara. Ketika jaraknya hanya beberapa langkah, sosok itu berhenti. Wajahnya yang tersembunyi oleh rambut yang lebat perlahan terangkat, memperlihatkan mata yang kosong dan penuh kegelapan. Nadia merasakan hatinya hampir berhenti berdetak, namun ia tak bisa bergerak.

 Terjebak dalam Keheningan

“S-siapakah kamu?” Nadia berusaha mengeluarkan suara, namun mulutnya terasa kering. Sosok itu tidak menjawab, hanya menatapnya dengan tatapan kosong yang mencekam. Lalu, dalam sekejap, sosok itu menghilang, seolah ditelan oleh kegelapan. Nadia tidak tahu harus berbuat apa. Tubuhnya kaku, dan ia hanya bisa berdiri di sana, terjebak dalam keheningan yang menyesakkan. Ketika ia mencoba bergerak, sebuah suara pelan terdengar dari belakangnya, “Kamu tak akan pernah bisa pergi.” Nadia berbalik, namun tidak ada siapa pun.

 Tak Ada Jalan Keluar

Dengan panik, Nadia berlari sekuat tenaga, namun langkahnya terasa semakin berat. Ketika ia tiba di ujung jalan, sebuah bayangan besar menutupi cahaya bulan. Sosok itu muncul lagi, lebih dekat, dan kali ini, senyumnya terlihat. “Kamu sudah lama berada di sini, Nadia,” katanya, suaranya terdengar dari segala arah. Nadia menoleh, tak tahu dari mana suara itu datang. Dengan rasa takut yang tak bisa dihentikan, ia menyadari bahwa jalan pulang yang ia kenal telah menghilang. Ia terperangkap dalam malam yang tak akan pernah berakhir, dan bayang-bayang itu akan terus mengikutinya, tanpa ada jalan keluar.