Aku dan suami tinggal di sebuah rumah kecil yang cukup jauh dari keramaian kota. Kehidupan kami sederhana, namun bahagia. Kehadiran anak kami, Fira, melengkapi kebahagiaan itu. Fira adalah seorang anak yang ceria dan aktif, selalu ada tawa di rumah ketika dia bermain. Namun, ada satu kebiasaan aneh yang mulai muncul belakangan ini. Setiap kali dia bermain di kamarnya, Fira sering berbicara dengan seseorang yang tidak bisa aku lihat.
2. Fira dan Teman Tak Terlihat
Suatu sore, saat aku sedang di dapur, aku mendengar suara Fira tertawa kecil. Ketika aku mengintip dari pintu kamar, aku terkejut melihatnya duduk di sudut ruangan, tampak seperti berbicara dengan seseorang. Aku mendekati dan bertanya, “Fira, kamu sedang bicara dengan siapa?” Fira menoleh, tersenyum, dan berkata, “Aku sedang ngobrol sama Kak Kimo, dia temanku.” Aku merasa bingung karena aku tidak pernah mendengar nama “Kak Kimo” sebelumnya.
3. Perilaku yang Semakin Aneh
Hari-hari berikutnya, kejadian serupa terus terjadi. Fira sering berbicara dengan “Kak Kimo”, bahkan terkadang tertawa atau berdebat seperti ada orang lain yang ada di sana. Aku mulai merasa cemas, dan bertanya pada suami tentang hal ini. Suamiku mengeluh, “Aku juga pernah mendengar Fira berbicara sendiri saat aku lewat kamar.” Kami mencoba untuk tidak terlalu khawatir, tetapi perasaan aneh mulai muncul di hati kami.
4. Menyadari Keberadaan yang Tak Terlihat
Pada suatu malam, aku bangun dari tidur dan mendengar suara bisikan yang berasal dari kamar Fira. Aku mendekat perlahan dan melihatnya sedang duduk di tempat tidur, berbicara dengan antusias. Aku bertanya, “Fira, siapa yang kamu ajak bicara malam-malam?” Fira menjawab, “Kak Kimo bilang dia mau tidur, Bu.” Wajahnya terlihat serius. Aku merinding, namun mencoba tetap tenang. Tak ada orang lain di kamar itu, hanya Fira yang sedang berbicara dengan seseorang yang tidak tampak oleh mataku.
5. Keputusan untuk Menerima
Malam itu aku duduk di kamar Fira dan berbicara dengannya lebih lama. Aku tak bisa menahan rasa penasaran. “Fira, Kak Kimo itu siapa?” tanyaku dengan lembut. Fira tersenyum dan menjawab, “Kak Kimo itu teman baik aku, Bu. Dia selalu ada kalau aku butuh teman.” Aku terdiam. Meskipun ada ketakutan, aku merasa Fira tidak merasa takut dengan “Kak Kimo”. Perlahan, aku mulai menerima kenyataan bahwa mungkin ada hal-hal yang tidak bisa kami lihat, namun itu menjadi bagian dari dunia Fira yang harus kami hormati.
6. Menerima Keberadaan yang Tak Terlihat
Seiring berjalannya waktu, aku mencoba lebih terbuka dengan situasi ini. Fira tumbuh dengan bahagia, dan aku tetap mendampingi segala pembicaraannya dengan “Kak Kimo.” Aku mulai menyadari bahwa, meskipun tak ada yang bisa melihatnya selain Fira, keberadaan itu bukan ancaman. Mungkin, ini adalah cara Fira berhubungan dengan dunia yang lebih luas, dan aku belajar untuk menerima kenyataan itu dengan lebih bijak.
Tinggalkan Balasan