Misteri Nusantara – Kakek Pembuat Guci Malam itu, suasana desa yang sunyi terasa mencekam. Langit gelap menyelimuti, hanya diterangi oleh cahaya rembulan yang tertutup awan tebal. Aku dan tiga teman terbaikku sedang mempersiapkan diri untuk sebuah petualangan yang sangat berbahaya. Tujuan kami jelas: mencuri guci-guci yang dibuat oleh seorang kakek tua di rumahnya. Kami semua tahu, ini bukan hanya soal mendapatkan barang berharga, tetapi juga merasakan sensasi melanggar batas.

Memasuki Rumah Misterius
“Oi, Vino! Lu udah bawa senter kan?” tanyaku sambil memandangi rumah kecil yang terletak di ujung jalan. Rumah itu terlihat sangat biasa, tetapi aku tahu apa yang ada di dalamnya sangat luar biasa—dan berbahaya.
“Udah siap, Donny!” sahut Vino dengan suara penuh semangat, seperti biasa—si paling percaya diri di antara kami.
“Sip kalau gitu. Kita harus ngambil guci-guci itu, terus jual ke pasar!” lanjut Donny, yang memimpin rencana ini.
“Eh, tapi Don, gue takut!” kataku dengan suara gemetar. Aku bisa merasakan ketegangan yang mulai merayap ke dalam diriku.
“Masa gini doang lo takut sih, Greg? Lo masih mau satu geng sama kita kan?” ujar Rizky, si tinggi besar dengan suara berat. Meski terdengar menantang, ada nada khawatir di suaranya.
Aku hanya mengangguk dan mengikuti mereka yang mulai menyelinap ke dalam rumah melalui jendela kecil. Kami berhasil masuk dengan diam-diam, hati berdebar. Namun, Donny langsung bergerak, mengambil beberapa guci yang terlihat sangat berharga.
“Gen, liat tuh!” ujar Rizky sambil menunjuk ke rak guci yang menurut kami paling bagus.
“Wuehehe, kita ambil yang ini aja! Kalo dijual, bisa untung gede!” kata Vino sambil memegangi dua guci besar.
Namun, ketegangan yang kurasakan mulai meningkat begitu kami melangkah lebih dalam ke rumah itu.
Kengerian yang Tiba-tiba Muncul
Saat aku dan Vino sedang mengumpulkan guci-guci itu, tiba-tiba Donny berteriak keras, “GREG…!!!”
Kami semua terkejut, tubuhku langsung membeku di tempat. “Ke… Kepala Donny…!!!” teriak Rizky sambil menunjuk dengan tangan gemetar ke arah sebuah guci yang tergeletak di lantai. Di dalam guci itu, kepala Donny terlihat terendam dalam cairan aneh!
Kami semua berteriak ketakutan, terperangkap dalam ketegangan yang memuncak. Tiba-tiba, terdengar suara pintu terbuka keras, dan kami semua panik mencari tempat persembunyian. Aku dan Vino berhasil bersembunyi, namun Rizky dan Donny tidak seberuntung itu.
“Kalian…! Tidak akan lolos!” teriak kakek tua itu dengan suara garau, muncul dari balik pintu.
“Sory, Kek! Maafkan saya!” teriak Rizky dengan suara cemprengnya, namun semuanya sudah terlambat. Kakek itu mengambil sebuah guci besar dan menghantamkan ke kepala Rizky.
“DUK…!!!” Kami semua terbelalak, melihat kepala Rizky pecah berantakan, mengerikan.
Pembalasan yang Tak Terelakkan
“Aku tahu kalian berdua masih ada! Kalian tidak bisa lolos!” teriak kakek itu sambil menatap kami dengan mata merah penuh kebencian.
“HUWAAAAHHHH…!!!” Vino berteriak keras dan berlari menuju pintu. Namun, kakek itu dengan cepat mengambil guci lain dan mengejarnya. “DUK…!!!” Nasib Vino sama seperti Rizky—hancur lebur!
Aku panik dan berusaha mencari cara untuk bertahan hidup. Saat kakek itu mendekat, aku mencoba untuk menghindar. “TRAK…!!!” Aku berhasil mengelak dari serangan guci itu, namun tubuhku tersandung dan terjatuh.
Kakek itu terus mendekat, matanya merah menyala, dan mulutnya menyeringai dengan gigi-gigi taring yang tajam. “Sekarang giliranmu…!!!” katanya dengan suara menyeramkan.
Aku berusaha bangkit dan lari, tetapi kaki kiri ku tertangkap cengkeramannya, membuatku terjatuh lagi. “Kau harus masuk ke dalam guci ini!” Kakek itu mengancam, mengangkat guci besar dengan mata yang semakin mengerikan.
“Aaa…!!!” Aku berteriak keras, mencoba mendorong tubuhnya, berusaha kabur. Namun, kakek itu berhasil menghantamkan guci ke kepalaku.
Terperangkap dalam Guci
“BRUK…!!!” Dunia gelap… semuanya hilang.
Ketika aku tersadar, aku merasa berada di tempat yang asing. Di hadapanku, kakek itu sedang membuat guci baru di meja kerjanya. “Setelah guci ini selesai, aku akan segera menikmati cairan kepala kalian. Hahahaha…” gumamnya dengan tawa yang menakutkan.
Aku merasa tubuhku terikat dan tidak bisa bergerak. Dengan gemetar, aku mencoba melepaskan diri. Aku melihat jendela kecil di ujung ruangan dan bergegas menuju ke sana, namun tiba-tiba suara memanggil membuatku berhenti.
“Bantu kami keluar…!!!”
“Greg, tolong bantu kami keluar…!!!”
“Greg…!!! Tolong…!!!”
Aku menoleh dan terkejut, melihat wajah-wajah temanku yang terjebak dalam guci. Mereka—Vino, Rizky, dan Donny—berada di dalam guci yang terendam cairan aneh. Mereka berteriak memanggilku, namun aku tahu, tidak ada jalan untuk menyelamatkan mereka.
“Aku tidak bisa membawa kalian keluar. Maafkan aku!” jawabku, meskipun hatiku terasa hancur.
Pencarian Kebenaran yang Menyeramkan
“APA…??? Kalau begitu… KAKEK…!!!” teriak mereka bersamaan. Suara mereka semakin keras, membuatku semakin panik.
Tiba-tiba, guci yang berisi cairan itu terjatuh. “TRAK! TRAK!” Kakek itu masuk, marah besar melihat guci yang pecah. Aku merasa dunia seakan berputar.
“Lihat saja kau, anak muda…!!!” kata kakek itu dengan suara penuh kebencian.
Aku berteriak, “HUWAAAA…!!!” di kamarku. Ketika terbangun, aku tersadar bahwa itu semua hanya mimpi buruk.

Kenangan yang Tak Terlupakan
Namun, mimpi itu terasa nyata. Ketika aku pulang ke rumah, aku melihat orang tuaku sedang berdebat tentang sebuah guci.
“Guci itu…!!!” seruku dalam hati, saat melihat guci yang sedang diperdebatkan oleh ayah dan ibuku. Tanpa sadar, aku mendekatinya dan menepukkan guci itu ke kepalaku.
“Ah! Ini… tidak seperti di mimpi…!!! Tunggu! Ini pasti…”
Ayahku muncul dengan wajah marah, menamparku dengan keras.
“Dasar anak sialan!” umpatnya.
Aku terdiam, merasa ketakutan akan apa yang terjadi. Aku tahu, petualanganku yang penuh dengan kengerian itu masih jauh dari selesai. Demikianlah Misteri Nusantara – Kakek Pembuat Guci.
=== PREDIKSI HONGKONG JITU ===
PAUS4D : Website Hongkong Aman dan Terpercaya Sejak 2014
Klik Disini, Daftar Sekarang.
Tinggalkan Balasan