Misteri Nusantara – Diganggu Dedemit Ketika aku masih kecil, sekitar usia tujuh tahun, aku pernah mengalami peristiwa yang tak akan pernah kulupakan. Malam itu adalah Kamis malam Jumat. Seperti biasa, aku bermain bersama teman-teman sebaya hingga sekitar pukul sembilan malam. Aku pulang melalui pintu belakang dapur rumah. Namun, ketika hendak masuk, pintu itu terkunci. Karena tidak sabar, aku mengetuk pintu dengan keras.

Tak lama, pintu dibuka oleh nenek buyutku, Nenek Sari, yang langsung memarahiku. “Jangan suka gedor-gedor pintu malam-malam! Nanti kamu didatangi mahluk halus!” katanya tegas dengan nada gusar.

Aku, yang masih anak-anak, hanya menanggapinya dengan cuek. Masuk ke rumah sambil tak mengindahkan peringatannya.

Namun, malam itu, apa yang dikatakan Nenek Sari ternyata benar-benar terjadi.

Penampakan di Jendela Dapur

Sekitar pukul dua belas malam, aku dan Nenek Sari terbangun tanpa alasan yang jelas. Tempat tidur kami berada di ruang tengah, yang memungkinkan kami melihat sisi lain rumah, termasuk dapur. Ketika aku melirik ke arah dapur, mataku menangkap sosok yang membuat bulu kudukku meremang.

Di balik kawat jendela dapur, berdiri seorang wanita. Penampilannya menyerupai gembel dengan wajah buruk rupa dan bau busuk yang menusuk hidung. Matanya melotot merah, menatap lurus ke arah kami, sementara mulutnya menyeringai, menampakkan gigi-giginya yang hitam dengan lidah panjang berwarna merah darah.

Aku membeku. Keringat dingin membasahi tubuhku. Tangan kecilku menggenggam erat lengan Nenek Sari. Aku tak bisa berkata apa-apa. Nenek Sari tampak tenang, meskipun wajahnya menunjukkan ketegangan. Ia mulai berdoa dengan suara pelan, dan tak lama kemudian, sosok itu menghilang.

Namun, ketenangan kami tak berlangsung lama. Sosok itu kembali muncul, kali ini dengan mata yang lebih besar dan merah. Mulutnya menganga lebar, seolah menertawakan kami. Tangannya menunjuk-nunjuk ke arahku, membuatku semakin tercekam ketakutan. Nenek Sari kembali berdoa dengan lebih khusyuk, hingga akhirnya sosok itu menghilang untuk selamanya.

Pocong di Pohon Pisang

Kisah menyeramkan lainnya terjadi ketika aku berusia sekitar delapan tahun. Malam itu juga malam Jumat. Aku bermain di dekat kebun pisang bersama beberapa teman, sambil memainkan api dengan lilin kecil. Malam terasa tenang, hingga tiba-tiba nyala lilin padam, seolah ada yang meniupnya. Padahal, tak ada angin yang berhembus.

Aku menyalakan lilin lagi, tetapi nyalanya kembali mati. Pada percobaan ketiga, lilin tetap menyala. Namun, sesuatu yang lebih mengerikan terjadi. Tepat di depanku, berdiri sosok yang terbungkus kain kafan putih dengan aroma busuk yang menyengat. Itu adalah pocong.

Aku hanya sempat melihat wajahnya sekilas sebelum tubuhku membeku. Ketika akhirnya bisa bergerak, aku lari secepat mungkin sambil berteriak-teriak memanggil ibuku.

Pocong di Mushola

Kisah lain yang tak kalah menyeramkan terjadi saat aku mengaji di mushola dekat rumah pada malam hujan deras. Hujan begitu lebat hingga listrik padam total. Kami mengaji dengan bantuan lilin dan lampu minyak. Di tengah-tengah bacaan, entah mengapa aku merasa ingin sekali melihat ke arah kebun pisang di luar mushola.

Dalam gelapnya malam, samar-samar aku melihat bayangan putih. Aku menganggapnya hanya pantulan cahaya lilin. Namun, semakin aku perhatikan, bayangan itu semakin jelas. Dan ASTAGA! Itu bukan bayangan. Itu pocong.

Pocong tersebut berdiri di pinggir pohon pisang, menatapku dengan diam. Aku mencoba memicingkan mata untuk melihat lebih jelas, tetapi wajahnya tetap tak terlihat. Ketika aku mencoba mengalihkan perhatian dengan kembali fokus ke pengajian, aku mendapati sosok itu telah menghilang.

Hingga kini, setiap kali melewati kebun pisang atau mendengar cerita tentang malam Jumat, peristiwa-peristiwa ini selalu terbayang di benakku, mengingatkan bahwa dunia ini memang menyimpan misteri yang tak dapat kita pahami sepenuhnya. Demikianlah Misteri Nusantara – Diganggu Dedemit.

===  PREDIKSI HONGKONG HARI INI  ===

Klik Disini, Daftar Platform Hongkong Aman dan Terpercaya Sejak 2014