Suatu Malam di Puskesmas

Misteri Nusantara – Suatu Malam di Puskesmas Malam yang dingin disertai rintik hujan membuat suasana semakin dicekam dalam kesunyian. Hawa dingin mulai menyeruak dari balik kisi-kisi jendela tempatku duduk. Malam Jumat kali ini terasa berbeda dari minggu-minggu sebelumnya saat aku kembali piket di puskesmas. Sudah menjadi rutinitas bagi setiap staf untuk piket setiap minggunya, dan itu merupakan bagian dari tanggung jawab yang tidak bisa diabaikan.

Suatu Malam di Puskesmas
Suatu Malam di Puskesmas

Hening yang Menggantung

Aku duduk di ruang staf lantai dua bersama sebuah laptop yang tak pernah absen menemaniku. Sebotol teh hangat dan sebungkus kuaci setia berada di sampingku. Perlahan, kutarik jaket dari dalam tas untuk mengusir hawa dingin yang seakan merayap ke tulang. Hujan di luar membuat malam itu sepi dari aktivitas orang-orang yang biasa lalu lalang di sekitar puskesmas. Sesekali, kilatan petir dan gemuruh guntur memecah kesunyian, membuatku nyaris terpental dari tempat duduk.

“Huh, semoga malam ini cepat berlalu,” gumamku sambil melirik jam dinding. Pukul sebelas malam. Aku masih sibuk berselancar di dunia maya, mencoba mengusir rasa kantuk dengan berbincang di grup alumni sekolah perawat dulu.

Namun, tiba-tiba langkah kaki terdengar mendekat dari arah lorong. Desiran angin hujan membuat pintu di belakangku berderit keras.

“Ngiiiik…!”

Spontan aku menoleh. Harapanku, seseorang akan muncul dari balik pintu. Tapi, tak ada siapa pun. Langkah kaki itu lenyap begitu saja. Bulu kudukku mulai meremang, namun aku berusaha mengabaikannya. Segera kuteguk teh hangat di sampingku, mencoba menenangkan diri.

Suara yang Mengusik

Ketika suasana kembali hening, suara ketukan menggedor pintu di belakangku.

“Tok! Tok!”

Kali ini lebih jelas. Aku memberanikan diri berjalan ke arah pintu. Dengan hati-hati, kubuka pintu itu.

“Ngiiiik…!”

Kepalaku melongok keluar, mataku memindai lorong yang gelap. Tidak ada siapa pun. Bahkan seekor binatang pun tak tampak. Keringat dingin mulai bercucuran di dahiku. Napasku tersengal.

“Siapa di sana?! Jangan main-main!” teriakku, mencoba menepis rasa takut.

Hening. Hanya suara rintik hujan yang terdengar. Namun, seiring hening itu, aroma harum bunga melati tiba-tiba menyeruak, memenuhi ruangan. Aromanya begitu menusuk hingga membuatku merasa terhipnotis.

“Kenapa ada bau bunga di sini?” gumamku sambil melangkah mundur perlahan.

Tiba-tiba, suara langkah kaki terdengar lagi. Kali ini lebih berat, seperti seseorang berjalan sambil menyeret sesuatu. Jantungku berdegup kencang.

Kejadian di Ruang UGD

Aku segera berlari menuju ruang UGD, berharap ada rekanku di sana. Namun, ruangan itu kosong. Lampu redup di sudut ruangan menambah kesan menyeramkan. Aku mencoba menenangkan diri, tapi suara itu kembali terdengar. Kali ini, suara seseorang memanggil namaku.

“Hani… Hani…”

Suaranya pelan, berbisik, namun terasa sangat dekat.

“Siapa itu?!” tanyaku dengan nada gemetar.

Tiba-tiba, pintu ruang UGD terbuka dengan keras. Sosok bayangan tinggi dengan rambut panjang berdiri di ambang pintu. Wajahnya samar, namun matanya yang hitam pekat menatap tajam ke arahku. Aku tertegun, tak mampu bergerak.

“Kembalikan anakku…” suara itu berbisik, namun terdengar sangat jelas di telingaku.

“A-apa maksudmu?!” Aku berteriak, tapi suaraku nyaris tak keluar.

Bayangan itu melayang mendekat. Napasku terasa sesak. Aku berusaha mundur, namun kakiku terasa berat, seolah ada yang menahannya. Sosok itu semakin mendekat hingga aku merasakan hawa dingin menusuk kulitku.

Kehilangan Kesadaran

Dalam kepanikan, aku meraih botol teh dan melemparkannya ke arah bayangan itu. Namun, botol itu hanya menembus udara kosong dan jatuh ke lantai. Sosok tersebut tertawa pelan, lalu menghilang begitu saja. Tiba-tiba, lantai di bawahku terasa berguncang. Kepalaku berputar, pandanganku gelap.

Klik Disini, Daftar Sekarang.
Klik Disini, Daftar Sekarang.

“Braaaak!” Aku terjatuh, tubuhku menghantam lantai dingin.

Saat itu, aku merasa seperti berada di dunia lain. Aroma melati kembali tercium, bercampur dengan suara tangisan perempuan. Aku ingin berteriak, namun suaraku tak keluar. Perlahan, pandanganku mulai gelap total.

Pagi yang Mencekam

Aku terbangun dengan tubuh terasa kaku. Jam dinding menunjukkan pukul lima pagi. Cahaya matahari mulai menerobos jendela. Aku masih tergeletak di lantai ruang UGD. Namun, yang membuatku merinding, di sampingku ada jejak kaki basah yang berakhir di dekat tempatku terjatuh. Aku menatap jejak itu dengan tubuh gemetar.

“Apa yang sebenarnya terjadi tadi malam?” tanyaku pada diri sendiri, sambil berusaha mengingat kejadian.

Namun, aku tahu satu hal: malam itu akan terus menghantuiku seumur hidup. Demikianlah Misteri Nusantara – Suatu Malam di Puskesmas.

      === PREDIKSI SYDNEY JITU ===

ISOTOTO : Platform Sydney Aman dan Terpercaya Sejak 2014
Klik Disini, Daftar Sekarang.


Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *