Tangisan Pocong di KampungKu

Misteri Nusantara – Tangisan Pocong di KampungKu Saya asli dari sebuah desa kecil di pedalaman. Suasana mistis seringkali terasa di sana, bukan karena syirik atau takhayul, tetapi faktanya, saya sendiri pernah mengalami kejadian luar biasa yang membuat bulu kuduk meremang. Kejadian ini terjadi pada tahun 1998, saat saya masih duduk di bangku SD. Semua bermula dari suara tangisan misterius di tengah malam.

Tangisan Pocong di KampungKu
Tangisan Pocong di KampungKu

Desa kami, sebut saja Desa Sukamaju, sebenarnya tenteram. Warganya religius dan saling mengenal satu sama lain. Namun, di antara mereka ada seorang pria bernama Pak Karno. Beliau terkenal kasar, sering mabuk-mabukan, berjudi, dan berbuat zina. Pak Karno akhirnya meninggal dunia akibat penyakit kelamin yang dideritanya. Konon, dia terkena sifilis. Karena malu dan dikucilkan, Pak Karno memilih untuk tinggal di sebuah gubuk kecil di pinggir desa dan menghabiskan sisa hidupnya di sana hingga meninggal.

Ketika Pak Karno meninggal, hanya segelintir orang yang hadir di pemakamannya. Banyak warga enggan datang, baik karena merasa dendam maupun takut tertular penyakit. Mereka memakamkan jenazahnya secara sederhana tanpa prosesi besar.

Kemunculan Sosok Pocong

Malam harinya, tepat malam Jumat, teriakan warga mengusik ketenangan Desa Sukamaju setelah mereka mengaku melihat sosok pocong di sekitar gubuk Pak Karno. Pocong itu, menurut kesaksian warga, tampak menangis dengan suara yang memilukan.

“Bu, tadi di dekat gubuk itu ada pocong!” teriak seorang warga bernama Pak Sulaiman kepada istrinya, gemetar ketakutan.

Pak Lurah bersama beberapa warga, termasuk Ustaz Ramli, memutuskan untuk mengecek langsung ke lokasi. Namun, setibanya di sana, mereka tidak menemukan apa pun. Gubuk itu gelap dan sunyi seperti biasa.

Keesokan harinya, suasana desa semakin mencekam. Tangisan misterius itu mulai terdengar hampir setiap malam. Warga yang mendengar suara itu merasa ketakutan, termasuk saya dan keluarga.

Malam Patroli dan Keberanian Nekat

Pada suatu malam, para warga sepakat untuk melakukan patroli. Mereka membawa senter, pentungan, dan beberapa alat lain untuk berjaga-jaga. Ayah saya ikut dalam patroli tersebut, sementara ibu menyuruh saya untuk tetap di rumah.

“Nak, jangan ke mana-mana. Tetap di kamar bersama ibu, ya,” ucap ibu, suaranya tegas namun lembut.

Namun, rasa penasaran saya tidak terbendung. Setelah ibu tertidur, saya nekat keluar rumah melalui jendela kamar. Saya ingin melihat bagaimana warga menangkap sosok pocong yang membuat desa ini resah.

Ketika saya sampai di gubuk tempat Pak Karno tinggal dulu, suasananya begitu mencekam. Tidak ada satu pun warga di sana. Saya mulai merasa ada yang aneh.

Tiba-tiba, suara tangisan terdengar dari arah samping gubuk. Saya menoleh perlahan, dan di atas atap gubuk, terlihat sesosok pocong dengan wajah berlumuran darah sedang menatap lurus ke arah saya.

Bertemu dengan Sosok Pocong

Pocong itu turun dari atap dan mulai mendekat ke arah saya. Wajahnya penuh darah, dan meskipun suaranya menangis, tidak ada ekspresi sedih di wajahnya. Saya terpaku, kaki saya terlalu lemas untuk bergerak. Ingin berteriak, tetapi suara saya seolah hilang.

“Kenapa kau di sini?” suara serak terdengar, seperti berasal dari arah pocong itu.

Saya tidak bisa menjawab. Sosok itu semakin mendekat, membuat jantung saya berdegup kencang. Saya merasa napas saya tersengal-sengal, dan pandangan saya mulai kabur. Setelah itu, saya tidak ingat apa-apa lagi.

Klik Disini, Daftar Sekarang.
Klik Disini, Daftar Sekarang.

Ritual Pengusiran

Ketika saya sadar, saya sudah berada di masjid, dikelilingi warga desa. Ayah langsung memeluk saya erat.

“Nak, kamu tidak apa-apa? Kenapa bisa sampai ke sana?” tanyanya, penuh kekhawatiran.

Saya hanya mengangguk pelan, masih merasa lemas. Malam itu, Ustaz Ramli memimpin doa di makam Pak Karno. Beliau juga menjelaskan bahwa sosok pocong yang muncul bukanlah arwah Pak Karno, melainkan jin kafir yang menjadi perewangan semasa hidupnya.

Setelah melalui ritual panjang, jin tersebut berhasil ditangkap dan dikunci dalam sebuah tasbih oleh Ustaz Ramli. Tasbih itu kemudian dibuang ke laut agar tidak lagi mengganggu desa.

Akhir dari Teror

Sejak kejadian itu, suasana Desa Sukamaju kembali tenteram. Tidak ada lagi suara tangisan misterius atau penampakan pocong. Namun, pengalaman itu meninggalkan trauma mendalam bagi saya. Meski sudah bertahun-tahun berlalu, bayangan wajah menyeramkan pocong itu masih terpatri di ingatan saya.

Kini, saya lebih percaya bahwa dunia gaib memang ada, dan kita harus selalu berlindung kepada Tuhan agar terhindar dari gangguan makhluk-makhluk tak kasat mata. Demikianlah Misteri Nusantara – Tangisan Pocong di KampungKu.

   === PREDIKSI HONGKONG HARI INI ===

Klik Disini, Daftar Platform Hongkong Aman dan Terpercaya Sejak 2014


Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *