Misteri Nusantara – Ternyata Santet Itu Ada Pada sekitar tahun 90-an, aku masih tinggal di rumah nenekku di sebuah desa kecil. Kami tinggal bersama kakak sepupuku yang perempuan, sebut saja namanya Sari (bukan nama sebenarnya). Setiap kali adzan Maghrib berkumandang, Sari sering kali jatuh pingsan dan kesurupan. Kejadian ini berlangsung hampir setiap hari, terkadang bisa berlangsung berjam-jam, bahkan hingga larut malam, sekitar jam dua pagi. Yang lebih mengerikan lagi, selalu terdengar suara benda seperti diseret-seret di plafon rumah.
Suara itu selalu mengiringi saat Sari kesurupan. Bahkan setelah hampir satu bulan kejadian itu terus berulang, kami yang serumah akhirnya bergantian menjaga Sari saat waktu Maghrib. Hari itu, giliran aku yang menjaga. Perasaanku berdebar-debar saat adzan mulai berkumandang. Suara benda yang diseret kembali terdengar dari atas plafon.
Suasana Mencekam
Anehnya, kali ini Sari tidak jatuh pingsan seperti biasanya. Dia tampak tenang, padahal biasanya dia sudah mulai tidak sadarkan diri. Saat aku mulai sholat, tiba-tiba terdengar suara keras.
Brakk!
Aku terkejut. Sari jatuh dan kepalanya membentur bufet. Dia kemudian tertawa terbahak-bahak dengan suara yang mengerikan dan mulai mengamuk. Semua anggota keluarga yang ada di rumah panik. Mereka segera membaca ayat-ayat suci dan berusaha menenangkan Sari. Aku sendiri tidak bisa fokus dalam sholat. Suasana malam itu menjadi sangat tegang dan mencekam.
Pertarungan Melawan Kejahatan
Malam itu, suasananya semakin kacau. Beberapa anggota keluargaku yang lain mulai kesurupan. Mereka terus membaca ayat-ayat suci sambil memegang Sari, karena jika tidak, dia akan terus membenturkan kepalanya ke benda-benda di sekitar rumah. Aku hanya bisa memerhatikan dan berdoa dalam hati. Hati kecilku berkata, “Ini harus selesai, tidak bisa terus begini.”
Anehnya, tepat setelah aku berpikir demikian, Sari langsung melotot ke arahku dan berteriak keras, “JANGAN SOK TAU LO!!!” Padahal, aku hanya berbicara dalam hati. Suara itu semakin mencekam. Aku merasa semakin takut, tapi aku tetap berusaha tenang.
Cahaya yang Menerangi Malam
Sekitar jam sembilan malam, Sari akhirnya sadar. Semua orang di rumah pun mulai tidur setelah seharian terjaga. Aku masih merasa tidak tenang dan memutuskan untuk menjalankan niatku. Aku ingin berdoa dan mencari tahu lebih banyak tentang apa yang sebenarnya mengganggu Sari.
Setelah itu, aku matikan lampu kamar dan mulai berdzikir dengan penuh keyakinan. Setiap doa yang aku baca terasa semakin lama dan melelahkan. Aku ingin sekali tahu apa yang sebenarnya terjadi pada Sari dan siapa yang mengganggu kami.
Namun, meskipun aku sudah berdzikir sepanjang malam, tidak ada tanda-tanda makhluk gaib yang muncul. Aku merasa lelah dan berakhir tidur sekitar pukul dua pagi.
Perjalanan Aneh di Tengah Malam
Saat aku berbaring di kasur, tiba-tiba terdengar suara bisikan halus di telingaku, “Baca Bismillah seribu kali.” Aku merasa sangat heran dan kesal. “Apaan sih lo, udah baca macem-macem nggak kelihatan apa-apa,” jawabku dalam hati. Namun, entah kenapa aku tetap mengikuti bisikan itu dan mulai membaca Bismillah. Begitu tubuhku bersandar di kasur, seolah-olah semuanya berubah.
Setelah hanya dua kali membaca Bismillah, aku merasakan sebuah perubahan yang aneh. Tiba-tiba aku merasa seolah-olah berada di dalam plafon rumah. Di sana, aku melihat sebuah kain putih yang bergerak-gerak di pojok plafon. Kain itu terbuka perlahan, mengungkapkan sebuah keris dengan sarungnya.
Keris dan Perjalanan ke Dunia Lain
Aku penasaran dan ingin melihat lebih dekat. Begitu keris itu terbuka, sebuah bau aneh yang menyengat mulai tercium. Dalam kebingunganku, aku berpikir untuk mengetahui siapa yang mengirimkan perbuatan jahat ini. Tanpa sengaja, aku merasa seperti berpindah tempat. Aku seolah-olah berada di dalam sebuah air, melihat gelombang di atas wajahku.
Anehnya, keris itu seolah-olah digunakan untuk mengaduk-aduk air tersebut. Aku merasa seperti berada di dalam air itu, dan aku bisa melihat bagian pinggir baskom dengan jelas. Sebuah pemandangan yang sangat aneh dan tak terduga.
Wajah yang Menatap dari Dalam Air
Air itu semakin jernih, dan aku mulai melihat dua wajah yang muncul dari dalamnya. Wajah seorang pria berusia sekitar 40 tahun, yang terlihat seperti seorang dukun, dan seorang perempuan yang aku kenal sangat baik. Wajah perempuan itu adalah Sari, sepupuku sendiri.
Pria itu berhenti mengaduk air dan mendekatkan wajahnya ke permukaan air. Mata kami bertatapan, dan aku bisa merasakan sesuatu yang sangat menakutkan. Tiba-tiba, pria itu melompat mundur dengan cepat, mencabut kerisnya, dan air di baskom itu tumpah.
Kembali ke Realitas
Sekejap kemudian, pandanganku kembali normal. Aku tiba-tiba sudah berada di dalam kamar, dan semuanya terasa lega. Entah bagaimana, perasaan takutku menghilang begitu saja. Sejak saat itu, Sari tidak pernah kesurupan lagi. Demikianlah Misteri Nusantara – Ternyata Santet Itu Ada.
=== SITUS AMAN dan TERPERCAYA ===
Klik Disini, Daftar Platform Game Online Aman dan Terpercaya Sejak 2014
Tinggalkan Balasan