Misteri Nusantara – Sosok Berbulu Hitam Namaku Rendra. Aku mempunyai dua kakak perempuan; yang satu sudah menikah dan memiliki anak, sementara kakak yang kedua, yang lebih muda, akan segera menikah. Menjelang pernikahan kakak keduaku, keluarga kami memutuskan untuk menyewa kamar di sebuah penginapan. Alasan utamanya adalah agar kami bisa menginap di tempat yang sama dengan aula yang akan digunakan untuk resepsi pernikahan kakakku keesokan harinya. Dengan begitu, kami tidak perlu repot berpindah-pindah tempat.
Penginapan ini terletak di kaki gunung, dengan udara sejuk dan pemandangan alam yang masih asri. Meskipun tidak terlalu jauh dari kota, ketika berada di sana, kami serasa bisa melupakan sejenak hiruk-pikuk kehidupan kota. Penginapan ini memiliki dua lantai dengan sekitar 20 kamar tidur. Di lantai bawah, terdapat lobi dan pintu masuk yang bersebelahan dengan aula besar yang akan digunakan untuk acara resepsi. Di bagian belakang aula, ada kolam renang dengan air pegunungan yang sangat jernih.
Kedatangan Kakak Pertama dan Rian
Hari itu, orang tuaku sibuk membantu persiapan pernikahan kakakku. Sore harinya, kakak perempuanku yang pertama datang bersama suami dan anak laki-lakinya, Rian. Setelah menaruh barang-barangnya di kamar, mereka langsung bergabung dengan orang tuaku untuk melanjutkan persiapan. Sementara itu, Rian dan ayahnya (kakak iparku) tinggal di kamarku.
Karena bosan, Rian merengek ingin berenang di kolam renang. Tanpa pikir panjang, ayahku mengajak Rian untuk berenang, dan aku pun ikut menemani mereka. Setelah berganti pakaian, kami bertiga turun ke lantai dasar dan menuju kolam renang.
Tanda-Tanda Aneh dari Rian
Awalnya, Rian tampak sangat menikmati permainan air di kolam renang. Namun, tiba-tiba ia berhenti, menatap ke atas, dan terlihat sangat ketakutan. Aku pun bertanya, “Rian, ada apa? Kenapa takut?” Rian hanya menggelengkan kepala dan tidak mengatakan apa-apa. Ia kembali bermain, meski masih terlihat gelisah. Aku tidak terlalu memikirkannya dan melanjutkan aktivitas bersama mereka.
Tidak lama kemudian, matahari mulai terbenam. Kami memutuskan untuk kembali ke kamar. Namun, ketika kami berjalan menuju kamar, Rian berhenti lagi dan mulai terlihat sangat ketakutan. Ia berkata bahwa tadi, saat berada di kamar, ia melihat bola melayang-layang di sana. Aku mencoba menenangkan, tetapi Rian malah menangis ketakutan.
Akhirnya, ayahnya membawa Rian berjalan-jalan sebentar sementara aku diminta memeriksa kamar. Aku pun segera naik ke lantai atas menuju kamar.
Kamar yang Menyimpan Teror
Setibanya di kamar, aku membuka pintu dan menyalakan lampu. Aku langsung menuju kamar mandi untuk berbilas setelah berenang. Baru beberapa detik aku berada di kamar mandi, tiba-tiba terdengar suara gaduh dari luar, seperti benda jatuh dan terbentur keras. Aku merasa penasaran, lalu keluar dari kamar mandi dan mengecek sekitar. Tidak ada yang aneh di tempat tidur, dan ketika aku melihat ke arah jendela, aku melihat sesuatu yang sangat mencurigakan.
Ada sosok yang menyembul dari balik gorden jendela. Sosok itu tampak seperti tubuh manusia yang sedang bersembunyi. Perlahan, aku mendekat untuk melihat lebih jelas. Tanpa berpikir panjang, aku mengambil bantal dan melemparkannya ke arah gorden. Sosok itu langsung menghilang.
Namun, perasaan tidak enak itu terus menggelayuti diriku. Aku segera menuju pintu kamar untuk keluar, tetapi begitu membuka pintu, aku hampir terjatuh ketika melihat sesuatu yang sangat mengerikan. Di depan pintu, berdiri sosok besar berbulu hitam. Sosok itu tingginya hampir menyentuh atap kamar. Aku menatap lebih dekat, dan sangat terkejut saat melihat bahwa sosok itu tidak memiliki kepala. Hanya ada tubuh dengan leher yang terpotong.
Aku panik, dan tanpa berpikir panjang, aku berlari kembali ke tempat tidur, menutup diriku dengan selimut dan bantal, sambil berdoa dengan keras.
Malam yang Mencekam
Tiba-tiba, aku mendengar suara napas yang berat dan menakutkan. Hawa panas menyelimuti tubuhku. Napas itu semakin kencang dan semakin dekat. Aku merasa ada sesuatu yang menggelitik tanganku, dan betapa terkejutnya aku saat melihat bahwa yang kupegang bukanlah bantal, melainkan sebuah kepala besar yang sangat menyeramkan. Wajahnya penuh dengan taring, matanya merah menyala, dan lidahnya menjulur panjang ke luar.
Aku berteriak ketakutan dan segera mencoba lari keluar dari kamar. Namun, saat berlari di atas ubin, aku terpeleset dan jatuh. Tiba-tiba, tubuhku terasa terinjak oleh sesuatu yang sangat berat, seakan ada kaki besar yang menindih punggungku. Aku hampir tidak bisa bernapas, dan rasanya sangat sulit untuk bergerak.
Di saat-saat terakhir, aku mendengar suara seperti benturan benda keras yang berulang, disertai dengan suara tawa menyeramkan. Saat aku melihat ke arah suara itu, sebuah kepala melayang-layang di udara, membentur tembok, dan tertawa dengan suara yang mengerikan. Kepala itu semakin mendekat, dan dengan sekuat tenaga, aku memaksakan diri untuk bangun dan berlari keluar dari kamar.
Di ujung tangga, aku akhirnya berpapasan dengan anggota keluargaku yang lain. Mereka terlihat terkejut melihatku dalam keadaan panik. Aku merasa sedikit lega, meskipun tubuhku masih gemetar karena ketakutan.
Mencari Penjelasan
Keesokan malam, setelah acara resepsi pernikahan, aku akhirnya memberanikan diri untuk bertanya kepada Rian mengenai bola misterius yang ia lihat di penginapan. Namun, Rian hanya terlihat bingung dan menggelengkan kepala, seperti tidak ingat apa-apa. Aku yakin apa yang ia lihat bukanlah bola biasa, melainkan sebuah kepala yang aku saksikan semalam.
Aku menceritakan kejadian itu kepada orang tuaku dan kakak-kakakku, namun hampir tidak ada yang percaya. Ayahku bahkan menyangka itu hanyalah halusinasi atau imajinasiku semata. Aku kecewa dengan tanggapan mereka, merasa bahwa apa yang aku alami benar-benar nyata.
Aku keluar dari rumah untuk menenangkan diri, tetapi saat sedang duduk di halaman depan, Rian tiba-tiba datang dan duduk di sebelahku. Sambil menunjuk ke arah pohon yang ada di halaman rumah, Rian berkata dengan tenang, “Tuh kak, ada yang ikut sama kakak…”
Aku menoleh dengan cepat dan melihat ke arah pohon. Perasaan dingin segera menjalar di seluruh tubuhku. Di sana, di balik pepohonan, aku melihat sosok yang sangat mirip dengan yang aku lihat di penginapan—sebuah tubuh besar tanpa kepala, berdiri diam menatapku dengan tatapan kosong. Demikianlah Misteri Nusantara – Sososk Berbulu Hitam.
=== SITUS AMAN dan TERPERCAYA ===
Klik Disini, Daftar Platform Game Online Aman dan Terpercaya Sejak 2014
Tinggalkan Balasan