Cerita tentang sinden, wanita yang memiliki suara merdu dan kerap tampil dalam pertunjukan wayang, telah lama menjadi bagian dari budaya tradisional Jawa. Namun, kisah seorang sinden yang terjerat dalam pengabdian kepada kekuatan gelap membawa sisi lain yang kelam dari tradisi ini. Seorang wanita muda yang bermimpi menjadi sinden terkenal akhirnya menghadapi konsekuensi menyeramkan akibat keputusan yang ia ambil.


Mimpi Besar Seorang Sinden

Ratri adalah seorang gadis desa yang tumbuh dengan suara merdu dan mimpi menjadi sinden terkenal. Ia sering mengikuti pertunjukan wayang di desanya dan bercita-cita bisa tampil di panggung besar suatu hari nanti. Kecintaannya pada seni tradisional membuatnya berlatih keras, bahkan di malam hari ketika orang lain sudah tidur.

Namun, mimpi besar Ratri terhambat oleh kenyataan pahit. Keluarganya miskin, dan ia tidak memiliki akses untuk mendapatkan pelatihan formal atau kesempatan tampil di acara-acara besar.


Pertemuan dengan Orang Misterius

Suatu malam, setelah tampil sederhana di sebuah acara desa, seorang pria tua berpakaian hitam mendatangi Ratri. Pria itu mengaku sebagai dukun yang mampu memberikan jalan pintas menuju ketenaran. Dia menawarkan bantuan kepada Ratri dengan syarat sederhana: mengabdikan diri pada kekuatan gaib.

Ratri yang merasa putus asa menerima tawaran itu tanpa banyak pertimbangan. Pria tua itu meminta Ratri mengikuti ritual khusus di sebuah hutan angker pada malam Jumat Kliwon. Dengan penuh rasa penasaran dan sedikit ketakutan, Ratri menjalankan ritual tersebut.


Ketenaran yang Didapat dengan Harga Mahal

Setelah ritual itu, kehidupan Ratri berubah drastis. Ia mulai mendapatkan tawaran tampil di acara-acara besar. Orang-orang terpesona dengan suaranya yang semakin merdu, dan setiap lagu yang dinyanyikannya mampu menyihir pendengarnya. Nama Ratri sebagai sinden berbakat pun melambung tinggi.

Namun, di balik ketenaran itu, Ratri mulai merasakan keanehan. Ia sering mengalami mimpi buruk, melihat bayangan hitam yang mengikuti ke mana pun ia pergi, dan mendengar bisikan-bisikan menyeramkan. Setiap kali ia tampil, rasa lelah yang luar biasa menyerangnya, seolah ada energi besar yang terkuras dari tubuhnya.


Kehidupan yang Dibalut Kengerian

Ratri akhirnya menyadari bahwa ada harga yang harus dibayar atas ketenaran yang ia peroleh. Ia mendapati bahwa setiap kali ia sukses tampil, ada anggota keluarga atau kerabat dekat yang jatuh sakit atau meninggal secara misterius.

Ratri mencoba melawan, namun kekuatan gaib yang mengikatnya terlalu kuat. Setiap kali ia berusaha berhenti menjadi sinden, kejadian aneh semakin sering terjadi, bahkan mengancam keselamatannya sendiri.


Penyesalan di Ujung Harapan

Dalam keputusasaan, Ratri mendatangi seorang dukun sakti di desanya untuk meminta bantuan. Dukun tersebut mengatakan bahwa Ratri telah mengikat janji dengan kekuatan jahat, dan untuk memutuskan hubungan itu, ia harus menjalani ritual berat yang penuh risiko.

Ritual pemutusan janji itu memerlukan pengorbanan besar. Ratri harus menyerahkan semua yang telah ia capai, termasuk ketenarannya sebagai sinden. Dengan penuh rasa penyesalan, Ratri menyetujui syarat tersebut. Ia menjalani ritual pemutusan di tempat yang sama dengan ritual awal, namun kali ini, ia harus melakukannya dengan kesungguhan hati untuk membebaskan diri.


Hidup Baru yang Penuh Kehati-hatian

Setelah ritual pemutusan selesai, Ratri kembali menjalani kehidupan sederhana di desanya. Ia kehilangan ketenarannya, tetapi ia merasa bebas dari bayang-bayang kegelapan yang selalu menghantuinya.

Ratri menggunakan pengalamannya untuk memperingatkan generasi muda tentang bahaya jalan pintas menuju kesuksesan. Ia mengajarkan bahwa kerja keras dan kejujuran adalah kunci utama untuk meraih impian, tanpa perlu mengorbankan nilai-nilai moral atau menyerahkan diri pada kekuatan gaib.


Kesimpulan: Pelajaran dari Ratri

Meskipun tradisi seni seperti sinden penuh keindahan, selalu ada sisi gelap yang bisa mengintai siapa saja yang mencoba melangkah di luar batas etika.

Ratri menunjukkan bahwa kesuksesan sejati terletak bukan hanya pada pencapaian, tetapi pada perjalanan yang ia tempuh dengan kejujuran dan hati yang bersih.


Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *